Wahyu Tuhan yang Menjelaskan tentang Hukum Tuhan di Alam Ruh
Daripadanya dapat terungkapkan dinamika hukum reinkarnasi dalam pentakdiran setiap makhluk-Ku. Dan sedapat-dapatnya Aku pun akan mengemukakan kondisi apa yang menyebabkan teradakannya inkarnasi. Sebab ada saja suatu ketentuan yang mempertemukan takdir lintas alam, sehingga terjadilah pengaplikasian hukum inkarnasi pada malaikat ataupun bidadari, yang juga disebut sebagai dewa dan dewi yang berinkarnasi terhadap seseorang.
Inkarnasi bisa disebutkan sebagai pencuatan inspirasi yang brilian pada diri seseorang yang mendapat suatu ide yang tanpa terpikirkan sebelumnya, dan ide itu belum pernah teradakan oleh dirinya dan betapa ide itu sangat berharga dan menjangkaukan pada suatu yang paling dicita-citakan atau diharapkan.
Kondisi itu semacam ‘Aha-Erlebnis atau Eureka Effect’. Dan kalau pencerahan terhadap ide brilian itu berkelanjutan hingga mencapai ketuntasan, demikian itu adalah peristiwa inkarnasi. Demikian itu pun memadai disebutkan sebagai pengurapan yang berjangka waktu sebentar.
Perubahan malaikat menjadi manusia tak menjamin malaikat sepenuhnya tetap menjadi suci murni. Dan sebagai manusia, ia tak sepenuhnya bisa menjaga sense kemalaikatannya sepenuhnya. Persoalan-persoalan duniawi yang menghadangnya menyebabkan dia mementingkan keputusan yang pragmatis. Namun manusia yang mempunyai ruh malaikat niscaya cerdas dan membuahkan ilmu yang sangat berguna untuk umat manusia dan memperbaharui peradaban.
Dari temuan teori E=MC2, Einstein berhasil menyibak misteri alam semesta sehingga memudahkan para ilmuwan mengembangkan teori turunannya, sehingga banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan fisika dan astronomi sesudahnya. Dan spiritualitas Einstein yang menyertai teorinya pun mengalami pengembangan yang akan sampai kepada kenyataan Wujud Tuhan Yang Bulat. Bahwa pengembangan spiritualitas dapat menyertakan konsep-konsep pemikiran Einstein.
Bahwa pemikiran Einstein yang kepepet oleh kekhawatirannya terhadap NAZI bisa dianggap sebagai kesalahan setitik tuba yang semoga tidak dianggap sebagai telah merusak kebenarannya yang sebelanga. Karena dia telah memperlihatkan penyesalannya dan telah mengundurkan diri. Ruh kesalahan itu bisa dihapus melalui penyesalan yang dalam. Terlebih bila tertambahkan oleh pahala-pahala kebajikan dari temuannya yang berguna untuk kemaslahatan umat manusia.
Ruh kesalahan itu bisa dibasuh dan lenyap melalui cara seperti itu, karena sungguh manusia itu sangat rentan melakukan kesalahan yang disengaja maupun tak disengaja.
Seorang manusia yang mempunyai ruh iblis dan ketika dia dalam perjalanannya sudah sampai kepada perjalanan berubah kodrat menjadi malaikat pun tak bisa menjauhi dosa atau membuahkan pikiran yang kontroversial. Adapun itu tak lepas dari kodrat manusia yang memiliki gen malaikat dan gen iblis. Maka manusia sulit menghindarkan diri dari hal-hal negatif yang tak disadarinya.
Gen malaikat kalau diasah melalui asupan pahala-pahala kebajikan, demikian dia bertahan pada kemurnian gen malaikat. Namun gen iblis masih bisa berkutat memberontak pada saat-saat tertentu, terutama pada saat ada hal-hal genting yang harus diatasi. Permasalahan manusia bila sudah menjadi genting, itulah kesempatan iblis untuk berulah, dan manusia sering terpojok olehnya sehingga bisa keliru karena mengambil jalan pintas yang menggampangkan tapi yang berisiko negatif.
