Tags

, , , , ,

Wahyu Tuhan yang Menjelaskan tentang Hukum Tuhan di Alam Ruh

Daripadanya dapat terungkapkan dinamika hukum reinkarnasi dalam pentakdiran setiap makhluk-Ku. Dan sedapat-dapatnya Aku pun akan mengemukakan kondisi apa yang menyebabkan teradakannya inkarnasi. Sebab ada saja suatu ketentuan yang mempertemukan takdir lintas alam, sehingga terjadilah pengaplikasian hukum inkarnasi pada malaikat ataupun bidadari, yang juga disebut sebagai dewa dan dewi yang berinkarnasi terhadap seseorang.

Inkarnasi bisa disebutkan sebagai pencuatan inspirasi yang brilian pada diri seseorang yang mendapat suatu ide yang tanpa terpikirkan sebelumnya, dan ide itu belum pernah teradakan oleh dirinya dan betapa ide itu sangat berharga dan menjangkaukan pada suatu yang paling dicita-citakan atau diharapkan.

Kondisi itu semacam ‘Aha-Erlebnis atau Eureka Effect’. Dan kalau pencerahan terhadap ide brilian itu berkelanjutan hingga mencapai ketuntasan, demikian itu adalah peristiwa inkarnasi. Demikian itu pun memadai disebutkan sebagai pengurapan yang berjangka waktu sebentar.

Adapun dalam hukum inkarnasi terdapat ketentuan pengurapan berjangka waktu hanya sejenak, yang merupakan inspirasi sekilas tapi sangat berharga. Tapi ada pengurapan yang permanen sepanjang skala waktu yang sudah ditetapkan. Dan pengurapan itu biasanya terjadi pada para Utusan Tuhan.

Demikian seseorang bisa mendapatkan pengurapan dari seorang dewa atau dewi yang bertugas memberi pencerahan ilmu kepada seseorang. Tapi itu semua terjadi kala seseorang Kuperkenankan untuk menerima pencerdasan dari seorang dewa atau dewi sehubungan dengan pemberian ilmu pengetahuan murni yang belum ada sebelumnya. Begitulah banyak orang jenius yang menjadi penemu ilmu baru. Demikian hubungan inkarnasi itu.

Adapun kalau ingin divisualisasikan padahal itu tak bisa divisualisasikan, maka Aku bisa membayangkan peristiwa inkarnasi itu seperti ion ruh yang turun dan menempel di pusat syaraf di bagian kepala untuk beberapa waktu dan kemudian terlepas kembali ke alam.

Sedangkan peristiwa reinkarnasi itu seperti ion ruh yang memasuki rahim seorang ibu, maka terlahirlah ruh yang sudah ditetapkan untuk terlahir dari ibu tersebut menjadi bayi. Dan itulah kelahiran kembali reinkarnasi seseorang.

Adapun malaikat atau bidadari yang bisa disebut sebagai dewa atau dewi bisa mengadakan hubungan inkarnasi kepada manusia yang terpilih, dan itu sama sekali berbeda bila seseorang membuat hubungan dengan jin. Dan itu layak disebutkan seperti pencerdasan legal dan ilegal.

Adapun hubungan transendental antara Tuhan dan Utusan-Ku niscaya itu pun mengikutsertakan hubungan transendental antara Utusan-Ku dengan malaikat yang juga sedang Kuutus. Adapun ini merupakan hubungan komunikasi spiritual yang konstan dan stabil.

Maka hubungan komunikasi ruh di antara Tuhan, malaikat dan manusia Utusan-Ku itu melalui aplikasi hukum pentakdiran, komunikasi ruh semacam yang diterima oleh Lia Eden. Demikian komunikasi ruh antara Aku, Ruhul Kudus dan Lia Eden, tidak pernah terputus dan bisa diaktifkan setiap saat dan setiap hari.

Adapun hubungan ini bukan terkait dengan hukum inkarnasi yang hubungannya hanya sementara waktu atau sesaat-sesaat saja. Kondisi komunikasi transendental yang dialami Lia Eden sekarang ini stabil dan permanen dalam skala waktu yang sudah Kutetapkan, yaitu sampai Kitab Suci Surga tuntas selesai dituliskan olehnya.

