Tags
alam semesta, astrofisika, autisme, biologi molekular, DNA, elektromagnetik, gen iblis, gen malaikat, gen tuhan, genetika, genome, hubble, indigo, karma, kerasukan, kimia, lady diana, makrokosmos, mengenal Tuhan, mikrokosmos, penciptaan adam dan hawa, pensucian, reinkarnasi, sinar gamma, spektrum, wahyu tuhan
Dunia pernah dikagetkan dengan kejadian berdarah yang menghabisi 26 orang yang tidak bersalah yang rata-rata adalah anak-anak di bawah usia 7 tahun. Kejadian ini terjadi di kota Connecticut Amerika Serikat. Setelah diselidiki ternyata pelakunya berumur 20 tahun dan diduga mengidap gangguan autisme.
Cerita horor ini melukiskan pengidap autisme bisa menjadi pembunuh sadis di luar kesadarannya. Ini berbeda dengan pembunuh yang kerasukan atau pembantaian massal oleh tokoh kejam yang tak berperi kemanusiaan. Adapun naluri jenis ruhnya yang sedang terbangkitkan kebinatangannya yang sedang menguasai penderita autisme tersebut, selayak kebuasan harimau yang sedang kelaparan. Peristiwa horor tersebut tak dinyana bisa dilakukan oleh penderita autisme. Tapi perhitungan karma terhadap pelakunya akan memastikan dia sedang menuju kodrat menjadi binatang buas. Dan itulah persilangan jalan penderita autisme. Ada yang sedang diperjalankan dari kodrat hewan ke kodrat manusia dan ada yang dari kodrat manusia ke kodrat hewan. Masa transisi kodrat itulah yang ditengarai sebagai autisme.
Penderita autisme mengalami masalah interaksi sosial dan kesulitan berkomunikasi dan mengalami sindrom imajinasi mengakibatkan gangguan mendidik anak oleh kedua orang tua yang memiliki anak autis. Peranan orang tua yang penuh kasih dan sabar sangat diperlukan untuk menenangkan anak-anak autis. Namun, adakalanya anak-anak autis sangat nakal dan susah diatur dan terkadang berbahaya sehingga sangat menyusahkan orang tuanya dan keluarganya.
Peralihan kodrat dari manusia yang akan menjadi hewan bisa ternampakkan seperti penderita autisme. Adapun autisme yang semacam ini perilakunya buruk dan mengganggu dan suka merusak dan menggigit bahkan membunuh. Kelainan jiwa ini tak bisa diobati karena kecenderungannya sulit diatasi melalui terapi apa pun, selayak kodrat peralihannya menjadi hewan sudah tertuju pasti.
Demikian orang tua yang memiliki anak autis semacam itu hanya bisa menyikapi kesusahannya itu dengan berintrospeksi diri dan mulai mengimbangi kesusahannya itu dengan melakukan pendekatan kepada Tuhan dan memohon kepada Tuhan agar diberi jalan untuk memudahkan mereka membesarkan anaknya yang autis itu dengan sabar. Dan diimbangi dengan memperbanyak melakukan amal kebajikan dan amal saleh dan bersedia memahami keadaan anaknya itu sebagai karma bagi anaknya dan bagi orang tuanya sehingga dengan demikian mereka bersedia fokus menebus karma-karmanya sendiri demi kemudahan hidup anaknya yang autis dan keluarganya.
Sesungguhnya kemudahan hidup selalu bisa dicapai setelah seseorang itu bila berhasil memahami perlunya menebus karma. Maka bila ingin menebus karma ingatlah dosa yang pernah dilakukan dan mohonlah ampun kepada Tuhan dan sebutkan itu kepada Tuhan dalam doa Anda bahwa Anda ingin menebus dosa-dosa itu dan memohon kepada Tuhan memperjalankan Anda ke jalan penebusan dosa tersebut. Dan mohon kepada-Nya untuk memberi kesanggupan penebusan.
Bila Anda tulus dalam berdoa, maka Tuhan akan memperjalankan Anda kepada penebusan dosa tersebut. Dan jalanilah itu dengan sungguh-sungguh dan dengan ketulusan murni demi menebus dosa Anda.
Selesai dengan penebusan dosa yang satu, susulkan kembali doa untuk menebus dosa yang lainnya. Demikian selanjutnya sampai Anda merasa dosa-dosa yang teringat oleh Anda sudah Anda tebus. Namun, nyatakan kepada Tuhan minta diingatkan oleh-Nya kepada dosa-dosa Anda yang terlupakan, dan niscaya Tuhan akan mengingatkan Anda tentang hal itu. Maka segeralah Anda menebusnya lagi. Mungkin dengan cara itu anak autis Anda akan lebih mudah mengendalikan diri dan Anda pun menjadi mudah untuk mendidiknya.
Bagi Tuhan apa susahnya menyatakan Rahmat-Nya terhadap orang tua yang mempunyai anak autis, yang sudah introspeksi dan menyadari bahwa dari karma dosanyalah dia dibalaskan Tuhan dengan memberinya anak autis. Demikian saran kami. Autisme lebih mudah diatasi dengan introspeksi dan menebus karma dosa dengan sungguh-sungguh.