Tags
alam semesta, astrofisika, autisme, biologi molekular, DNA, elektromagnetik, gen iblis, gen malaikat, gen tuhan, genetika, genome, hubble, indigo, karma, kerasukan, kimia, lady diana, makrokosmos, mengenal Tuhan, mikrokosmos, penciptaan adam dan hawa, pensucian, reinkarnasi, sinar gamma, spektrum, wahyu tuhan
Dengan memperhitungkan pembalasan karma pada setiap orang, Tuhan menempatkan Ruh-Nya pada rahim seorang ibu yang keadaan nasib bayi itu kelak sesuai dengan garis peruntungan orangtuanya. Oleh karena itu, ada bayi yang lahir di dunia oleh orang tua yang penuh penderitaan. Tapi ada bayi yang lahir dari orang tua yang mapan dan terhormat.
Pangeran William dan Kate Middleton menimang bayinya yang baru lahir dan dielu-elukan masyarakat yang sengaja berkumpul menantikan pasangan itu keluar dari rumah sakit. Kebahagiaan hidup bayi Charlotte Elizabeth Diana di dalam kalangan Kerajaan Inggris, niscaya karena dia dipatutkan terlahirkan di istana Buckingham, karena dia adalah reinkarnasi Diana.
Maka sungguh secara naluri, tanpa disadari kedua orang tuanya, pemberian nama bayi itu sama dengan identitas ruhnya yaitu Lady Diana. Jadi pemberian nama Diana itu tak kebetulan, tapi sudah terinspirasikan supaya mudah bagi kami menjelaskan hukum reinkarnasi. Sungguh karunia Rahmat ataupun Pembalasan Tuhan itu berelevansi pada kebajikan atau perbuatan dosa yang amat relatif jenis dan kadarnya.
Berapa banyak dan berapa ragam jenis ruh di alam semesta? Tapi Tuhan sanggup memilah-milah ruh alam dan ruh manusia atau ruh flora dan fauna dan ruh malaikat dan ruh iblis. Kepada Tuhan-lah terpulang penentuan nasib masing-masing. Menjadi manusia adalah menjadi makhluk yang bermartabat tinggi karena dengan menjadi manusia seseorang bisa menjadi mulia dan terhormat.
Kini manusia dapat mengurai informasi dari tes DNA. Setiap organisme memiliki genome yang mengandung informasi biologis yang diperlukan untuk membangun tubuhnya dan mempertahankan hidupnya serta diwariskan ke generasi berikutnya.
Dengan sejumlah interaksi kompleks urutan nukleotida, komponen penyusun asam nukleat digunakan untuk membuat semua protein pada suatu organisme pada waktu dan tempat yang sesuai. Protein ini menjadi komponen pembentuk tubuh organisme atau memiliki kemampuan membuat komponen pembentuk tubuh tersebut atau mendorong reaksi metabolisme yang diperlukan untuk hidup.
Genome dalam ilmu genetik dan biologi molekular modern adalah keseluruhan informasi genetik yang dimiliki suatu sel atau organisme. Sementara secara fungsi, dapat terbagi menjadi gen-gen.
Selanjutnya manusia modern kini dapat mengenali hukum karma melalui tipologi gen dan DNA serta genome, karena sains sudah dapat mengungkapkan adanya gen yang disebutkan oleh saintis sebagai ‘gen tuhan’. Tapi sebutan ini tak mensakralkan Tuhan. Kemahaesaan dan Kemahakuasaan Tuhan tak bisa diverbalisasikan meluruh ke dalam ilmu biologi molekular.
Seluruh ciptaan Tuhan mendapatkan ruh dari Tuhan sehingga menjadi hidup atau berperan dalam kehidupan di alam semesta (sifat benda-benda). Tapi tak serta-merta manusia bisa menyatakan ada ‘gen tuhan’ pada manusia, karena Tuhan tak bisa dipersonalkan. Bilamana pengamatan atas gen pada seseorang dan terdeteksi ‘gen tuhan’ lebih tampil pada dirinya, maka dia pun bisa dianggap sebagai personifikasi dari Tuhan. Tuhan Yang Termaha dari segala yang maha tak mungkin bisa dipersonalkan melalui sesuatu yang terbilang dan terpersonifikasi melalui suatu teori manusia saja.
Kepakeman suatu teori, jangan diartikan teori itu sudah memenuhi kaidah kesempurnaan. Adapun manusia itu selalu saja memiliki keterbatasan ilmu dan perkiraan estimasi yang tak lengkap. Perfeksi keilmuan baru bisa sempurna bila terdapat perpaduan dan konjungsi dari hasil temuan-temuan yang lengkap. Dan setiap cabang ilmu yang terpadu dalam suatu teori itu, juga sudah paripurna teruji. Dan pencapaian itu adalah Karunia Tuhan semata, itu kalau para ahli tidak meneroboskan ilmunya kepada Kehakikian Tuhan. Niscaya kalau tak menghargai Eksistensi Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia pun akan memperlihatkan kemudaratan dari ilmu itu.