Dan untuk isian Kitab Suci Surga niscaya harus melalui skala peristiwa dunia. Dan untuk memulainya, niscaya terawali dengan kisah-kisah nyata Kerasulan Eden di Indonesia. Maka susunan pewahyuan yang berkonsep dapat runtut dituliskan oleh Lia Eden sebagaimana Risalah Pewahyuan-Ku sekarang ini.

Maka sesungguhnya, hubungan komunikasi transendental itu juga berkualifikasi. Betapa hubungan transendental-Ku dengan para nabi sebelumnya itu berbeda kualifikasinya, frekuensinya. Karena ada nabi yang membawa ajaran sehingga punya umat, dan ada nabi yang memberi penauladanan saja serta nasihat-nasihat baik di kampungnya.

Demikian hubungan transendental pun juga berkualifikasi, dan semua itu terpulang kepada pentakdiran suatu bangsa atau umat. Sebab semua hal itu masing-masing memiliki relativitas sendiri-sendiri.

Betapa hukum alam itu bukan pilihan, tapi ketentuan. Tapi takdir manusia dipilih oleh manusia itu sendiri, seperti memilih makanan. Tidak semua orang suka makan nasi, ada bangsa yang suka makan roti. Pilihan hidup menjadikan seseorang memasuki kehidupan yang sesuai dengan yang dipilihnya.

Begitulah Kuciptakan malaikat, manusia, hewan, tanaman, jin dan iblis. Semua itu berkenaan dengan relativitas kehidupan. Namun demikian, semua kehidupan yang majemuk dan relatif itu pun seakurat dengan hukum alam, karena hukum alam pun Kubuat berjenjang-jenjang dan tersesuaikan dengan kehidupan seluruh makhluk-Ku yang berbeda-beda habitat.

Adapun hubungan inkarnasi itu pun ada dasar hukumnya. Bahwa seseorang yang ditemui oleh seorang dewa atau dewi, dia niscaya sedang memasuki kodrat yang sejalan dengan dewa atau dewi yang menghubunginya. Artinya, komunikasi malaikat atau bidadari yang berbahasa ruh dengan seseorang itu dapat terjadi karena seseorang bersemadi dengan serius berdasarkan niat suci, bukan sekedar mencari kesaktian.

Tetapi seseorang itu sudah mendapatkan kenyamanan spiritual di dalam kesendiriannya dan tidak mengharap apa-apa kecuali mengharapkan pengetahuan filsafat kebenaran demi kepuasan batinnya sendiri. Demikian para filosof bisa melahirkan kalimat-kalimat bijak yang diperolehnya dari malaikat atau bidadari atau dewa atau dewi. Itulah hukum inkarnasi.

Dan mengapa kelahiran kembali disebut reinkarnasi? Itu karena yang terlahir kembali itu sesungguhnya sudah pernah hidup sebelumnya dan sebelumnya lagi. Seseorang tak pernah bisa mengingat apa yang terjadi di kehidupan yang sebelumnya, tapi ruhnya mencatat sebagaimana informasi yang tercatat dalam DNA setiap orang.

Reinkarnasi adalah kehidupan ruh yang berkali-kali. Selayak kata reinkarnasi itu seharusnya terhubung dengan makna inkarnasi. Adapun kaitannya itu sama dengan jenjang kehidupan atau rantai kehidupan, bahwa dalam kehidupan reinkarnasi itu terdapat ketentuan hukum yang terpilah, yang kemudian disebut inkarnasi.

Bahwa seseorang yang sudah dicanangkan akan menjadi dewi atau bidadari, sebagaimana status takdir Lia Eden sekarang yang sudah menjadi Ratu Surga, maka ketika dia wafat, dia memasuki kehidupan transisi dari ruh seorang manusia yang akan berubah menjadi ruh bidadari. Sebagai ruh baik, dia harus banyak berbuat baik melalui orang-orang yang dituntunkan kebaikan ataupun ilmu pengetahuan melalui jalur inkarnasi.

Demikian seseorang yang dituntun olehnya itu pun akan berbuat baik sesuai dengan yang diajarkannya, maka kebaikan yang diberikan oleh Lia Eden itu nanti pun berpijak ke dunia manusia dan berkembang dan bermaslahat. Maka ruh Lia Eden pun menuai pahala kebajikan yang cukup bermutu.

