Tags
alam semesta, astrofisika, atlantis, autisme, biologi molekular, DNA, elektromagnetik, gen iblis, gen malaikat, gen tuhan, genetika, genome, hubble, indigo, karma, kerasukan, kimia, lady diana, makrokosmos, mengenal Tuhan, mikrokosmos, penciptaan adam dan hawa, pensucian, reinkarnasi, sinar gamma, spektrum, wahyu tuhan
Apa gen iblis itu? Itu adalah gen jahat yang ada pada setiap manusia. Pada diri manusia selalu ada gen baik dan gen jahat, sebagaimana Tuhan menciptakan manusia pertama dan yang kedua adalah sepasang, laki-laki dan perempuan. Dan Tuhan menciptakan laki-laki dengan menyematkannya ruh malaikat dan ruh iblis kepada perempuan.Tuhan menciptakan manusia pertama adalah laki-laki sebagaimana Adam dan Adam diberikan ruh malaikat. Dan pasangannya, Hawa, ruhnya diambil dari golongan iblis. Adapun itu merupakan aplikasi Kemahaadilan Tuhan atas semua makhluk-Nya. Demikian anak-anak Adam dan Hawa mewarisi kedua gen, yaitu gen malaikat dan gen iblis.
Daripada menggadang-gadang temuan ‘gen tuhan’ pada diri manusia, padahal kami menyatakan itu tak dibenarkan menggunakan istilah ‘gen tuhan’, dan sebaiknya yang digunakan adalah gen baik atau gen malaikat. Karena di sisi yang berlawanan ada gen iblis dalam diri manusia. Siapa yang bisa menyangkalinya kalau sesungguhnya umat manusia itu tak ada yang tak berdosa. Itu karena manusia memiliki gen iblis. Dan umat manusia itu cenderung lebih memilih dosa daripada menjauhi dosa. Tapi banyak juga orang yang berhasil dengan prestasinya dan menyumbangkan ilmunya serta rezekinya menjadi kemaslahatan. Demikian itu gen baiknya menerobos mendominasi.
Pernyataan kami bahwa pada awal kalinya penciptaan perempuan, Tuhan mengambilkan ruhnya dari ruh iblis, dan itu perlu dibuktikan. Maka cobalah diteliti gen iblis itu melalui cara pap smear, mengambil cairan dari vagina. Demikian publik sains harusnya mencari juga bukti adanya gen iblis dari tubuh manusia. Jangan salahkan perempuan kalau Tuhan menerangkan bahwa gen iblis dapat ditandai melalui pap smear. Itu karena monolog iblis niscaya melalui daya rangsangan perempuan. Perhatikan kaum Hawa itu sering menjadi budak nafsu kaum Adam. Akan tetapi, kaum perempuan memang senang menampilkan sex appeal-nya untuk menarik perhatian laki-laki. Demikian gen iblis dapat ditandai.
Sementara itu kami pun ingin menjelaskan peranan hukum regulasi ruh yang baku dari Sisi Tuhan bahwa setiap orang itu terlahirkan sudah membawa karmanya. Dan takdir baik itu bisa diperoleh karena perjuangan hidup gigih seseorang melalui jalur kebajikan dan kebenaran. Bila prestasi-prestasi baiknya itu tertengarai, demikian orang itu sedang menuju perbaikan takdirnya. Di lain sisi, ada orang yang begitu gampang melakukan kesalahan, dan tabiat buruknya itu pun sudah dapat ditengarai. Orang semacam ini bisa dinyatakan sebagai orang yang sedang berjalan menuruni tangga takdirnya ke arah kodrat yang buruk.
Persilangan nasib peruntungan dari contoh kedua orang tadi dapat diibaratkan mereka sedang diperjalankan Tuhan menuju titik optimal hukum regulasi ruh. Yang satu akan sampai pada titik nadir, dan yang satu lagi sedang meninggalkan titik nadirnya. Dan kalau ada orang yang sudah akan sampai kepada takdir yang terbaik dan yang termulia, niscaya dia sudah melampaui perjalanan takdirnya dari takdir yang terburuk dan ternista.