Adapun makhluk itu, baru tak mempunyai kesalahan bila sudah menjadi malaikat sepenuhnya. Karena malaikat adalah ruh kebenaran dan kebajikan, serta kesucian.
Jadi kalau Einstein pernah didapati mengusulkan kepada Roosevelt penggunaan bom atom untuk memenangkan perang dunia kedua, itu tak lebih sebagai perasaan putus asa terhadap perilaku-perilaku manusia yang memberlarutkan perang dunia, karena senantiasa ada bangsa yang kaku dan bebal yang sulit ditangani dengan protokol kebijakan yang baik dan beradab sehingga demikian menjadilah situasi karut-marut kecuali dia dimusnahkan.
Sebagaimana NAZI berencana membuat bom atom, dan itu sangat mengkhawatirkan Einstein, maka Einstein mengusulkan kepada Roosevelt agar membuat proyek Manhattan untuk membuat bom atom supaya bisa mendahului NAZI.
Keberhasilan Proyek Manhattan membuka panorama baru yang mengerikan. Korban sipil dari pengeboman Hiroshima dan Nagasaki berjumlah lebih dari seperempat juta orang. Pada tahun 1949, Uni Soviet menguji coba bom atom pertama, yang mengarah ke perlombaan senjata nuklir dan Perang Dingin.
Albert Einstein kemudian menyatakan penyesalannya karena pernah mengusulkan pemerintah untuk mengembangkan bom atom. Demikian dia kemudian mengundurkan diri.
Beberapa ilmuwan terbaik dari awal abad ke-20 berpartisipasi dalam proyek Manhattan ini, termasuk Niels Bohr, Richard Feynman, Enrico Fermi, Leo Szilard dan Ernest Lawrence.
Pada 1939, Edward Teller, penemu Bom Hidrogen, merupakan salah seorang di antara tiga ilmuwan yang mendorong Albert Einstein untuk mengingatkan Presiden Franklin D. Roosevelt bahwa kekuatan nuklir bisa digunakan membentuk senjata baru yang menghancurkan. Pada 1941, sebelum bom atom pertama lahir, Enrico Fermi berpendapat bahwa fusi nuklir bisa lebih dahsyat.
Para ahli bom hidrogen bila mengetahui bahwa proyek percobaan-percobaan senjata nuklir itulah yang memicu anomali alam sehingga bumi pun berproses kiamat. Tak diketahui bagaimana memulihkan masalah semakin kejinya manusia menciptakan bom. Sedangkan pada saat ini banyak negara-negara yang terlibat dalam situasi sulit peperangan-peperangan dan penggunaan bom.
Sebagaimana sekarang ini ada negara Korea Utara yang selalu ingin mengancamkan nuklirnya. Ada Russia yang punya kekuatan persenjataan yang canggih tapi menakutkan karena cenderung membekingi Pemerintahan Bashar Al Assad dengan motivasi menjadi naungan bagi pihak-pihak antagonis supaya persenjataannya laku dan disegani oleh lawan politiknya.
Semua itu hanyalah permainan politik demi menguasai dunia. Kalau menghadapi para antagonis yang mempunyai negara, bagaimana untuk mengatasi persoalan dunia yang sudah sangat rentan mengalami kemungkinan perang dunia ketiga? Demikian negara-negara kaya memperbanyak persenjataan perang yang canggih dan nuklirnya.
Sesungguhnya bila ingin menilai performa Einstein ketika waktu itu, katakanlah itu hanyalah buah pemikiran yang putus asa. Betapa kami telah menyatakan informasi dari Tuhan bahwa Einstein terlahir membawa ruh malaikat. Itu sebabnya dia sangat jenius. Dan dalam performance-nya dia mengesankan dia dekat dengan Tuhan. Itulah tanda-tandanya.
Namun tak mungkin kami bisa membela Einstein bilamana dia tersalah fatal seperti itu. Peristiwa itu ada sebab dan akibatnya yang niscaya membuatnya terpikirkan untuk target menyudahi perang dunia melalui pembuatan bom atom.