Adapun kehidupan yang berjenjang dalam kehidupan reinkarnasi umat manusia sesungguhnya itu pun yang berlaku pada kehidupan alam ruh, sebagaimana itu kini sedang Kujelaskan melalui figur Lia Eden yang sudah jelas terlihat rekam jejaknya, sehingga mudah bagi-Ku menjelaskan hukum alam ruh.

Bahwa dalam kekekalan alam ruh, sesungguhnya terdapat jenjang kehidupan yang lain di alam semesta bila memasuki kerajaan malaikat. Di sana pun ada opsir, ada ilmuwan, ada malaikat pelayan pembagi berkah, ada yang sekedar terompet sangkakala.

Maka sesungguhnya di dunia kemalaikatan ada tugas dan kewenangan. Dan dari pemberkatan tugas dan kewenangan itulah dapat dikesankan bahwa di dunia kemalaikatan, kehidupan itu pun berjenjang.

Dan yang paling mulia ialah bila menjadi Utusan Tuhan, menjadi Penyampai Wahyu Tuhan. Karena pada saat menjadi Utusan-Ku itu, dia pun menjadi Rasul-Ku di dunia malaikat maupun di dunia manusia sekaligus.

Demikian Malaikat Jibril Ruhul Kudus sekarang ini menjadi Raja Malaikat, sekaligus menjadi Raja Surga di dunia manusia. Maka dia patut Kuberi kewenangan juga menjadi Hakim Tuhan untuk seluruh makhluk.

Namun, demikianlah jenjang karir Malaikat Jibril yang dahulu hanya sebagai Penyampai Wahyu-Ku, kini dia sudah berkewenangan sebagai Raja Surga. Maka dia pun menjadi berkewenangan menjadi Raja Malaikat di dunia kemalaikatan. Karena menjadi Raja Surga, dia berkewenangan memimpin seluruh para malaikat yang ada di Bumi ini. Demikian jenjang karir di dunia kemalaikatan sudah Kujelaskan.

Dan adapun hukum inkarnasi di dunia kemalaikatan bisa Kuumpamakan dengan perjalanan incognito malaikat ke dunia manusia. Sesungguhnya bagi malaikat, pekerjaan itu menyenangkan. Karena dalam hukum kemalaikatan, tabir kemalaikatan itu tak bisa tersentuh oleh manusia. Malaikat pun tak bisa menerobos tabir tersebut, kecuali ada hal-hal tertentu yang mengikat perjanjian dengan-Ku, sehingga malaikat bisa incognito ke dunia manusia. Begitulah para malaikat selalu patuh hukum.

Dan itu berbeda dengan makhluk jin dan iblis yang suka menerobos hukum-Ku, karena itu memang habitat mereka. Namun terhadap mereka, Aku mempunyai ketentuan hukum tersendiri yang sangat berlawanan dengan asas hukum kemalaikatan. Tapi, Akulah yang menciptakan sistem hukum di antara kedua makhluk-Ku yang bertolak belakang tersebut.

Dan hukum atas kedua ras makhluk-Ku yang berlawanan itu Kuadakan sesuai dengan habitat masing-masing. Namun, sistem hukum yang Kuadakan terhadap jin dan iblis itu niscaya terkendali oleh-Ku. Walaupun mereka berhabitat sebagai pelanggar hukum, tapi pada suatu momen tertentu, mereka pun bekerja untuk-Ku dalam kapasitasnya sebagai perusak dan pengakhir.

Adapun orang-orang yang sudah wafat dan sudah menjadi arwah, mereka itu tak punya pilihan apa pun, karena mereka semua menjadi ruh alam semesta. Adapun pentakdiran di alam ruh terdapat tiga kategori. Ruh baik, ruh jahat dan ruh transisi. Yang dimaksud dengan ruh transisi itu adalah ruh yang berkonotasi ruh jahat, tapi masih bisa berbangkit terlahir menjadi manusia jahat. Dan sebagai ruh jahat ketika menjadi manusia jahat, orang itu teradakan di dunia semata-mata untuk melakukan kejahatan massal. Itu seperti seseorang yang sudah dipastikan akan menjadi iblis. Tapi inilah keterangan-Ku tentang perubahan kodrat manusia menjadi iblis.