Dari penjelasan ini, Ratu Surga Lia Eden niscaya awal takdirnya adalah iblis. Selayak perputaran regulasi ruh harus dimulai dari satu titik, yaitu titik yang ternista, iblis, dan titik kontras lainnya adalah takdir yang termulia malaikat. Sedangkan kelahiran manusia yang memiliki ruh malaikat niscaya diperjalankan takdirnya ke tangga regulasi ruh yang menurun, dan akan sampai kepada kodrat takdir yang terburuk (iblis). Tapi dari sana pulalah kelak dia kembali menyusuri takdirnya yang membaik dan akan sampai juga bertakdir menjadi malaikat kembali. Hukum regulasi ruh itu berputar dari yang ternista ke yang termulia, dan yang termulia ke yang ternista.
Lia Eden disucikan hingga sampai kepada kesucian yang mutlak setelah menempuh penebusan karma-karmanya dari hulu hingga ke hilir. Demikian perjalanan ruhnya dari Siti Hawa sebagai penjelmaan iblis, dan Adam sebagai penjelmaan malaikat. Itu karena suatu penciptaan niscaya melalui peristiwa suatu penjelmaan. Dan pertemuan takdir antara Adam dan Hawa yang memadukan gen baik dan gen jahat terwariskan kepada anak-anak Adam dan Hawa. Demikian umat manusia niscaya memiliki gen baik dan gen jahat yang berasal dari gen malaikat dan gen iblis.
Nun, Tuhan saat ini sedang mentransparansikan perjalanan Lia Eden beralih kodrat ke kodrat yang termulia menjadi bidadari. Arwahnya kelak menyatu dengan Ruhul Kudus di dunia kemalaikatan. Tapi perjalanan takdirnya sudah terjelaskan kepada publik sejak sekarang ini untuk dijadikan pengamatan bagaimana dia bersuci dan bagaimana dia memperjuangkan Kewahyuan sampai dia dapat mengubah peradaban dari kegelapan menuju terang. Dari perjalanan hidup Lia Eden dapat diambil esensi pengajaran mengenali hukum regulasi ruh, hukum reinkarnasi dan hukum karma.
Demikian temuan gen malaikatlah dalam tubuh manusia yang dinamakan oleh saintis sebagai ‘gen tuhan’. Kalau ‘gen tuhan’ disebut sebagai gen malaikat, maka itu adalah lebih tepat dan menjadi proporsional.
Peranan gen iblis sudah kami terangkan, demikianpun kefungsian gen malaikat dalam tubuh manusia. Itu sebabnya terdapat satu jenis gen yang tetap ada dalam kode genetik dan bisa bertahan dalam evolusi yang ditentukan. Tapi itu dapat disimpulkan sebagai sebuah area tempat sains dan iman bekerjasama mengejar pencapaian dan saling melengkapi.
Persepakatan sains dan iman dapat menemukan Eksistensi Tuhan yang tak pernah beranjak dari Kemahaesaan, dan yang baku sebagai satu-satunya Yang Maha Pencipta atas seluruh kehidupan di semesta, dan segenap kehidupan di dalamnya.
Sedangkan keterangan kami tentang biologi dan genetika, itu tak lain untuk mengungkapkan suatu keterhubungan yang bisa dipecahkan bahwa keimanan atau spiritualitas dan sains dapat dibakukan pada satu jenjang penelitian yang terkait dengan silsilah DNA yang bisa dikaitkan dengan hukum karma, reinkarnasi dan regulasi ruh, seperti yang sedang kami terangkan ini.
Siapa bilang sains dan iman telah berperang sejak lama? Dan ternyata sains yang benar karena sains menemukan bumi bukanlah pusat dari jagad raya dan bumi hanya mengelilingi Matahari. Sains dan agama sama-sama terbelakang, semenjak kami ingin memperbaharui jangkauan ilmu. Dan kami pun ingin memperbaharui cara berkeyakinan terhadap Tuhan.
Jadi jangan mempertentangkan kebenaran masing-masing, sebab kedua-duanya memang masih perlu disempurnakan. Segala kerancuan saat ini memang sedang mengemuka, terutama pengenalan terhadap Tuhan yang lebih modern karena yang ada masih terpaku pada Sosok Tuhan yang sudah tertinggal zaman.
