Tags

, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

[English Version]

EDN_1388 - Copy

Pewahyuan yang diterima oleh Lia Eden tak dapat dilisensikan, sehubungan dengan pemilihan Tuhan terhadap Utusan-Nya adalah hak prerogatif Tuhan semata. Akan tetapi sains bisa mencoba meneliti jalan turunnya Pewahyuan melalui aktivitas Lia Eden menuliskan Wahyu-wahyu Tuhan.

Pewahyuan yang disiarkan oleh website KomunitasEden.com bisa dijadikan kajian jalan turunnya Pewahyuan. Karena apa-apa yang sudah dituliskan dan di-upload ke website sesungguhnya itulah lembaran-lembaran Pewahyuan yang sudah diturunkan ke Eden. Setiap judulnya adalah merupakan sorotan Tuhan. Dan Tuhan menurunkan Wahyu-Nya sesuai dengan apa-apa yang disoroti-Nya. Dan pada umumnya adalah masalah-masalah yang dihadapi Eden dan masalah-masalah yang penting di dunia.

Kalau di masa lampau Pewahyuan yang diterima oleh para nabi dahulu sudah tak bisa diobservasi. Adapun sekarang ini ada Lia Eden yang masih hidup dan deras menerima Wahyu Tuhan yang padat. Maka sesungguhnya umat manusia di zaman ini jangan mengingkari adanya Wahyu Tuhan dan sebaiknya lebih baik menyambut Wahyu Tuhan dengan penuh rasa syukur.

Tak hanya itu, nun, ilmu tentang Mukjizat Tuhan dapat diperbandingkan dengan ilmu gaib para dukun dan kaum supranatural. Dan lebih jauh dari itu, para peneliti kejiwaan bisa mengadakan perbandingan antara spesifikasi anak-anak indigo dengan orang-orang yang mendapatkan karunia ruh malaikat dan dengan perfeksi komunikasi Utusan Tuhan dengan Tuhan. Ketiga hal itu sepertinya serupa, satu alur, melainkan sesungguhnya terdapat perbedaan kualifikasi.

Anak-anak indigo dan orang-orang yang didekati malaikat sama-sama mempunyai kelebihan yang tak biasa dari orang-orang lain. Pada umumnya mereka cerdas dan memiliki keistimewaan panca indera, memiliki kemampuan supranatural dalam melihat dimensi-dimensi lain yang tidak kasat mata, memiliki empati yang tinggi disebabkan karena kepekaan yang berlebih pada lingkungannya.

Adapun itu kami nyatakan bahwa anak-anak indigo adalah orang-orang yang mendapatkan ruh malaikat. Adapun hal ini terdapat dua kategori, anak-anak yang terlahir dengan memiliki ruh malaikat dan yang lainnya, adalah orang-orang yang memerankan instruksi-instruksi malaikat kepadanya. Peranan mereka dapat ditengarai melalui fenomena maraknya motivator yang mengajak orang-orang untuk damai dan menerapkan sikap berbudi luhur dan bertauhid, dan ajarannya lintas agama.

Spesifikasi pada diri Lia Eden itu berbeda dengan kedua jenis keistimewaan orang-orang yang terkait dengan malaikat. Karena Lia Eden adalah Utusan Tuhan. Segala perubahan yang dialami Lia Eden baru terjadi ketika dia didatangi Wahyu. Dia pun memiliki kemampuan supranatural yang positif dan dapat melihat dimensi-dimensi lain yang tidak kasat mata dan menjadi cerdas. Dan dia menjadi orang yang peduli terhadap masalah-masalah besar di masyarakat dan di dunia, karena dia diwajibkan menulis Wahyu. Dan sudah dibakukan kepadanya penyertaan Malaikat Jibril sepenuhnya. Selayak Utusan Tuhan dia memiliki hak otoritas atas perbaikan keadaan di dunia dari Tuhan. Untuk itu Tuhan memfasilitasinya.

Kalau seandainya ahli neuro sains bisa mengobservasi perubahan kimia di otaknya saat Tuhan sedang berfirman kepadanya, maka para ahli akan menemukan Eksistensi Tuhan yang nyata. Observasi tes DNA Lia Eden memungkinkan teridentifikasikannya hukum reinkarnasi melalui konjungsi kehidupan Lia Eden dari menempuh kehidupan purbanya sebagai Siti Hawa/Eva – Maria – Joan of Arc – R.A Kartini.