Adapun ruh transisi itu sesungguhnya bisa disebut sebagai jin. Demikian jin di alam ruh itu sesungguhnya ruh transisi dari ruh manusia yang berangkat menuju kodrat iblis. Maka sesungguhnya siapa-siapa berguru dengan jin, maka niscaya mereka itu tersesat atau berada dalam kesesatan. Maka jangan percaya sedikit pun kepada jin, itu sama saja dengan percaya kepada iblis.

Ada jin yang dipercaya sebagai jin muslim karena bisa mengaji, itu karena dia dahulu adalah orang muslim ketika masih hidup. Kalau dia menjadi jin di alam ruh, maka niscaya dahulunya dia adalah orang yang suka berbuat jahat. Maka sesungguhnya, Aku sudah memberi peringatan tentang jin penyesat itu.

Dan bacalah Al Quran Surat Al Jin ayat 6:

وَأَنَّهُۥ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ ٱلْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

“Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.”

Dan adalah jin yang suka menipu, dan adalah manusia yang suka disesatkan olehnya, maka kedua-duanya merugi menurut hukum-Ku terkait dengan hukum lintas alam.

Adapun sebaliknya, adanya penerapan hukum inkarnasi pada malaikat ataupun bidadari seyogyanya dipahami sebagai karunia ilmu pengetahuan dari-Ku melalui malaikat ataupun bidadari, atau dewa dan dewi. Itu adalah sebutan sinonim.

Jalur ini adalah jalur karunia dan tidak melalui perantara apa pun, karena itu merupakan buah keputusan dari langit atas seseorang yang ingin membaktikan diri dalam kehidupannya. Maka itu Kusebutkan berbeda dengan jalur mistik yang ilegal.

Betapa malaikat atau bidadari hanya memberikan ilmu pengetahuan yang sophisticated dan yang bermaslahat penuh. Bagaimana seorang ahli menemukan cara membuat internet? Dia tentu mengutak-atik keterampilannya dan pengetahuan sains yang ada padanya. Tapi ilmu baru niscaya dibetikkan oleh malaikat kepada manusia. Itu sebabnya seorang ahli akan tiba-tiba histeris berbahagia bila menemukan jawaban dari apa yang paling dia harapkan. Kecerdasan semesta dapat dialirkan malaikat kepada manusia. Dan itulah yang disebut proses inkarnasi.

Dan apa hubungannya dengan proses reinkarnasi? Bila seseorang yang jenius menghasilkan sesuatu yang bermaslahat untuk dunia, siapa yang senang? Ialah dunia kemalaikatan. Karena itu berarti seorang jenius itu akan menjadi malaikat atau bidadari suatu saat kelak.

Malaikat enggan jadi manusia, tapi manusia senang bila bisa jadi malaikat. Bukankah demikian? Padahal sungguh sulit manusia bisa menjadi malaikat. Dan adalah lebih gampang malaikat terlahir jadi manusia.

Di sinilah hubungan inkarnasi dan reinkarnasi. Sama-sama saling membutuhkan. Yang satu ingin tetap jadi ras makhluk termulia, dan yang satunya lagi ingin menjadi makhluk yang termulia. Demikian adanya hukum reinkarnasi dan inkarnasi yang saling terhubung karena keinginan baik dan keinginan menciptakan pahala.

Inilah penjelasan-Ku tentang ilmu kehidupan yang Kubukakan dengan jelas supaya umat manusia jangan terkubur dalam kenistaan. Supaya umat manusia rajin berbuat baik. Supaya reinkarnasinya membawa dia pada kehidupan yang mulia.

Demikian Kuadakan Surga untuk menjadikan umat manusia rajin berbuat baik dan kemudian bersuci mengikuti pensucian Surga, sehingga berubah kodrat menjadi malaikat atau bidadari. Demikianlah petunjuk-Ku yang sedang Kuturunkan pada saat ini, itulah petunjuk yang sebenarnya.

Adapun kalau kini Aku sedang mewahyukan kekesalan-Ku maupun tentang murka-Ku, sehingga itu bisa dianggap bukan berasal dari-Ku melainkan karangan Lia Eden saja. Dan adapun itu bisa mengungkit kemarahan pada pihak mana pun yang Kumurkai. Dan kemudian yang disasar kemarahan mereka justru adalah Eden.