Bahwa Tuhan tampil modern itu bisa dipahami karena manusia pun sudah meninggalkan era takhayul (mistik kampungan) yang tak logis. Agama-agama pun sudah semakin tak logis, menjauhi kodrat kemurniannya. Masyarakat sosialita lebih menyukai Tuhan yang humanis, modern dan moderat. Demikian kami arahkan manusia modern memilih mencari Eksistensi Tuhan melalui ilmu biologi molekular dan ilmu astrofisika. Walaupun belum kongkrit mereka menemukan Tuhan melalui sains, demikian Tuhan menyelak menjelaskan Diri-Nya sendiri sesuai dengan pemikiran sains.
Penafian atas Eksistensi Tuhan tak jarang terlihat sudah keterlaluan. Demikian Tuhan tak mengelak dinilai sebagai Tuhan yang sedang angkara murka karena banyaknya malapetaka di dunia ini. Padahal, itu tak lain adalah Penghakiman Tuhan atas dosa-dosa manusia yang sudah melampaui batas. Tapi di sisi lain, Tuhan menurunkan Surga untuk Penyelamatan-Nya. Dan Tuhan pun juga menurunkan ilmu yang baru dari-Nya, terutama yang dimaksudkan untuk mengesakan Tuhan. Demikian lebih lanjut Tuhan menyatakan Wujud-Nya yang sebenarnya dan Kemaharuhan-Nya.
Betapapun manusia hidup karena ada ruhnya yang membuatnya bernyawa. Ruhlah yang dapat diindikasikan memiliki keterhubungan antara Tuhan dengan seluruh umat manusia. Keterhubungan Tuhan dengan manusia dapat dianalogikan dengan hubungan komunikasi seluler. Sesungguhnya Tuhan dapat berkomunikasi dengan segenap ciptaan-Nya di seluruh semesta tanpa kecuali melalui hubungan komunikasi ruh. Hal itulah yang perlu diperhatikan.
Kalau Anda sedang tersentak dalam memikirkan sesuatu dan sentakan itu mengandung suatu ide baru yang brilian, maka kami nyatakan itu adalah hentakan naluri ruh yang sedang diberikan karunia ide dari Tuhan. Dan itulah jalur keterhubungan Tuhan dengan manusia dan jalur berkah dari Tuhan.
Betapapun selama ini Tuhan dianggap sangat jauh tak terjangkau. Tak ada seorang pun yang tahu di mana Tuhan, dan bagaimana Wujud-Nya. Justru yang ditengarai saat ini Tuhan sedang murka. Banyaknya malapetaka dan penderitaan di dunia ini membuat manusia semakin membutuhkan Tuhan. Nun, Tuhan semakin tampak jauh karena umat beragama pun seakan dijauhi Tuhan. Konflik agama mengakibatkan Tuhan terasa jauh sekali.
Demikian, Tuhan akan mengubah paradigma itu dengan suatu hal yang luar biasa, yaitu pernyataan tentang Wujud-Nya yang Bulat dan tidak gaib. Dan penjelasan tentang Diri-Nya bahwa di dalam Diri-Nya ada satu kesatuan, yaitu satu kesatuan kehidupan seluruh alam semesta dan seluruh makhluk hidup di dalamnya. Keterangan Tuhan itu adalah satu logika yang mendasar. Dan bagi-Nya hal itu adalah suatu hal yang biasa-biasa saja, karena logika dan hukum alam sudah menerangkan.
Selayak umat manusia itu harus melihat Tuhan walau dari eksistensi satu titik noktah. Bahwa seluruh liputan Diri Tuhan yang Bulat itu tak ada ruang yang tanpa ruh, namun aliran Ruh Tuhan ke seluruh ciptaan-Nya berdasarkan bagan yang sudah baku. Maka sesungguhnya di alam yang mana pun terdapat Ruh-Nya. Maka tak ada satu titik di dunia ini yang tak mengandung ruh. Demikian Ruh Tuhan-lah yang menggerakkan kehidupan yang ada di dalam dirinya. Tak terlepas kepada ciptaan Tuhan yang berupa benda-benda semesta di langit, dan makhluk mikroba, dan titik-titik air hujan, semua mereka itu pun berdinamika karena ada ruh untuknya dari Tuhan.
