Tags
alam semesta, astrofisika, autisme, biologi molekular, DNA, elektromagnetik, gen iblis, gen malaikat, gen tuhan, genetika, genome, hubble, indigo, karma, kerasukan, kimia, lady diana, makrokosmos, mengenal Tuhan, mikrokosmos, penciptaan adam dan hawa, pensucian, reinkarnasi, sinar gamma, spektrum, wahyu tuhan
Bahwa perfeksi ilmu genetika harus melibatkan pengetahuan tentang hukum karma yang terkait sepenuhnya dengan hukum reinkarnasi dan hukum regulasi ruh. Bahwa dalam penjelasan kami sekarang ini terdapat suatu hal yang harus dipentingkan, yaitu perubahan habitat manusia terkait dengan hukum genetika dari sisi Tuhan. Bahwa dosa-dosa seorang ibu dan suaminya mengakibatkan mereka akan memperanakkan anak yang nakal dan bertabiat buruk. Dan orang tua yang budiman dan sejahtera mendapat anak yang juga baik dan gampang dididik. Kekualatan suatu bangsa terhadap Tuhan dapat mengubah habitat bangsa itu. Demikian alur hukum genetika dari sisi Tuhan yang senantiasa mempertimbangkan hukum karma dan hukum reinkarnasi.
Perfeksi ilmu astrofisika tak bertentangan dengan penggalian ilmu genetika. Dan perfeksi ilmu genetika sedang dibuka Tuhan lebih dalam jalurnya dengan menjelaskan lebih baik tentang dunia ruh, sambil mengemukakan kontroversi komunikasi ruh antara jin atau iblis dengan manusia. Dengan menguraikan hal yang sebenarnya terkait komunikasi yang murni dengan malaikat dan dengan Tuhan, maka itu dapat menjelaskan bagaimana menyikapi kebenaran yang sesungguhnya. Itu karena manipulasi atas kebenaran sudah meluruh ke ranah hukum. Padahal, semestinya lembaga hukum itu adalah garda pelindung kebenaran dan penghukum kriminalitas.
Kalau oknum penegak hukum dan praktisi hukum saja sudah terlibat dalam pemanipulasian hukum dan memperdagangkan keadilan, maka sesungguhnya mereka itu di bawah pengaruh dari ‘dewa’ kegelapan yang sedang aktif menyarukan kepastian hukum dan kebenaran. Jebakannya yang berhasil terhadap para penegak hukum dan oknum pengadilan serta para praktisi hukum dapat dinyatakan sebagai keberhasilan dajjal menguasai manusia. Bilamana dunia hukumlah yang berantakan, demikian iblis pun sukses.
Adapun sungguh banyak jin atau iblis yang sangat suka didewa-dewakan dan dipuji, maka dia pun mencari cara untuk menjadi raja atau ratu di dunia manusia. Tapi tanpa disadari manusia, penyesatannya beresiko berat bagi umat manusia.
Sebagaimana pemujaan terhadap ratu pantai selatan Nyi Loro Kidul di Indonesia, niscaya akan menjerat pengikutnya ikut bersamanya menghadapi Penghakiman Tuhan. Banyak orang kagum dan percaya kepadanya, padahal dia adalah dajjal atau Lucifer yang kami maksudkan sebagai iblis yang berkuasa dan paling menentukan nasib Indonesia. Bahwa penyesatannya telah mengakibatkan kemusyrikan yang meluas di masyarakat, dan itu adalah pengkhianatan terhadap kemutlakan Kemahaesaan Tuhan.
Adapun pengaruh kemusyrikan itu lekat dengan dosa-dosa karena dari kemusyrikanlah umat manusia gampang terjerumus melakukan dosa-dosa. Demikian seseorang yang musyrik tak bisa bertahan dari godaan-godaan iblis dan godaan-godaan duniawi. Itu karena ketahanan imannya lemah. Struktur kerohanian yang murni dalam diri seseorang tertutupi oleh dosa kemusyrikan yang semakin lama semakin menebal. Demikian seseorang berubah sifat menjadi penjahanam.
Bilamana kemusyrikan itu dianut oleh masyarakat, maka berubahlah habitat bangsanya menjadi penjahanam. Demikian itu berpengaruh pada perubahan genetika pada suatu bangsa.
Bayangkan kalau kemusyrikan sudah mendominasi pada suatu bangsa, sedangkan dosa kemusyrikan dinyatakan Tuhan dapat berpengaruh pada perubahan genetika, regenerasi bangsa itu pun mengalami pembusukan generasi. Kriminalitas di usia remaja pun meningkat. Jangan heran dengan maraknya begal motor yang melibatkan anak-anak remaja, pecandu narkoba di usia remaja dini dan pembunuh cilik serta wabah prostitusi di kalangan remaja (cabe-cabean).