Tulisan ini tak ditujukan untuk membenarkannya atas apa pun yang diputuskannya, karena kami sudah menyatakan bahwa ruhnya dikaruniai Tuhan ruh malaikat. Bahwa kami pun tak mengenalnya dari dekat untuk membedah alam pemikirannya saat dia tergelincir mengusulkan pembuatan bom atom kepada Roosevelt. Demikian kami juga tidak membenarkan bila dia mempunyai kesalahan yang fatal. Semua itu adalah kontroversi darinya, yang disadari atau tidak disadari telah membuahkan kefatalan, maka semua itu terpulang kepada perimbangan Tuhan.
Adapun progres ruh atas orang-orang yang diberi ruh malaikat oleh Tuhan sebagaimana kini banyak orang yang mendapatkan karunia seperti itu. Seperti yang kami sudah pernah jelaskan tentang ruh anak-anak indigo adalah anak-anak yang terlahir membawa ruh malaikat. Kejeniusan semacam Einstein ini bisa banyak didapati melalui kelahiran anak-anak indigo dan anak-anak yang super cerdas dan amat berbakat.
Kenyataan ini sudah sering diberitakan oleh media. Demikian banyak kelahiran ajaib di tengah-tengah umat manusia. Namun itu adalah pengimbangan kuota di kalangan manusia yang akan berubah kodrat menjadi iblis atau berkurangnya jumlah manusia yang berakhlak dan yang bermoral. Dan itu memperkeruh gen manusia secara umum. Maka untuk pemurnian gen manusia baik, demikian Tuhan memaksakan malaikat terlahir jadi manusia. Bak penjernihan air di danau yang keruh dan penuh sampah.
Adapun kalau Tuhan memperhitungkan kesalahan Einstein itu sebagai kesalahan yang mewajibkan-Nya mengubah takdir Einstein dari orang yang jenius dan terlahir kembali menjadi orang yang kurang jenius atau orang yang biasa saja tanpa kelebihan, maka itu terpulang kepada Perimbangan Tuhan sendiri. Nan, kecerdasan itu yang pernah dikaruniakan kepada orang-orang jenius bisa dicabut kembali oleh Tuhan ataupun dikurangi saja. Ketetapan-Nya niscaya sesuai dengan Penilaian-Nya terhadap kesalahan seseorang.
Adapun bila Einstein amat terpuji dan dipuja sebagai ilmuwan dunia yang sukses dengan teori dan rumusnya yang terkenal itu, namun sebagai manusia dia bukanlah dewa, maka dia masih bisa tersalah. Kalau Tuhan menganggap kesalahannya itu sudah ditebusnya melalui penyesalannya dan pengunduran dirinya, sedangkan ilmunya yang bermaslahat mendunia bisa dijadikan kompensasi atas kesalahan itu, ketika dia terlahir lagi nun, dia tetap dapat pengakuan sebagai saintis dunia yang terpuji.
Namun dimungkinkan saja kalau dia mempunyai kesalahan fatal, dan bila itu dianggap Tuhan harus dihukum, maka dia akan terlahir menjadi orang biasa yang tak secerdas dan sesukses Einstein. Bisa dimungkinkan dia kemudian menjadi manusia biasa yang tak terlibat dalam publisitas selebriti keilmuan, sebagaimana dia dahulu. Dan itulah relativitas takdir dan kodrat manusia. Hanya Tuhan yang tahu.
Namun kami bila mencantumkan ruh Einstein adalah ruh malaikat itu adalah karena demikian pemberitahuan Tuhan kepada kami, tanpa mengurangi dan melebihkan.
Mengenali Tuhan melalui pembagian Ruh-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya adalah suatu hal yang sesungguhnya tidak baru. Semua orang juga tahu bahwa ruh itu pemberian Tuhan. Bahwa Ruh Tuhan itu mengglobal dan ada kebakuan sistem pembagian aliran Ruh-Nya dari keliputan ruh pada Kemahaglobalan Diri-Nya, mungkin itulah yang baru.