Seorang bayi yang kemudian menjadi pemimpin negara niscaya karena ada jenis ruh yang berkualitas yang terpilih yang diberikan Tuhan kepadanya. Setiap pemilihan kualitas ruh niscaya melalui penilaian perilaku dan perbuatan sebelumnya. Karena dari mana Tuhan mempertimbangkan pemberian jenis kualitas ruh kepada makhluk-Nya, bila bukan dari amal kebajikan atau prestasi-prestasi yang baik dan bermanfaat yang diadakan oleh seseorang?
Seorang pengarang bila ingin menuliskan elegi kisah cintanya, niscaya dia mengungkit hatinya yang pedih. Dari mana seorang pengarang mendapatkan inspirasi membuat elegi cintanya, kalau bukan karena dia mengalaminya? Demikian suatu penciptaan niscaya ada sebabnya.
Betapa dalam kesetaraan pendapat tentang Tuhan bahwa Tuhan itu Termaha atas segalanya, namun betapapun senantiasa ada saja pendapat yang ingin menggugurkan Kemahaesaan Tuhan dan Kemahakuasaan Tuhan. Demikian melalui ilmu DNA, Dia muncul sebagai pencipta ilmu yang paling detil dan rigid. Itu harus diakui, karena dari mana manusia bisa menghadirkan ilmu tanpa memiliki ruh dari Tuhan? Katakanlah bahwa ruh dari Tuhan itulah yang mengalirkan kecerdasan dan ilmu dari-Nya.
Mempelajari ilmu biologi molekular adalah sama dengan mengetahui ilmu Ketuhanan. Itu setara dinamisasinya dengan penggalian ilmu fisika outer space. Yang satu njlimet, yang satunya lagi mengarungi ilmu semesta. Kedua ilmu tersebut akan sampai pada ilmu mengenali Tuhan. Rahasia Tuhan bisa digali melalui iman dan kecerdasan.
Dan adalah setara bilamana Tuhan mengatakan Lia Eden Utusan-Nya itu adalah salah satu bukti nyata yang dapat dikaji oleh para peneliti sebagai bukti bahwa Tuhan itu ada dan eksis nyata melalui dirinya. Penulisan Firman-firman Tuhan olehnya berasal dari ketiadaan. Demikian ilmu itu dari Tuhan semata. Maka apa bedanya dengan temuan ilmu yang lainnya oleh saintis, walaupun dia menemukannya melalui kontemplasi atas ilmunya dan kecerdasannya, dan kemudian dia menemukan teori rumusnya, dan jadilah ilmu itu. Bedanya hanya Tuhan ikhlas memberi ilmu instan kepada Utusan-Nya, sedangkan kepada yang lain, mereka juga bisa mencapai perfeksi keilmuan melalui kecerdasannya yang terasah. Ruh kecerdasan dari Tuhan bisa diberikan kepada siapa saja yang diikhlaskan oleh-Nya. Nun, kecerdasan itu milik Tuhan. Bisa diambil kalau Dia tak ikhlas lagi. Kecerdasan bisa hilang begitu saja karena Tuhan mengambilnya. Tapi juga bisa kepala terbentur atau karena penyakit tertentu. Tapi yang jelas ruh kecerdasan berasal dari Tuhan.
Ruh kecerdasan dari Tuhan adalah hak prioritas kepada orang-orang yang sebelumnya aktif menebarkan ilmu dengan tulus. Penggalian dan penemuannya atas ilmu oleh seseorang adalah proses pengasahan kecerdasan, akan tetapi pemberian kecerdasan adalah semata-mata keikhlasan Tuhan kepada seseorang. Dan itu berdasarkan amal pahala yang telah dimiliki oleh seseorang. Lajur rahmat karunia kecerdasan dan kesuksesan semata-mata mengikuti lajur pahala kebajikan. Maka kalau ada orang yang berprestasi karena kecerdasannya, maka itu diperhitungkan Tuhan melalui amal pahala kebajikannya sebelum kehidupannya dan di dalam kehidupannya yang sedang diarunginya.