Adapun setelah gen iblis dominan dalam suatu masyarakat, pernikahan di antara mereka semakin mengeruhkan gen, anak-anak dari hasil pernikahan orang-orang yang tak memandang penting norma-norma susila, kebenaran dan kebajikan tentu akan larut pada penyimpangan karakter. Tanpa disadari penggabungan dua karakter yang tak berkualitas itu akan menurunkan generasi-generasi hitam, semacam generasi narkoba atau pembegal atau autisme.
Dengan adanya penjelasan kami ini hendaknya para saintis genetika mau memikirkan penyelamatan kodrat manusia dengan mencoba memilah gen baik dengan gen jahat dengan cara menganjurkan calon pasangan pengantin memeriksakan DNA-nya sebelum menikah.
Mencegah perambahan gen jahat ke orang baik-baik dan yang budiman harus mulai diadakan, karena siapa yang akan menjaga gen baik tak tercemari oleh gen jahat kalau bukan para ahlinya. Pemilahan itu bisa dilakukan dengan tes DNA sebelum menikah. Dan kalau didapati salah satu pasangan mereka ternyata memiliki gen jahat yang dominan, hendaknya direferensikan untuk membatalkan pernikahannya. Tapi hal itu beresiko bagi orang yang sudah terlanjur saling mencintai.
Bagaimanapun referensi itu bisa diutarakan melalui perjanjian pra-nikah yang dipersyaratkan oleh undang-undang yang sengaja diadakan untuk itu. Bilamana suatu bangsa ingin mencegah perubahan habitat dalam bangsanya, dan pula ingin memadamkan gelora dominasi iblis di tengah bangsanya, maka perlu diadakan kewaspadaan memilih pasangan. Bila itu disosialisasikan secara serius oleh pemerintah sebagaimana pernah diadakan program keluarga berencana, kami rasa semua orang di dunia ini niscaya tak mau dicemari gen baiknya hanya karena cinta.
Cinta itu bisa didapatkan kembali dari orang yang lain yang terbukti memiliki gen baik. Demikian cinta harus dikedepankan menjadi suatu pilihan untuk perbaikan generasi. Memiliki pasangan yang sama-sama baiknya akan menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan. Dan sebaliknya, mempertahankan cinta terhadap orang yang bergen buruk hanya akan menimbulkan ketidakharmonisan, pertengkaran dan penderitaan.
Dengan demikian, pemilik gen baik tak tercemari gen jahat dari pasangannya sehingga pengantisipasian tersebut dapat menghambat perambahan gen iblis kepada generasi berikutnya.
Pemilahan itu juga dapat memudahkan publik mendapatkan suatu referensi yang dapat menjamin mereka adalah orang-orang baik. Sehingga jalan menuju Surga tak sesulit orang-orang yang sulit disucikan karena gen iblisnya lebih dominan aksesnya. Padahal, orang-orang semacam itu banyak sekali di masyarakat, maka harus dipilah.
Namun, betapapun terhadap orang-orang yang sulit disucikan, kami nyatakan Surga tetap bersedia menerima mereka bersuci, asal tahu bahwa pensucian yang akan dialami mereka berat dan mungkin alot sekali. Tapi kalau dia bersungguh-sungguh dan tawakal dan kuat bertahan menghadapi ujian-ujian pensucian, kenapa tidak? Semua orang berhak masuk Surga, kecuali yang tak bersedia suci atau tak sanggup bertahan menempuh pensucian.
Orang yang pandai menyimpan perasaannya dan pandai menyembunyikan tabiat buruknya, tetap tak bisa melalui penyeleksian melalui tes DNA dan genome karena hasil tes DNA tak bisa mengelabukan. Selayak suatu bintik noda dalam diri seseorang dapat ditandai melalui tes genetika.
Selanjutnya publik dunia yang sadar, mereka yang bukan tipe pendosa pun akan mengupayakan segera dapat menjalani tes DNA. Dengan demikian publik dunia menjadi lebih mudah tersaring dan itu memudahkan proses penyeleksian dan pensucian Surga karena orang-orang yang ber-gen baik akan mudah disucikan. Dan dengan memiliki referensi hasil tes DNA, itu berguna mempercepat penyeleksian. Dan biasanya mereka itu tergolong orang-orang yang mudah disucikan.