Seluruh keliputan Kemahaglobalan Diri-Nya yang Maha Bulat, mulai dari seluruh permukaan bagian luar Kemahaglobalan-Nya adalah basis ruh yang terkait sepenuhnya dengan koordinat pusat ruh yang berada di tengah-tengah Kemahaglobalan-Nya. Dari titik pusat koordinat Ruh Tuhan itu memancar ke seluruh penjuru memenuhi ruang Kemahaglobalan Tuhan.
Dengan memperhitungkan pembalasan karma pada setiap orang, Tuhan menempatkan Ruh-Nya pada rahim seorang ibu yang keadaan nasib bayi itu kelak sesuai dengan garis peruntungan orangtuanya. Oleh karena itu, ada bayi yang lahir di dunia oleh orang tua yang penuh penderitaan. Tapi ada bayi yang lahir dari orang tua yang mapan dan terhormat.
Pangeran William dan Kate Middleton menimang bayinya yang baru lahir dan dielu-elukan masyarakat yang sengaja berkumpul menantikan pasangan itu keluar dari rumah sakit. Kebahagiaan hidup bayi Charlotte Elizabeth Diana di dalam kalangan Kerajaan Inggris, niscaya karena dia dipatutkan terlahirkan di istana Buckingham, karena dia adalah reinkarnasi Diana.
Maka sungguh secara naluri, tanpa disadari kedua orang tuanya, pemberian nama bayi itu sama dengan identitas ruhnya yaitu Lady Diana. Jadi pemberian nama Diana itu tak kebetulan, tapi sudah terinspirasikan supaya mudah bagi kami menjelaskan hukum reinkarnasi. Sungguh karunia Rahmat ataupun Pembalasan Tuhan itu berelevansi pada kebajikan atau perbuatan dosa yang amat relatif jenis dan kadarnya.
Apa gen iblis itu? Itu adalah gen jahat yang ada pada setiap manusia. Pada diri manusia selalu ada gen baik dan gen jahat, sebagaimana Tuhan menciptakan manusia pertama dan yang kedua adalah sepasang, laki-laki dan perempuan. Dan Tuhan menciptakan laki-laki dengan menyematkannya ruh malaikat dan ruh iblis kepada perempuan.Tuhan menciptakan manusia pertama adalah laki-laki sebagaimana Adam dan Adam diberikan ruh malaikat. Dan pasangannya, Hawa, ruhnya diambil dari golongan iblis. Adapun itu merupakan aplikasi Kemahaadilan Tuhan atas semua makhluk-Nya. Demikian anak-anak Adam dan Hawa mewarisi kedua gen, yaitu gen malaikat dan gen iblis.
Daripada menggadang-gadang temuan ‘gen tuhan’ pada diri manusia, padahal kami menyatakan itu tak dibenarkan menggunakan istilah ‘gen tuhan’, dan sebaiknya yang digunakan adalah gen baik atau gen malaikat. Karena di sisi yang berlawanan ada gen iblis dalam diri manusia. Siapa yang bisa menyangkalinya kalau sesungguhnya umat manusia itu tak ada yang tak berdosa. Itu karena manusia memiliki gen iblis. Dan umat manusia itu cenderung lebih memilih dosa daripada menjauhi dosa. Tapi banyak juga orang yang berhasil dengan prestasinya dan menyumbangkan ilmunya serta rezekinya menjadi kemaslahatan. Demikian itu gen baiknya menerobos mendominasi.
Adapun anggapan saintis bahwa terdapat ‘gen tuhan’ dalam tubuh manusia, kesimpulan itu disebabkan oleh adanya kepatuhan terhadap Tuhan secara umum di masyarakat dan kebutuhan rohani terhadap Tuhan. Tapi itu tak dapat menjawab Kebutuhan Tuhan terhadap manusia, ataupun sebaliknya kebutuhan manusia terhadap Tuhan. Itu semacam sinyalemen yang kontraproduktif dan nugatory. Menjadi kontraproduktif karena tak ada yang bisa diadaptasikan melalui pengertian itu. Bilamana ilmu ingin diproduktifkan niscaya melalui lingkaran ilmu itu sendiri. Sedangkan peluruhan ilmu bisa sampai kepada hal-hal yang nonsense, kalau itu ingin dipakai untuk membuktikan adanya ‘gen tuhan’ pada manusia.