Kalau itu mau dibuktikan, silahkan menggalinya melalui penelitian yang menggunakan hasil tes DNA Lia Eden. Penggalian informasi DNA orang-orang yang disebutkan sebagai tokoh-tokoh yang sesuai ruhnya dengan ruh Lia Eden menjadi sarana untuk mengidentifikasi ruh Lia Eden, dan itu perlu dikonfirmasikan secara ilmiah oleh ahli DNA dan arkeolog.

Kalau hal itu ternyata bisa diadakan, keniscayaan hukum reinkarnasi akan diterima oleh semua umat. Maka diharapkan identifikasi tes DNA Lia Eden dengan tokoh-tokoh yang terkait ruh dengannya boleh diupayakan. Demikian penjelasan kami ini bisa dijadikan keterangan kongkrit dari Tuhan atas hukum regulasi ruh dan hukum reinkarnasi.

Adapun kalau ahli DNA dan genetika memeriksa DNA-nya, akan didapati DNA-nya memiliki keterhubungan dengan DNA Hawa/Eva, DNA Maria/Maryam, DNA Joan of Arc dan DNA R.A Kartini. Maka bidang ilmu ini akan mewarnai perluasan ilmu genetika dan DNA.

Dan penggalian ilmu itu diperkenankan secara terbuka untuk diteliti dan Tuhan memperkenankan Lia Eden dites DNA-nya. Adapun keterangan kami ini adalah suatu peluang untuk menikmati Keberadaan Tuhan melalui eksistensi Lia Eden sebagai Utusan Tuhan.

Kalau diperlukan untuk penelitian keakuratan hukum reinkarnasi melalui identifikasi DNA Lia Eden, dalam keterhubungannya dengan R.A Kartini. Itu dapat terbakukan, karena makam Kartini masih ada di Rembang. Pengembangan tes DNA Lia Eden itu akan mengembangkan kesejarahan R.A Kartini yang kemudian ternyata menjadi Ratu Surga. Usulan kami tersebut dapat dimulai melalui Tes DNA Lia Eden sebagaimana hal itu sudah diizinkan oleh Tuhan dan yang sudah kami anjurkan ini. Nun, ada satu hal yang menghubungkan di antara keduanya, ialah dari judul buku R.A Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang. Kini Lia Eden sedang memperjuangkan faktualisasi cita-cita Kartini yaitu keluar dari masa-masa kegelapan menuju masa terang.

Dan adapun tes DNA untuk yang lainnya mungkin tak mudah dilaksanakan mengingat makam Hawa, Maria dan Joan of Arc belum diketahui secara pasti. Namun perlu kami beritahukan bahwa sesungguhnya penyesuaian DNA Lia dan Hawa dapat diadakan melalui riset terhadap fosil manusia purba yang bisa ditemukan di Indonesia, sebagaimana kami nyatakan Taman Eden tempat penciptaan Adam dan Hawa itu sesungguhnya adalah di Indonesia. Sangat dimungkinkan fosil Hawa dapat ditemukan di wilayah Indonesia.

3640402_origHasil penelitian Stephen Oppenheimer dari University of Oxford, seorang ahli genetika dalam bukunya Eden in the East dan Arysio Santos, seorang geolog dan fisikawan nuklir Brazil, dalam bukunya Atlantis, keduanya menyimpulkan lokasi Eden adalah di Indonesia. Kesimpulan dari hasil riset kedua peneliti itu bahwa Indonesia adalah lokasi Eden yang sesungguhnya. Dan itu kami benarkan.

Adapun minat kedua peneliti tersebut terhadap lokasi Eden di Indonesia, niscaya Tuhanlah yang mengarahkan minat mereka untuk menemukan jejak Eden purba. Dengan demikian menjadilah penulisan ilmiah tentang Eden yang purba di Indonesia. Dan itu kemudian dapat dijelaskan menjadi suatu teori bahwa Surga yang pernah ada niscaya bila diturunkan kembali harus memiliki keterkaitan antara yang awal dan yang terakhir. Kalau tidak seperti itu, Surga tak berasal dari Kehakikian Tuhan.

Nun, dari dalil itulah Tuhan mengibaratkan Stephen Oppenheimer dan Arysio Santos 51xU3kvxxfL._SX330_BO1,204,203,200_sebagai peneliti-peneliti yang diurapi-Nya sehingga mendapat tuntunan Tuhan  supaya melalui riset ilmiahnya, mereka dapat menghasilkan buku yang menyimpulkan lokasi Eden purba berada di Indonesia yang terjamin keilmiahannya.