Yesus dituhankan karena mukjizatnya dan kecintaan umatnya kepadanya. Personifikasi gen tak laik melibatkan Nama Tuhan. Yesus saja telah tersepakati sebagai Tuhan, karena telah dinyatakan sebagai anak tunggal Tuhan. Dan kalau Tuhan sudah memberitahukan Wujud-Nya yang Bulat dan Maha Besar, nan di dalam Kemahabulatan-Nya itu Dia meliputi seluruh benda semesta yang tak terbilang jumlahnya, maka patutkah Tuhan mempunyai istri dan mempunyai anak? Pengertian anak-anak Tuhan adalah karena sebutan itu terpakai oleh Tuhan untuk mengutarakan kecintaan-Nya kepada Utusan-Nya dan kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya. Itu hanya ungkapan pengkudusan terhadap orang yang terpilih jadi Rasul-Nya.
Sebaliknya, Tuhan yang mengaruniai mukjizat dan kemuliaan pada seseorang, niscaya karena manusia dialiri Ruh Tuhan, sehingga ketika Tuhan memilih dia sebagai Utusan-Nya kuantitas aliran Ruh Tuhan kepadanya diperbesar ‘volumenya’ supaya Utusan-Nya itu dapat menyambungkan Wahyu-wahyu-Nya ke dunia manusia.
Maka sesungguhnya seorang Utusan Tuhan bermukjizat dan dimuliakan umatnya nyatanya hanya karena Tuhan ikhlas memberi kuantitas aliran Ruh-Nya yang lebih spesifik dan berkenan memberikan Mukjizat-Nya. Tanpa itu, seseorang bukanlah siapa-siapa. Maka keegoan terhadap agama dan pemutlakan pemuliaan terhadap Rasul-rasul Tuhan ingin kami sadarkan melalui penjelasan kami ini.
Keterhubungan ruh-lah yang mengaitkan makhluk-makhluk-Nya dengan Tuhan. Tapi gen manusia tak bisa disebutkan mengandung ‘gen tuhan’. Adapun kalau itu mau didalilkan, maka para saintis perlu memikirkan bahwa kalau dalam tubuh manusia ada ‘gen tuhan’, bagaimana ada kejadian pengutukan terhadap manusia yang terkutuk? Tuhan tak mungkin mengutuk manusia yang memiliki gen dari Diri-Nya di tubuh manusia. Maka keterkutukan seseorang bisa dianggap sebagai Tuhan mengutuk bagian dari Diri-Nya sendiri.
Padahal kalau ‘gen tuhan’ bisa ditandai, tentunya gen iblis pada diri manusia juga bisa ditandai. Dengan tujuan apa Tuhan mempersaingkan ‘Gen’-Nya dengan gen iblis? Kontaminasi gen baik oleh gen jahat itu dapat berarti ‘gen tuhan’ terkalahkan oleh gen iblis. Itu tak boleh terjadi!
Seberapapun nilai-nilai Keilahian itu, jangan dicampur-adukkan dalam istilah sains supaya alur ilmu pengetahuan tak merambahi Kemahasakralan Tuhan. Kekualatan manusia kepada Tuhan sulit terbendung kalau melalui elegi kekualatan saintis, apalagi kalau ilmu mereka sudah dijadikan kepakeman oleh masyarakat sains. Sedangkan masyarakat sains tak paham kutukan terhadap kekualatan terhadap Tuhan melalui sains. Yang mereka tahu hanyalah seseorang menghasilkan temuan yang membahayakan atau yang menyesatkan, atau ilmunya terbuntu dan mengakibatkan dilematika sains.
Banyak orang bangga dengan temuan ilmunya, tapi sedikit yang dapat dibakukan ilmunya. Dan dari yang sedikit masih ada yang pembakuan ilmunya dipersoalkan karena dilemanya atau kemudaratan buah simalakamanya cukup besar. Seperti halnya penemuan dinamit oleh Alfred Nobel yang berguna untuk membuka lahan pertambangan. Nun, ketika sudah berkembang menjadi bom nuklir, tetap masih ada yang menganggap itu berguna demi supremasi kekuatan persenjataan. Demikian banyak negara-negara yang sudah memiliki bom nuklir supaya disegani oleh bangsa-bangsa lain. Nan itu problematika sains terkini. Tapi bumi sekarang ini sedang berproses kiamat, tak lain itu disebabkan percobaan-percobaan bom nuklir dan maraknya terorisme menggunakan bom.
Demikian keilmuan itu harus diimbangi dengan spiritualisme yang dapat membawa manusia modern percaya dan beriman kepada Tuhan. Sesungguhnya semakin canggihnya peralatan perang itu, nun itu dapat dipastikan sebagai produk bimbingan iblis. Karena Tuhan membenci peperangan, maka niscaya ilmu itu bukan Karunia Tuhan. Maka sebaiknya para saintis memilih jalur keilmuannya yang bermaslahat untuk manusia, karena sesungguhnya Tuhan itu Maha Pemurah terhadap Ilmu-Nya dan pengembangan ilmunya dan niscaya Tuhan pun menginginkan peradaban umat manusia itu menjulang tinggi.
Maka jangan ragukan ilmu pengetahuan yang baru dari Tuhan ini diberkati oleh-Nya. Adalah sebaiknya para saintis memilih mengikuti informasi Petunjuk Tuhan ini, supaya ilmu pengetahuan bisa mengarah kepada penyempurnaannya dan tak mengandung mudarat.