Tags

, ,

Wahyu Tuhan yang Menjelaskan Teori Jeruk Sunkist untuk Memahami Wujud Tuhan Yang Maha Bulat

Kalaulah Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi itu harus Kujelaskan kepada Utusan-Ku yang awam sama sekali terhadap ilmu kesemestaan dan astrofisika, maklum dia berlatar belakang hanya dengan ilmu seni merangkai bunga saja. Maka Aku harus menjelaskan kepadanya dengan cara yang sederhana, sebagaimana Aku menyuruhnya untuk membelah buah jeruk sunkist dan Kuminta dia memperumpamakan itu sebagai simbolisasi liputan alam semesta.

Bahwa Bumi yang ditempati dia sekarang ini, hanyalah seperti satu titik kecil saja di antara isi buah jeruk itu. Dan Aku mengumpamakan seluruh isi jeruk itu adalah seluruh benda semesta. Dan Kuterangkan jaringan aliran Ruh-Ku yang mensemesta itu juga menggunakan simbolisasi serat kulit dalam yang tipis dari jeruk tersebut yang berpenampang dari titik pusat tengah menyebar ke segala arah dengan teratur sampai ke kulit jeruk.

Dan lapisan kulit jeruk Kusebutkan bagaikan mantel semesta yang berfungsi menahan pengembangan semesta yang berlebihan, sehingga keliputan semesta selalu bisa distabilkan kembali. Dan Kuperintahkan dia membuat skema penampang jaringan aliran Ruh-Ku yang meliputi semesta. Demikian dengan hanya menjelaskan melalui jeruk sunkist yang dibelah dua itulah, Aku berhasil membawa pemikirannya untuk meyakini Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi.

Selanjutnya dia tak perlu mengadakan teori-teori astrofisika untuk lebih jauh menerangkan tentang kaidah ilmu kesemestaan yang baru dari-Ku. Karena menurut-Ku, para saintis di dunia tentu sudah bisa membayangkan adanya pembaharuan ilmu pengetahuan kesemestaan dari-Ku, hanya melalui teori sederhana yang bisa dituliskan oleh Lia Eden.

Dan mereka semua bisa mengembangkan teori-teorinya sesuai dengan pemusatan teori kesemestaan yang sedang Kubukakan sekarang ini. Semua teori pun merdeka dileluasakan, hingga bisa menemukan perumusan-perumusan baru sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Dan ketuntasan ilmu pun dapat dibakukan pada setiap bidang ilmu. Demikian Teori Segalanya atau the Theory of Everything dapat ditemukan.

Demikian segala temuan baru menjadi meningkat pesat, demikian pun segala bentuk pengembangan teknologi. Dan khusus yang tertuju oleh Kami ialah peningkatan teknologi kesemestaan yang niscaya akan berkembang dengan pesat. Dari sanalah upaya penyelamatan-Ku dapat berjalan dengan lancar. Dan itulah yang Kutuju supaya negara-negara mengembangkan teknologi kesemestaan itu dan bisa membuat pesawat angkut antariksa intergalaksi masing-masing, agar bisa membawa bangsanya menyelamatkan diri berpindah ke bumi yang lain.

Aku hanya menyatakan kepadanya bahwa Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi itu juga mengikutkan hukum pentakdiran yang niscaya juga mengikuti hukum perotasian. Semua perotasian takdir itu bersiklus, karena Wujud-Ku Yang Bulat itu berotasi. Maka semua hal di alam semesta pun berotasi dan memiliki siklus masing-masing yang sesuai dengan kompleksitas keragaman habitat masing-masing dalam mengadaptasikan obediensi pada hukum alam.

Betapapun kebijakan-Ku yang sudah Kunyatakan sekarang ini adalah cukup jelas dan terarah, karena Aku akan menyebutkan teori dan asas hukum pentakdiran.

Dan bahwa Neraka di dunia itu selalu disertai takdir Surga di dunia. Dan itu sudah merupakan pasangan yang berlawanan takdir. Seperti juga keawalan dan keakhiran, kuasa terang dan kuasa gelap, keselamatan dan keterpurukan, pemulihan dan kehancuran. Dan kedua hal yang berlawanan itu niscaya bersiklus, karena kedua hal itu juga terkait dengan kelahiran dan kematian atau keberawalan dan kekiamatan.