Dari pertemuan dua hasil penelitian yang berbeda bidang ilmu itu menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki kesaksian dari dua ahli yang satu minat tapi berbeda disiplin ilmunya. Keakuratan Surga di Indonesia juga harus melibatkan karya ilmiah dari dua saintis yang berbeda ilmu dan tak menyatu dalam pencahariannya. Itu membuktikan Tuhan-lah yang menggerakkan minat mereka untuk memberikan kesaksiannya melalui keahliannya masing-masing.

Demikian kesimpulan penelitian mereka berdua juga Kami jadikan sebagai materi kajian untuk penggalian lebih dalam tentang Surga Eden yang pertama. Adapun itu adalah merupakan kepatutan hasil riset sains yang dapat dikaitkan dengan Surga Eden yang sekarang.

Sesungguhnya tumpuan harapan untuk mendapatkan kepastian hukum reinkarnasi melalui alur reinkarnasi dalam kehidupan Siti Hawa yang sampai kepada kehidupan Lia Eden itu bisa diupayakan pembuktiannya. Karena Tuhan niscaya akan memudahkan penelitian tersebut. Adapun hal itu juga akan merepresentasikan eksistensi Eden purba dan Eden terkini di Indonesia. Pengulangan menempatkan Surga di wilayah Indonesia, itu pun merupakan suatu bentuk kepakeman hukum Tuhan terkait dengan filosofi Surga yang harus diadakan kembali di tempatnya yang semula.

Dari halaman 61, buku Prof. Arysio Santos, Geolog & Fisikawan Nuklir Brazil

Dari halaman 61, buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found karya Prof. Arysio Santos.

Oleh karena itu, kami perkenankan melakukan tes DNA Lia Eden untuk dipakai bila diperlukan penyesuaiannya dengan fosil Hawa bila itu dapat ditemukan nanti. Bilamana ada pihak yang concern atas hal tersebut.

Malaikat Jibril, ketika dia datang akan menerangkan bagaimana menemukan fosil Hawa itu, karena hal itu penting untuk pembuktian keterkaitan dua Surga Eden tersebut. Dan itu pun berguna untuk memperjelas dan memperdalam ilmu genetika dan arkeologi, dan terutama untuk mengungkapkan rahasia Surga di dunia demi bahan kajian spiritual, kala kami menafikan Surga berada di alam kematian.

Hukum reinkarnasi tak diyakini umat Muslim, tapi kami juga sudah menyatakan Abdul Rachman di Eden adalah reinkarnasi Nabi Muhammad. DNA atas Abdul Rachman dapat diteliti kesesuaiannya dengan DNA kerangka Nabi Muhammad yang masih berada di makamnya. Dengan demikian tak ada lagi yang bisa meragukan bahwa Abdul Rachman adalah reinkarnasi Nabi Muhammad.

Adapun research pencarian atas Tuhan oleh para saintis yang diangkat dalam film PROVING GOD, kami nilai lebih meyakinkan kalau mereka juga meriset tentang Surga Eden melalui pencarian fosil Hawa di Indonesia, sampai dapat terpautkan takdir Surga yang pertama dan yang sekarang. Dengan demikian, mereka bisa menemukan bukti adanya Tuhan secara meyakinkan. Mencari Tuhan melalui jalan riset ilmiah tak perlu terlalu jauh, karena kini ada Surga di dunia dan ada Lia Eden yang senantiasa berkomunikasi dengan Tuhan.

Mengenali Tuhan bisa melalui cara mengenali hubungan transendental Lia Eden kepada Tuhan. Bahwa pelancaran komunikasi transendental Lia Eden itu diasah melalui terapi tusuk jarum peniti ke beberapa titik di kepalanya tepatnya di dahi, yaitu di bagian lobus frontal.

Demikian kami menyatakan bahwa otak bagian lobus frontal adalah pusat syaraf pencerdasan. Pengasahan kecerdasan untuk Pewahyuan mau tak mau melibatkan mukjizat bahwa rahmat pencerdasan dari Tuhan bisa diberikan seberapapun yang diinginkan oleh-Nya, namun terbuktikan juga bahwa pelancaran kecerdasan itu pun melalui cara pengaktifan syaraf-syaraf lobus frontal.