Adapun ketekunan dan kegigihan adalah suatu cara yang berasal dari minat, nun kesemuanya itu pun berasal dari keinginan untuk melakukan sesuatu yang baik dan berharga bagi dirinya demi untuk prestasi. Keinginan baik, keteguhan dan prestasi adalah satu kesatuan rahmat dari Tuhan.
Dari pembelajaran mengenai ilmunya, seseorang dapat meningkatkan ilmunya. Dan inspirasi pengembangan ilmunya itu niscaya melalui konsentrasi pemikirannya dan konsentrasi pemikirannya itu berhubungan dengan apa kata ruhnya. Demikian ruh kecerdasan dialirkan Tuhan kepadanya. Maka sesungguhnya segala sesuatu itu ada ruhnya.
Bahwa bertaburan ruh di alam semesta itu sesuai dengan peruntukannya di semesta. Adapun ruh kecerdasan, ruh kebijaksanaan, ruh kebajikan, ruh sumpah, ruh perjanjian, ruh persepakatan, ruh tuah dan ruh tulah, ruh dendam kesumat, ruh kebencian, ruh kekejian, ruh kebodohan, ruh kekhawatiran, ruh ketakutan, ruh keputusasaan, semua hal itu bergulir mengikuti alurnya masing-masing. Yang baik dimaslahatkan oleh malaikat. Ruh yang buruk diperjalankan oleh iblis. Maka sesungguhnya semua jenis ruh terbagi dalam dua penggolongan kriteria saja, yaitu yang baik dan bermanfaat dan yang lainnya, yang buruk dan bermudarat. Sebagaimana itu peranan malaikat dan iblis di alam semesta termasuk di dunia kehidupan manusia. Adapun segala jenis ruh itu adalah dari Tuhan karena ruh itu adalah milik Tuhan semata.
Demikian semua keadaan bisa diadakan Tuhan melalui pertimbangan dan keikhlasan-Nya sehingga kami dapat menyatakan kecerdasan bisa diangkat Tuhan. Sebagaimana juga bila Tuhan ingin menghadirkan kutukan, atau sebaliknya menghapuskan tulah. Tuhan Maha Memberi dan Maha Memberi pembalasan. Maka jangan sia-siakan kecerdasan dan tingkatkan kecerdasan dengan memaslahatkan ilmu Anda menjadi kebajikan.
Pencerdasan dari Tuhan bisa instan, kalau itu dikehendaki-Nya. Di Surga-Nya Tuhan Maha Pemurah, memberi kecerdasan instan. Bayangkan Lia Eden bisa menulis terus-menerus tanpa mengetahui materi apa yang akan dituliskannya, dan sampai ke mana materi yang dituliskannya itu akan berakhir. Sebab setiap risalah yang dikiranya sudah siap karena sudah mencapai kesimpulannya, bilamana dia menatapnya lagi, materi tulisannya pun bertambah lagi, sedangkan pengetahuannya tak memadai untuk itu. Jangan mengatakan bahwa itu memang wajar dan dimungkinkan terjadi karena ‘gen tuhan’ pada dirinya sedang berevolusi. Setidaknya, tak ada manusia yang bisa memproduksi vitamin atau alat yang dapat memberi kecerdasan instan.
Gen baik atau gen jahat dalam diri manusia peranannya meningkat ketika terungkit oleh suatu peristiwa. Kecerdasan terungkit karena diasah, kegagalan merepresentasikan suatu kebajikan adalah kemenangan gen jahat pada diri seseorang.
Tapi naluri ruh yang mendapatkan Pewahyuan dari Tuhan bisa melompati penalaran tanpa melalui jalan yang biasa. Demikian kini dia sudah terasah menuliskan Wahyu. Demikian dia permanen selalu menuliskan Wahyu-wahyu Tuhan karena itu adalah takdirnya.
Bahwa ada Tuhan Sang Pencipta Takdir apa pun, dan itu yang harus diakui. Maka Eksistensi Tuhan sangat transparan bisa terlihat dan dirasakan melalui aktivitas Lia Eden menuliskan Wahyu. Sebagaimana artikel ini dapat dikemukakan olehnya tanpa melalui pendidikan apa pun.