Sungguh janganlah marah kepada Eden, karena petunjuk-Ku ini adalah benar berasal dari-Ku, bukan diada-adakan oleh Eden. Lagi pula mereka tak sanggup membuat konsep apa pun terkait dengan pembaharuan spiritualisme. Dan mereka mana mungkin berani mengungkapkan konsep Penghapusan Semua Agama dan Penyatuan Semua Agama. Mereka tak memiliki konsep apa pun untuk disampaikan ke publik, apalagi konsep penghapusan agama. Mana mungkin mereka dapat berpikir sampai ke sana, sampai Aku yang memberikan kepada mereka secara bertahap konsep-konsep untuk mengatasi masalah keagamaan di dunia ini.

Begitulah jejak sejarah Kerasulan Eden sejak dari awal sudah memperkenalkan satu persatu konsep-Ku, sehingga mereka mengalami intimidasi dan kemudian pemenjaraan. Namun, itu tidak menyurutkan mereka, dan mereka terus menyampaikan ketentuan-Ku dari tahun ke tahun.

Dan kini sudah sampai waktunya Aku membawa mereka mendokumentasikan Wahyu-Ku yang terutama, dan sekarang sedang dirilis ini. Betapa Wahyu-wahyu-Ku yang sedang dirilis sekarang ini baru merupakan pengawalan dari suatu keseluruhan Pewahyuan-Ku yang akan Kutampilkan sebagai aplikasi Pemerintahan Tuhan di dunia.

Dan pengaplikasian Pemerintahan Tuhan di dunia, itu sedang Kumulai sekarang ini. Oleh karena itu, Aku mementingkan menjelaskan hukum regulasi ruh yang tak bertentangan dengan semua ajaran agama, karena pada dasarnya semua ajaran agama di dunia itu telah menerangkan jalan keselamatan menempuh alur rotasi hukum regulasi ruh.

Hanya saja, baru sekarang Aku menjelaskan secara transparan dengan mengemukakan hukum-Ku di alam ruh. Adapun hukum perotasian takdir dan kodrat bila sudah Kujelaskan seperti ini, niscaya umat manusia akan berpikir dalam-dalam sebelum melakukan kejahatan.

Dan semua orang niscaya ingin selamat dan masih bisa tetap terlahir sebagai manusia. Maka semua orang pun akan menjadi lebih suka melakukan kebajikan daripada kejahatan.

Demikian Aku memulai menghimpun pengertian tentang Pemerintahan Tuhan di dunia. Bahwa dengan adanya Pemerintahan Tuhan di dunia, maka semua orang di dunia menjadi tahu bahwa alangkah meruginya bila dia melakukan dosa dengan sengaja, dan yang diperhitungkan segala cara supaya sukses dalam melakukan dosa.

Itulah dosa kekinian yang membuka jalur ke perubahan kodrat melalui teknologinya sendiri. Perbanyakan dosa dalam sekali klik, maka dosa pun menyebar ke seluruh dunia. Maka itulah dosa yang tiba-tiba berlimpah ruah. Dan semua perbanyakan dosa itu pun tertanggungkan kepada orang yang mengklik tombol komputernya.

Namun, itulah jalan pintas menuju perubahan kodrat yang buruk, setidaknya jalan pintas menuju takdir buruk. Demikian kemudaratan teknologi bila digunakan untuk kejahatan. Maka dosa orang-orang dahulu kala tak sama lagi dengan dosa orang-orang di zaman kini.

Demikian Pewahyuan-Ku harus Kuturunkan lagi, yang sesuai dengan kehidupan modern umat manusia kekinian. Maka jadikanlah teknologi sebagai penyebar kebajikan saja dan ciptakanlah teknologi yang bermaslahat, bukan yang bermudarat dan yang membawa celaka.

Maka sebaiknya adalah lebih baik orang-orang yang berpendidikan membawa orang-orang awam untuk menyadari bahwa sungguh semua ketentuan-Ku yang tersaji sekarang ini Kuadakan dengan konsep yang sempurna dan berkelanjutan, sampai penyelamatan-Ku terselenggarakan secara aktif.

Cuplikan Wahyu Tuhan ini diambil dari serial “Wahyu-wahyu Tuhan untuk Dunia” yang sudah dituliskan sebelum perilisan buku “Teologi untuk Pancasila” dan buku “Teori Segalanya dari Tuhan”.