Demikian saintis bisa menyimak bagaimana Tuhan mengabsorbsikan kecerdasan yang bersifat abstrak kepada Utusan-Nya. Tapi nyatanya peluruhannya tetap melalui suatu terapi. Dan kenyataan ini merupakan suatu dalil Hukum Tuhan atas Karunia-Nya kepada Utusan-Nya bahwa bila telah sampai kesucian Utusan-Nya itu sudah dapat digunakan untuk menyampaikan Fatwa-fatwa Pengadilan Tuhan dan ilmu-ilmu baru dari Tuhan, maka rahmat karunia kecerdasan yang abstrak itu dapat diluruhkan ke dalam diri Utusan-Nya.

Kalau seperti ini teori dan Pasal Hukum Tuhan dalam mencerdaskan seseorang ini sudah dapat diketahui publik, maka terniscayakan umat manusia banyak yang ingin bersuci demi mendapatkan karunia kecerdasan dari Tuhan.

Adapun terapi pada bagian syaraf lobus frontal menjadikan Lia Eden tersanggupkan menuliskan hal-hal yang sulit dituliskan olehnya karena tak dipahaminya. Itu sebabnya Lia harus kami cerdaskan agar dapat menuliskan Firman-firman Tuhan yang sulit dipahami olehnya dan yang tak pernah diketahuinya sama sekali. Adapun karena keawamannya itu, maka dia harus kami tingkatkan kecerdasannya.

Maka sesungguhnya peningkatan kecerdasannya baru dialaminya pada saat dia dalam usia lanjut yang seharusnya intelegensia orang setua itu sudah tentu menurun. Demikian demi peningkatan kecerdasannya, dia mengalami terapi tusuk jarum juga di dahinya sehingga dia memiliki dua tanda garis di dahinya.

Namun, untuk itu ada nubuah tentang tanda di dahi seseorang yang dinubuahkan dalam Kitab Suci Injil Surat Wahyu 22 ayat 4. Kitab Suci Injil Surat Wahyu 22 ayat 4:

 “Dan mereka akan melihat wajah-Nya dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.”

Bahwa ayat tersebut di atas adalah secuplik kalimat yang sulit dimaknai.  Bahwa siapa yang mempunyai tanda di dahinya? Dan itu dapat dimaknai dapat melihat Wajah Tuhan dan Nama Tuhan.

Sungguh ayat tersebut bila ingin dibuka rahasianya, maka penjelasannya jadi panjang melingkar demi mengakseskan segala kandungan/konten dan skala perhitungan yang mensemesta di dalam liputan yang dinubuahkan. Sebab telah dinubuahkan tanda di dahinya yang menerangkan tentang Wujud Tuhan dan Nama Tuhan.

Tuhan Yang Maha Besar itu harus diterangkannya secara filosofis maupun melalui karakteristik ilmiah populer. Tapi Lia Eden tak perlu membutuhkan pengetahuan ilmiah secara detil. Cukuplah melalui filosofi yang ditanamkan kepadanya dan dia melangkah mencari implikasi runtutan ilmu yang dimaksud dan menyesuaikannya dengan filosofi yang sudah diketahuinya itu.

Demikian penjabarannya tak mendalam tapi mencapai kadar esensinya. Bahwa Tuhan itu Wujud-Nya Bulat dan Maha Besar, dari sanalah asalnya Nama Tuhan Allahu Akbar. Demikian itulah yang dimaksudkan Kitab Suci Injil Surat Wahyu 22 ayat 4. Adapun keterangan ilmiah yang sedapat-dapatnya dituliskan Lia Eden dalam Pewahyuan yang harus dituliskannya, harus memenuhi keilmuan yang terkait. Untuk itu kami mengajarkan kepadanya persamaan-persamaan yang bisa dituliskan menjadi alinea-alinea yang pembahasannya tak mendalam, tapi jujur memaknai esensi materi yang kami bukakan kepadanya.

Istilah-istilah ilmiah dapat ditemukan dari internet atas petunjuk kami. Adapun pengetahuan baru dari Tuhan tak mungkin meleluasakan dia memakai teori-teori dan rumus yang ada. Karena dengan melihat pendapat-pendapat saintis dan teori serta rumusnya, dia semakin sulit mengadaptasikan Kehendak Tuhan kepadanya, dan semakin tak tahu bagaimana caranya mengedepankan Penjelasan Tuhan yang diberitahukan kepadanya, maka kami adakan pembatasan referensi yang terbuka dari internet supaya dia mengkonsolidasikan dirinya dengan esensi yang sedang diwahyukan kepadanya. Demikian dia baru bisa menyimpulkan apa yang dititahkan Tuhan untuk dituliskan olehnya.