Penamaan Tuhan dalam ilmu gen mau tak mau kesakralan Nama Tuhan terbawa-bawa, padahal kesamaan nama itu niscaya tak diberkati Tuhan sehingga penamaan Tuhan pada gen hanya akan menulahi dan menjadi hal-hal yang kontraproduktif.
Penamaan ‘gen tuhan’ tak bisa sampai kepada sesuatu hal yang dapat dikaitkan dengan produktivitas Ketuhanan dalam diri manusia. Dan itu pun dapat dinyatakan sebagai teori ilmiah nugatory, suatu hal yang bukan-bukan, maka sia-sia. Kalau ‘gen tuhan’ ada pada manusia, mengapa yang dominan pada manusia itu justru kecenderungan melakukan dosa? Untuk itu saja bisa diacukan sebagai suatu pertanyaan.
Bahwa perfeksi ilmu genetika harus melibatkan pengetahuan tentang hukum karma yang terkait sepenuhnya dengan hukum reinkarnasi dan hukum regulasi ruh. Bahwa dalam penjelasan kami sekarang ini terdapat suatu hal yang harus dipentingkan, yaitu perubahan habitat manusia terkait dengan hukum genetika dari sisi Tuhan. Bahwa dosa-dosa seorang ibu dan suaminya mengakibatkan mereka akan memperanakkan anak yang nakal dan bertabiat buruk. Dan orang tua yang budiman dan sejahtera mendapat anak yang juga baik dan gampang dididik. Kekualatan suatu bangsa terhadap Tuhan dapat mengubah habitat bangsa itu. Demikian alur hukum genetika dari sisi Tuhan yang senantiasa mempertimbangkan hukum karma dan hukum reinkarnasi.
Perfeksi ilmu astrofisika tak bertentangan dengan penggalian ilmu genetika. Dan perfeksi ilmu genetika sedang dibuka Tuhan lebih dalam jalurnya dengan menjelaskan lebih baik tentang dunia ruh, sambil mengemukakan kontroversi komunikasi ruh antara jin atau iblis dengan manusia. Dengan menguraikan hal yang sebenarnya terkait komunikasi yang murni dengan malaikat dan dengan Tuhan, maka itu dapat menjelaskan bagaimana menyikapi kebenaran yang sesungguhnya. Itu karena manipulasi atas kebenaran sudah meluruh ke ranah hukum. Padahal, semestinya lembaga hukum itu adalah garda pelindung kebenaran dan penghukum kriminalitas.
Seringkali orang menganggap autisme adalah sebuah penyakit, namun autisme merupakan gejala keterbatasan gangguan perkembangan. Penderita autisme memiliki kesulitan berkomunikasi dan memahami perkataan dan perasaan orang lain. Penderitanya memiliki masalah interaksi sosial.
Menurut kami, autisme itu bukan penyakit atau suatu kelainan, melainkan perambahan kodrat dari jin ataupun hewan ke manusia. Maukah manusia mengakui hal itu? Para ahli kejiwaan tak sependapat dengan pernyataan kami ini karena mereka lebih mengakui ilmu kejiwaan yang mereka miliki.
Para peneliti memperkirakan kombinasi gen dalam keluarganya menyebabkan subtype autisme. Dan penyebabnya adalah bahan kimia atau obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh ibu selama dalam kehamilan berperan dalam gejala autisme. Dan autisme ditengarai berkaitan dengan tingkat phenylketonuria, gangguan metabolisme yang disebabkan tidak adanya hormon tertentu atau karena virus rubella dan penyakit celiac dan tidak mampu menoleransi gluten dalam tepung.