Sekarang kami ingin bertanya, bisakah Lia Eden menetapkan takdirnya sendiri? Kami sengaja bertanya tentang hal ini karena dia tak terlahir dengan karakternya yang sekarang dimilikinya. Dia sudah bertransformasi menjadi Lia yang berbeda sama sekali dari karakternya dahulu. Dia tak sedang kerasukan dan terhipnotis, karena dinamika penalarannya justru meningkat, dan dia tetap normal dan wajar sebagai individu yang bebas menentukan sikap dan tutur kata dan pilihan-pilihan. Pengaruh Tuhan dan Jibril atas dirinya terjamin takkan berubah, sepermanen takdirnya sebagai Ratu Surga.
Demikian itu bukanlah kerasukan karena kecerdasannya terasah dalam menyatakan tulisannya. Walau tetap saja dia terlihat tak mandiri ketika menuliskan Wahyu-wahyu Tuhan, itu karena materi yang harus dituliskannya tak dapat dituangkan bila hanya melalui alam pemikirannya sendiri. Itu karena materi yang harus dituangkan adalah merupakan Rahasia Tuhan di sisi-Nya. Pewahyuan diasahkan kepadanya sampai dia dapat membahasakan Wahyu-wahyu Tuhan, sekalipun yang mengandung ilmu yang tak dimengerti olehnya. Maka di sanalah terbuktikan keterlibatan Tuhan pada dirinya.
Demikian dia terus-menerus menuliskan Wahyu yang sangat terarah melalui konsep-konsep yang kami berikan kepadanya, secara bertahap dan sistematis. Pengkonsepan Wahyu ada di Tangan Tuhan. Demikian kami selalu arahkan dia dapat menuliskan materi yang terkonsep, maka sesungguhnya publik dapat melihat bagaimana Tuhan menurunkan Petunjuk-Nya per konsep melalui tulisan tangan Lia Eden. Maka Lia Eden tak perlu terlibat memikirkan konsep apa pun.
Demikian dia senantiasa berbahagia atas semua program suci yang diembannya. Dan itu adalah kebahagiaan hakiki bagi seorang manusia yang terpilih jadi Utusan Tuhan.
Tidaklah dimungkinkan dia merasa terpaksa melakukan kebajikan-kebajikan yang terkonsep. Kalaulah kebahagiaan hakiki yang dimilikinya itu sesungguhnya tak bisa diandalkan olehnya sendiri, maka niscaya ada kekuasaan lain yang bisa membuatnya seperti itu. Suatu kepresisian kodrat takdir sebagai Utusan Tuhan sedang kami jelaskan.
Demikian yang dituliskannya adalah semata-mata Wahyu Tuhan yang memberinya kebahagiaan hakiki. Manusia harus mau mengakui bahwa Tuhan-lah yang menetapkan takdir Lia Eden, sebagaimana Tuhan Maha menetapkan takdir seluruh ciptaan-Nya. Demikian Tuhan, Pencipta semua takdir.
Kalaulah takdir semua orang di dunia itu bermacam-macam, tak ada yang sama, bahkan orang kembar pun tak sama takdir nasibnya, betapa beragamnya nasib peruntungan dan takdir itu. Untuk itu saja, niscaya ada sistematika hukumnya yang dipatutkan adil secara seksama. Kalau begitu, niscaya ada Tuhan Yang Maha Mengatur takdir seluruh makhluk di alam semesta secara adil dan seksama.
Lia Eden tak pernah menduga dia didatangi takdir yang sangat memuliakan dirinya. Tersadar pun dia akan takdirnya sebagai Ratu Surga, tetap saja dia masih merasa gamang dan tak mematutkan dirinya mempunyai takdir seagung itu. Padahal, dia hanya sempat mengecap pendidikan di bangku SMA, maka sesungguhnya dia hanya tamat SMP saja. Dan itu pun di era tahun 1960-an. Dan dia tak pernah menaruh perhatian kepada semua disiplin ilmu sebelumnya, dan dia pun bukanlah penulis.