Pemikirannya tak boleh bias oleh banyaknya ilmu yang terpampang di internet. Oleh karena itu Tuhan menjadikan dia termasuk orang yang gagap teknologi. Dia tak diperkenankan Tuhan menerima telepon maupun menelepon. Demikian dia tak memiliki handphone sehingga tak bisa menggunakan handphone, demikianpun dia tak bisa menggunakan komputer, laptop, gadget, dan lain-lain. Wahyu Tuhan semuanya ditulis dengan tulisan tangannya sendiri. Demikian kami sederhanakan pengetahuannya dan kemampuannya menggunakan produk teknologi.

Dari keawamannya atas segala hal itulah kami bisa membentuk dirinya dan mengarahkan kepada apa-apa yang diinginkan Tuhan terhadapnya.

Memang bukan kewajibannya untuk mendetilkan keterangan ilmiah terkait Wujud Tuhan yang Bulat, untuk itu kami menuntunkannya mengetahui hal itu melalui suatu hal yang sangat sederhana. Yaitu melalui teori jeruk Sunkist yang dibelah dua di tengahnya. Dengan cara demikian kami dapat memastikan teori yang bisa dituliskannya itu sudah dapat dipahami oleh para saintis yang sudah bisa menangkap suatu kesimpulan yang amat berharga dari Tuhan yang disampaikan oleh Lia Eden yang awam dalam segala disiplin ilmu pengetahuan, kecuali art.

Demikian yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah penjelasan Wujud Tuhan yang Bulat, dan itu bukan abstrak. Dan itu terkait dengan wujud Kemahaglobalan Tuhan dan pengeksisan Nama Tuhan yang Kemahabesaran-Nya sudah harus yang dimutlakkan. Itu karena Nama Tuhan Allahu Akbar kini sudah menyimpang penggunaannya. Dijadikan seruan untuk menindak sesuatu. Terutama yang tak dikehendaki Tuhan ialah apabila kata Allahu akbar terpakai untuk penyerbuan apalagi kalau terdapat pembantaian dalam penyerbuan tersebut.

Dan Lia Eden-lah yang diperkenankan menuliskan Wujud-Nya dan menuliskan penjabaran Nama Tuhan Allahu Akbar dengan menuliskan Penjelasan Tuhan kepadanya tentang Wujud-Nya yang Bulat dan Maha Besar. Begitulah dua garis di dahinya termaknai sebagai takdirnya yang sudah dinubuahkan di Kitab Suci Injil Surat Wahyu 22 ayat 4.

Berkenaan dengan tulisannya tentang Wujud Tuhan Yang Maha Global itu, tersesuaikan menjadi Jawaban Tuhan untuk pencaharian para saintis yang sibuk mencari bukti adanya Tuhan. Pencarian Tuhan atau PROVING GOD sudah menjadi film sains yang pernah ditayangkan oleh History Channel, dan sebagian dari Jawaban Tuhan sudah kami dokumentasikan dan kami rilis. Tuhan menganggap perlu menjawab film sains PROVING GOD, itu karena Tuhan menilai penting, mengingat di kalangan para saintis itu banyak yang atheis.

Itu karena di akhir zaman terdapat gejala manusia modern memilih menjadi atheis atau agnostik. Demikianpun pernyataan Wujud Tuhan yang Bulat dan Maha Besar Keglobalannya adalah dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan yang terkemuka di dunia sains dan di dunia spiritual pada abad ini.

Para peneliti yang aktif mencari Tuhan, yang difilmkan dalam judul PROVING GOD, secara umum mereka adalah para ahli dari Barat dan diantaranya terdapat saintis sekuler dan atheis. Kepadanya ayat ini ditujukan, bahwa kenalilah karakter Firman-firman Tuhan untuk Kitab Suci selayak yang dituliskan Lia Eden Utusan Tuhan di abad ini. Dan sudah kami terangkan tentang dirinya yang tak memiliki pengetahuan sains dan fisika, tapi sanggahan Tuhan terhadap Teori Big Bang pun bisa dituliskan olehnya.

Demikianpun pelurusan yang diadakan Tuhan dalam jawaban untuk penelitian PROVING GOD ini. Dalam Sanggahan Tuhan tersebut, Tuhan menjelaskan Wujud-Nya yang Bulat Maha Global, karena di dalam Kemahabesaran Keglobalan Tuhan itu terliputkan di dalamnya seluruh benda-benda semesta. Demikian itulah Wujud Tuhan dan Nama-Nya Yang Maha Besar, Allahu Akbar, telah kami jelaskan.