Dunia pernah dikagetkan dengan kejadian berdarah yang menghabisi 26 orang yang tidak bersalah yang rata-rata adalah anak-anak di bawah usia 7 tahun. Kejadian ini terjadi di kota Connecticut Amerika Serikat. Setelah diselidiki ternyata pelakunya berumur 20 tahun dan diduga mengidap gangguan autisme.
Cerita horor ini melukiskan pengidap autisme bisa menjadi pembunuh sadis di luar kesadarannya. Ini berbeda dengan pembunuh yang kerasukan atau pembantaian massal oleh tokoh kejam yang tak berperi kemanusiaan. Adapun naluri jenis ruhnya yang sedang terbangkitkan kebinatangannya yang sedang menguasai penderita autisme tersebut, selayak kebuasan harimau yang sedang kelaparan. Peristiwa horor tersebut tak dinyana bisa dilakukan oleh penderita autisme. Tapi perhitungan karma terhadap pelakunya akan memastikan dia sedang menuju kodrat menjadi binatang buas. Dan itulah persilangan jalan penderita autisme. Ada yang sedang diperjalankan dari kodrat hewan ke kodrat manusia dan ada yang dari kodrat manusia ke kodrat hewan. Masa transisi kodrat itulah yang ditengarai sebagai autisme.
Penderita autisme mengalami masalah interaksi sosial dan kesulitan berkomunikasi dan mengalami sindrom imajinasi mengakibatkan gangguan mendidik anak oleh kedua orang tua yang memiliki anak autis. Peranan orang tua yang penuh kasih dan sabar sangat diperlukan untuk menenangkan anak-anak autis. Namun, adakalanya anak-anak autis sangat nakal dan susah diatur dan terkadang berbahaya sehingga sangat menyusahkan orang tuanya dan keluarganya.
Jangan gampang melakukan dosa karena dosa itu bertulah. Dan karma dosa itu niscaya menyusahkan dan merugikan atau mempermalukan. Saat ini Tuhan sedang mengadakan pembalikan atas dosa. Dan pembalikan-Nya niscaya menyengsarakan dan mempermalukan. Dosa korupsi tak terbilang dan seperti pepatah mengatakan gugur satu tumbuh seribu atau satu hilang seribu terbilang. Pengadilan Tuhan sudah akan digelar, tak ada pendosa yang akan dibiarkan Tuhan.
Bagaimana jalan takdir manusia bisa bertukar kodrat menjadi binatang?
Ketika suatu negara mengalami kebuntuan hukum, padahal bangsanya sedang kehilangan kepercayaan terhadap hukum dan kebenaran, maka orang-orang yang melakukan perbuatan pelanggaran hukum atas nama hukum sedangkan dia dipercaya sebagai penegak hukum, sedangkan masyarakatnya sangat mendambakan kebenaran dan penegakan hukum, maka kepada merekalah yang melakukan pelanggaran hukum atas nama hukum dipertanggungkan terhadap kondisi kebuntuan hukum di negaranya.
Demikian Penghakiman Tuhan terhadap mereka adalah perubahan kodrat lintas makhluk. Karena dosa mereka terlipatgandakan sebanyak orang yang merasakan kebuntuan hukum itu dan yang sangat menyesalkan ketidakadilan tersebut, sedangkan mereka semua mendambakan kebenaran dan hukum ditegakkan. Keputusasaan semua orang terhadap kebuntuan hukum itu menjadikan mereka patut dibalaskan Tuhan dengan hukuman perubahan kodrat.
Penegak hukum yang melakukan kesemena-menaan dan mengatasnamakan hukum, sedangkan publik mengamati perbuatannya dan ditentang tapi dia tak mau merubah sikapnya, padahal dia jelas melakukan pelanggaran hukum. Dan ketika pra-peradilan pun membenarkannya dan kemudian Mahkamah Agung tak berdaya untuk bertindak adil, demikian penegak hukum itu terancam bertukar kodrat menjadi binatang atau hewan buas.