Kini umurnya sudah 68 tahun, dia sangat pelupa dan uzur, dan sering terbaring sakit karena penebusan total seluruh karma-karmanya. Dan dia pun terbebani kesakralan dan kekeramatan takdir yang diembannya, dan itu pun sekaligus pensucian dirinya yang panjang dan berat. Kalau sesungguhnya pada dirinya itu tak ada yang bisa diandalkan, dan kalau dia sekarang ini berhasil mendokumentasikan Firman-firman Tuhan yang dirilis mendunia, demikian dia dapat membuktikan Keberadaan Tuhan yang nyata. Maka sungguh, Tuhan itu ada.
Bagi para peneliti, Lia Eden bisa dijadikan icon penelitian PROVING GOD karena melalui dirinya, cara kami bekerja menuntunkan Firman-firman Tuhan dapat diamati. Dan para Rasul Eden yang menyertainya dapat bersaksi untuk itu. Daripadanya, segala hal yang terkait dengan obyek penelitian untuk membuktikan Tuhan itu ada atau tidak, tak lagi terlalu penting karena bukti Tuhan itu ada bisa disimak melalui kehidupan Lia Eden, sebagaimana materi yang dituliskannya telah tercantum Jawaban-jawaban Tuhan dan Petunjuk-Nya yang jelas dan lengkap serta sempurna.
Keseharian kehidupan Lia Eden di tengah Komunitas Eden akan menjadi kajian spiritual yang penting karena peranan Tuhan sangat lekat pada dirinya dan dalam aktivitas kesehariannya. Dan itu sengaja kami tuangkan menjadi bagian dari materi Risalah Eden. Supaya publik bisa menikmati Ajaran dan Bimbingan Tuhan kepadanya. Website KomunitasEden.com menjadi penuangan materi Wahyu-wahyu Tuhan. Dan semua materi di dalamnya, Lia Eden-lah yang menuliskannya. Dan itu disertai dokumentasi kegiatan Eden sehingga kelak semua dokumentasi Eden di website ini dapat dijadikan pandangan spiritual modern dan pandangan bagaimana Tuhan menurunkan Pewahyuan-Nya di Eden.
Dan bahkan tertera catatan Komunikasi Tuhan dengannya dan komunikasi Jibril sehari-hari dengannya, itu bebas untuk dikaji karena sesungguhnya Jibril menyukai humor. Dan Lia serta rekan-rekannya di Eden sering terpingkal-pingkal oleh humor Jibril yang khas. Itulah kekhasan humor lintas alam. Hal itu niscaya tak terprediksi dan tak disangka oleh semua orang bahwa ternyata Malaikat Jibril lucu.
Adapun materi humor Jibril tak tercatat dalam Risalah Eden, tak juga terdokumentasikan. Nun, sifat humoris Jibril sudah menjadi hiburan keseharian di Eden. Dan humorku sengaja kumaterikan menjadi obyek humor lintas alam dan disatukan dalam skenario humor Jibril. Tentu saja humor Jibril itu pun sarat mengandung pesan.
Nun, kami sarankan jangan mau berteman dengan iblis, karena bergaul dengan malaikat lebih menyenangkan. Itu karena malaikat bisa melucu. Kalau sedang melucu, orang lain bisa melihat betapa karakter Jibril itu sangat berbeda dengan karakter Lia Eden. Sebagaimana yang satu melucu, dan sikap Lia yang tak tahan menahan tawanya dan sambil terpingkal-pingkal dia menuturkan apa ucapan Jibril yang lucu itu.
Pemandangan seperti itu adalah keseharian di Eden, dan itu telah merupakan hiburan keseharian mereka. Dan tandailah itu sebagai hiburan segar dan suci di Surga, pergaulan yang akrab dan transparan antara malaikat dan manusia dan Komunikasi Tuhan yang transparan di Eden. Itulah tandanya ada Surga di atas bumi. Dan itu bukti Tuhan itu ada.