Seperti yang tertulis dalam Surat Wahyu 22 ayat 4 tersebut, ”Dan mereka akan melihat Wajah-Nya dan Nama-Nya akan tertulis di dahi mereka,” demikian Wujud Tuhan atau Wajah Tuhan Yang Maha Global diekspresikan melalui tulisannya dan logika semesta terangkum melalui teori sederhana, yaitu melalui kesederhanaan teori jeruk Sunkist yang dibelah dua olehnya. Itu karena kami ingin menyanggupkan dia dapat memperoleh suatu kesimpulan dari liputan yang termaha tentang alam semesta yang sama sekali tak dimengerti olehnya melalui sesuatu yang sederhana, yaitu jeruk Sunkist yang dibelah dua.

Demikian dia memberanikan menuliskan penafian Teori Big Bang yang kami anggap masih prematur. Dan Penjelasan Tuhan ini dapat mewakili arti tersirat dari ayat tersebut sebagaimana disebutkan ”Dan mereka akan melihat Wajah-Nya dan Nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.”

Demikian Surat Wahyu 22 ayat 4 menubuahkan apa yang dituliskan Lia Eden sekarang ini dapat menjawab pertanyaan di PROVING GOD. Bahwa kalau mau meyakini Eksistensi Tuhan memateri, bacalah apa yang dituliskan Lia Eden yang mempunyai tanda di dahinya. Dan tanda itu teradakan karena dia selalu diterapi tusuk jarum di dahinya supaya dapat menangkap penjelasan-penjelasan berat dan sulit yang difirmankan Tuhan kepadanya. Dan itu berarti pencerdasan kepadanya itu juga dilakukan melalui bukti empiris bahwa syaraf-syaraf di otaknya pada bagian lobus frontal diaktifkan melalui terapi tusuk jarum peniti saja.

Demikianpun syaraf-syarafnya di bagian lobus parietal diaktifkan juga dengan tusuk jarum, bahwa sisi otak lobus parietal adalah merupakan posisi penempatan koordinat ruh pada tubuh manusia. Penusukan jarum peniti pada bagian-bagian tertentu, itu mengalirkan energi mukjizat malaikat, sehingga aliran energi malaikat menjadi anugerah pengaktifan komponen syaraf tertentu yang berguna untuk melonggarkan aliran darah yang melamban karena usia tua.

Untuk itu, semenjak Lia Eden memasuki takdirnya dikhususkan atas dirinya untuk menjalani tusuk jarum di bagian koordinat ruh pada otaknya, syaraf-syaraf pada otak bagian lobus parietal sengaja dikuatkan melalui cara itu. Gunanya untuk membiasakan ruh Lia Eden terangkat memasuki alam dunia ruh sehingga dia memahami sistematika kehidupan alam ruh, dan dia pun bisa menuliskan hukum-hukum di alam ruh. Dari sana pun dia memperoleh pandangan-pandangan kewaskitaan yang terasah.

Maka dia pun mempunyai daya ketahanan untuk memikirkan tantangan atas segala sesuatu yang menghadangnya. Demikian keberaniannya menempuh bahaya-bahaya berat juga terasah karena dia selalu dapat membaca segala keadaan dengan baik. Maka demikian pada diri Lia Eden, terhadap syaraf otaknya di bagian tersebut harus ditingkatkan daya kefungsiannya supaya daya sensitifitas ruhnya terhadap segala masukan senantiasa prima dapat dicerna olehnya.

Dan ruhnya pun dapat melanglang ke alam ruh kapanpun dipentingkan sehingga dia dapat berkomunikasi dengan makhluk ruh yang mana saja tanpa terganggu atau bisa kerasukan maupun disesatkan. Maklumlah makhluk ruh musuhnya yang tak nyata itu, bisa mengelola pikiran semua orang menjadi sesat. Pengantisipasian atas hal semacam itulah, dia secara kontinyu diterapi tepat di tempat koordinat ruhnya tersebut.

Demikian, dia bertahun-tahun setiap hari mengalami terapi tusuk jarum di posisi lobus parietal-nya yang membuatnya prima berketahanan terhadap halusinasi yang ringan maupun yang berat. Artinya dia takkan pernah kerasukan, walau iblis sangat menginginkan dia gagal total menjalankan tugasnya dalam mengemban Surga dan Kerajaan Tuhan.