Surga berfungsi untuk menyelamatkan, Neraka berfungsi untuk mengadakan kiamat. Jangan salahkan Aku atas kejadian kiamat, karena itu sudah merupakan siklus hukum alam yang selalu akan berulang pada setiap masa akhir skala siklusnya.

Mengapa Aku tak mengadakan Surga saja, dan hanya mengadakan penyelamatan? Bagaimana mengadakan penyelamatan bilamana tak ada kehancuran? Dan kalau tak ada kehancuran, takkan ada pembaharuan. Maka sesungguhnya, semua takdir itu berotasi dari yang terbaik ke yang terburuk. Dari kelahiran kepada kematian. Dan kemudian semua takdir pun menelusuri bukan dari awal lagi melainkan dari kematian, dan kembali kepada keterlahiran kembali. Semua persenyawaan pun demikian, dari ketiadaan yang tidak terlihat sebagaimana atom yang menjadi materi, ia akan sampai menjadi benda semesta yang kemudian meledak dan hancur menjadi debu dan atom.

Dan dalam persenyawaan elektron dan proton yang berotasi mengitari inti atom, maka terwujudlah materi. Adapun materi sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Bentuk materi ada yang padat, cair dan gas. Dan masing-masing mengubah bentuk melalui reaksi persenyawaan kimiawi, sehingga terbentuklah masing-masing keterciptaan di alam. Dan dari wujud bentuk hasil persenyawaan itulah yang kemudian menggulung dan berotasi hingga menjadi sesuatu di alam semesta.

Berawal dari partikel kecil yang tertarik oleh gaya elektrostatis, dari sebuah proses yang lambat, tapi sedikit demi sedikit menggumpal menjadi materi yang padat ukurannya, baru bisa sebesar butiran pasir. Namun kemudian, memiliki gravitasi untuk menarik butiran lain. Butiran-butiran tersebut menyatu hingga berwujud batu. Dan dalam proses penggumpalan, intensitas tumbukan meningkat. Dengan panas dan tekanan dahsyat, batuan itu pun akan sampai pada pembentukan planet atau apa pun yang merupakan benda semesta.

Adapun setiap sesuatu di alam semesta niscaya diawali dengan ruh yang mewujudkan reaksi persenyawaan hingga menjadi materi, yang kemudian bergulir dalam rotasi alam sehingga terwujudlah suatu benda di semesta. Maka sesungguhnya semua reaksi kimia, gerak, persenyawaan, pembentukan materi dengan persenyawaannya, itulah yang menghadirkan suatu takdir di alam semesta. Maka sesungguhnya semuanya diawali dengan pengadaan ruh untuk sesuatu oleh-Ku.

Begitulah kehidupan Kuadakan di setiap jengkal alam semesta. Dan untuk pengendalian kehidupan bagi semuanya, demikian Aku mengaturnya melalui suatu pengendalian dengan menggunakan asas hukum reinkarnasi dan asas hukum regulasi ruh. Dan sistem hukumnya tersesuaikan dengan habitat masing-masing.

Namun, asas hukum reinkarnasi dan asas hukum regulasi ruh adalah merupakan hukum mutlak bagi semua kehidupan di alam semesta. Dan pergulatan takdir semuanya pun bergulir dalam perotasian yang berpusat dalam pusaran hukum regulasi ruh dan hukum reinkarnasi.

Betapapun siklus Nerakalah yang sekarang ini menguasai dunia, dan sudah tampil terbuka lebar menganga siap menampung siapa saja. Demikian kini Aku membuka siklus Surgalah yang semestinya mendunia juga. Keduanya, Surga dan Neraka, itu pun kini sedang menjalani pensiklusan masing-masing. Siklus Neraka aktif mendahului pengaktifan Surga. Dan adapun kalau Surga lebih dahulu diaktifkan, maka pengupayaan pensucian Surga akan dilumat habis oleh Neraka.

Tapi kalau Neraka yang lebih dulu aktif, para pendosa masih dimungkinkan disadarkan dan disucikan, sementara orang-orang baik bisa segera disucikan di Surga, agar seluruh karmanya bisa ditebus dan dapat Kuselamatkan, dan mereka pun bisa menjadi regenerasi Surga pada abad-abad yang berikutnya.

Cuplikan Wahyu Tuhan ini diambil dari serial “Wahyu-wahyu Tuhan untuk Dunia” yang sudah dituliskan sebelum perilisan buku “Teologi untuk Pancasila” dan buku “Teori Segalanya dari Tuhan”.