Sementara di sisi lain ada aktivitas neraka yang direkam manusia secara sadar. Dan itu tak dinyatakan sesat dan menyesatkan. Ada apa? Konon itulah yang perlu kami jelaskan, bahwa neraka itu sudah jelas adanya. Maka sungguh bodoh bila tidak menginginkan Surga, apalagi bila menyatakan kami sesat dan menyesatkan, padahal kami sibuk menyebarkan Petunjuk Tuhan dan kebenaran hakiki dari-Nya. Dan adalah bodoh bila memusuhi kami karena kami adalah malaikat yang sengaja diturunkan Tuhan untuk menolong umat manusia.
Kalau kami bisa berbicara dan bisa didengar oleh semua orang, maka apa bedanya kami dengan manusia? Umat manusia takkan pernah bisa melihat wujud malaikat, tapi bisa mendengar suaranya di suara hati nurani. Nun, lebih jelas suara malaikat itu bila Tuhan sudah menunjuk Utusan-Nya dari golongan manusia. Demikian adanya Lia Eden yang didampingi oleh Malaikat Jibril.
Tapi kenapa apa pun yang kami sampaikan dianggap bullshit dan kesesatan? Kenapa juga manusia lebih suka tontonan neraka? Itu pula yang perlu kami jelaskan. Maka apakah kebenaran mereka lebih baik daripada kebenaran kami? Sungguh tak lebih jelas kebenaran orang-orang yang menuduh kami sesat.
Bahwa publikasi iblis melalui orang-orang yang menyukai horor, itu lebih dapat diterima, karena itu merupakan konjungsi dosa-dosa dan tak adanya penaklukan terhadap rangsangan dosa oleh orang-orang yang cenderung menikmati dosa.
Ada dunia supranatural di layar kaca menjadi entertainment, karena dikemas demikian rupa bak pertunjukan hiburan. Makhluk ruh pun tampil transparan tapi penuh misteri yang menjadi semakin seru karena ditanggapi oleh aktor supranatural dengan gaya presenter mistik yang khas. Seakan-akan dunia mistik tersebut seperti itulah adanya, tak menalarkan dunia ruh yang sebenarnya. Adapun kesan yang ternampakkan jelas lebih kuat penampilan komersialnya dan peragaan keakuan para supranatural yang mengada-ada. Manipulasi trik dan penyesatan oleh mantra yang digunakan adalah merupakan trend baru kemusyrikan.
Bahwa sifat iblis memang begitu, selalu pandai menyiasati penyesatannya. Kini penyesatannya berbahasa ilmiah, tak lagi berbahasa horor. Padahal pada ujungnya penyesatan iblis tetap akan menjadi horor.
Jadilah manusia terkecoh dan tak curiga kalau acara-acara semacam itu sesungguhnya adalah perambahan iblis atau Neraka, sekaligus menegaskan kemusyrikan di dunia manusia. Karakter dan performance iblis pun menjadi bagian dari hiburan. Itulah Neraka di dunia manusia, dan manusia tak menyadarinya karena telah menjadikannya sebagai hiburan saja.
Adakah praktisi prostitusi kurang mengesankan sebagai fenomena dunia iblis? Perempuan-perempuan cantik yang menjajakan dirinya terlihat bukan seperti iblis yang menjajakan godaannya. Tapi itu dunia iblis. Ternyata iblis itu tak hanya bisa tampil horor, tapi juga bisa tampil cantik-cantik dan rupawan.
Sesungguhnya gen iblis pada diri manusia itulah yang sedang berperan aktif meluruhkan manusia ke dunia iblis melalui permainan coba-coba memasuki dunia ruh. Dengan permainan jailangkung, maupun pencaharian bukti penampakan makhluk ruh, telah diabadikan melalui penayangan program mistik di layar kaca yang banyak penggemarnya.
Aspek keseharian manusia sekarang itu sudah dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa horor, mengapa pula sengaja ditambahkan dengan entertainment horror? Pada saat ini gen malaikat tak berdaya atas revolusi gen iblis karena umat manusialah yang memang menyukai misteri horor dan suka melakukan dosa.
Dunia memang terbalik, pengakuan Lia terkait tentang kedatangan Jibril tak ditanggapi baik dan antusias, malah sebaliknya dicerca dan diperolok-olokkan. Tapi sebaliknya, masyarakat welcome terhadap iblis yang membawa segala perangkat pembiusannya yang memabukkan manusia.