
Wahyu Tuhan yang Menjelaskan bahwa Wujud Tuhan itu Bulat, Dunia pun Bulat, maka Segala Takdir itu Berotasi dan Bersiklus
Semenjak Aku ingin menyelamatkan penduduk Bumi ini, ketika Bumi ini berproses kiamat, maka terlebih dahulu Aku harus menyatukan keyakinan seluruh penduduk Bumi ini terhadap Ketuhanan-Ku Yang Maha Esa. Maka Aku menyatukan semua agama di dunia.
Dan itu pun Kumaksudkan untuk menyelesaikan masalah konflik agama yang sudah berlarut-larut dan yang sudah meluas ke mana-mana. Dan itu pun Kuadakan demi perdamaian dunia, karena manalah Aku bisa menyelamatkan penduduk Bumi ini bilamana bangsa-bangsa, umat dan negara-negara, masih terlibat dalam peperangan. Demikian Aku harus mengusaikan dahulu konflik agama dan peperangan di dunia.
Walaupun dunia kini sedang dihadang perang dunia, tapi agama-agama harus Kurapikan terlebih dahulu, sebab takkan ada pengusaian konflik agama yang terkait langsung dengan penyebab perang dunia. Walaupun untuk merapikannya masih memerlukan waktu, konflik agama pun tak bisa langsung dipadamkan, padahal perang dunia sudah dimulai.
Adapun demikian perlu Kujelaskan tentang asas hukum-Ku yang lain, bahwa penyudahan konflik dan peperangan agama harus melalui tragedi yang terburuk, yaitu perang dunia. Karena dengan demikian, semua penyebab perang agama yang menjadi penyebab perang dunia harus diakui oleh pihak yang terlibat menjadikan penyebab itu, dan harus disesali bersama.
Adapun mahkamah pengadilan dan penghakiman-Ku juga harus dihayati melalui tragedi-tragedi hidup yang bersamaan dirasakan oleh seluruh bangsa-bangsa di dunia. Betapapun kekacauan dunia akibat perang yang melibatkan bangsa-bangsa itu akan dirasakan sebagai penderitaan bersama.
Namun demikian, Surga-Ku pun menjadi berharga dan diminati. Dan penyeleksian-Ku terhadap golongan yang dapat Kuselamatkan dan yang tidak dapat Kuselamatkan jelas pemilahannya. Maka sesungguhnya peradilan Tuhanlah yang menjadi jelas sosoknya di antara semua orang di dunia. Dan kalau sudah begitu, semua orang pun mencari Tuhan agar selamat.
Namun demikian, Aku menginginkan keyakinan dan peribadatan itu sudah seragam, tak berbeda lagi supaya tak akan ada lagi konflik agama dan peperangan atas nama agama. Maka Aku harus berterus terang menyatakan kemutlakannya ketauhidan, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dan untuk itulah Aku berterus terang tentang Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi kepada dunia. Demikian sebelumnya Aku berterus terang tentang Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi itu kepada Utusan-Ku. Namun, untuk menyatakannya kepada Utusan-Ku Lia Eden, Aku harus bisa membawa pemikirannya yang sederhana itu untuk bisa sampai kepada pemikiran Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi.
Demikian Aku mulai menjelaskan tentang Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi justru saat dia masih sangat lugu dan awam terhadap urusan Keilahian, saat dia belum dimasuki pemikiran yang rumit-rumit tentang spiritualisme. Waktu itu dia beragama Islam tapi tak mendalam, hanya sekedar mengikuti keyakinan yang dianut oleh garis keturunannya.
Lalu Aku memanfaatkan keawamannya dan keluguan berpikirnya, Aku menjelaskan Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi melalui Teori Jeruk Sunkist yang dibelah menjadi dua. Dan Aku membuka pikirannya itu saat dia baru saja bisa berhubungan transendental dengan-Ku. Dia masih dalam masa tercengang-cengang terhadap komunikasi transendentalnya kepada-Ku yang tiba-tiba terbuka baginya. Dan itu terjadi pada tahun 1995.
Demikian pemikiran tentang Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi, Kunyatakan kepadanya sejak awal takdirnya mendatanginya. Itu Kusengaja karena Aku ingin menempatkan suatu keyakinan yang paling mendasar kepadanya, sebelum Aku memasukkannya ke dalam takdirnya yang mahabesar sekarang ini. Dan itu karena dia wajib menjelaskan tentang Wujud-Ku tersebut ke dunia. Demikian dia kini tak ragu menuliskannya sekarang ini.
Dan ketika kini sudah harus menuliskan tentang Wujud-Ku Yang Bulat dan Berotasi serta skema jaringan aliran Ruh-Ku ke seluruh alam semesta dan ke seluruh makhluk yang ada di dalam semesta, demikian dia kini hanya memerlukan pendalaman yang memadai, agar dia bisa menggambarkan skala hukum alam semesta dengan penjelasan yang sangat sederhana.
Dan inilah penjelasan-Ku yang lebih rinci, namun yang masih sangat terbatas, tapi inilah yang bisa dituliskan olehnya. Dan Aku pun menguraikan kepadanya hukum reinkarnasi dan hukum regulasi ruh melalui perjalanan hidupnya sendiri sambil memperlihatkan konsep reinkarnasi dan hukum regulasi ruh yang lebih leluasa, hingga menyentuh pemikirannya untuk bisa sampai ke asas hukum reinkarnasi dan asas hukum regulasi ruh yang mensemesta.
Demikian Kulepaskan segala hambatan yang ada dalam pemikirannya, bahwa hukum regulasi ruh dan hukum reinkarnasi itu tak hanya berlaku untuk manusia saja, tapi itu beregulasi di seluruh makhluk-Ku dan seluruh benda semesta.
Dan asas hukum regulasi ruh dan hukum reinkarnasi itu pun kini dapat dia simpulkan bahwa keduanya itu terhubung kepada asas hukum regulasi ruh dan hukum reinkarnasi terhadap semesta.
Dan maka semuanya yang ada di seluruh semesta terliputkan dalam hukum regulasi ruh dan hukum reinkarnasi tanpa kecuali. Demikianlah hukum regulasi ruh dan hukum reinkarnasi adalah hukum alam yang mutlak.