pesta

Kira-kira kami ini bukan komunitas yang ada pada umumnya atau komunitas yang tak lazim, karena setiap yang kami alami niscaya berupa peristiwa yang sengaja diadakan Tuhan untuk kami, agar menjadi pengajaran mengenali hakikat. Kali ini yang kami rasakan adalah hakikat karunia Tuhan yang tepat waktu. Umpamanya melalui soal kepiting saja.

Asal mulanya begini, aku sedang amat merindukan kepiting. Ketika Titing Sulistami minta izin mau pergi ke Malang, disuruh ibunya Bu Tomo untuk mengambil Pernik-pernik koleksi Bu Tomo di Jl. Ijen Malang, aku minta dioleh-olehi kepiting Sidoarjo. Tapi dia pulang dengan membawa yang lain yaitu bandeng asep. Katanya, kepiting sedang kosong di sana. Tentu saja aku harus menunda rasa rinduku makan kepiting, entah untuk sampai kapan.

Beberapa hari kemudian YM Rachman dan YM Arifin minta izin mau beli buah ke Kemayoran. Sepulangnya dari sana, mereka membawa kepiting besar dari Papua dua ekor, oleh-oleh untukku. Mereka tak sengaja mendapati penjual kepiting di dekat rumah kami. Maka aku bilang, baliklah membeli lagi buat kita semua, karena kudapati harga kepitingnya cukup murah. Karena aku tak nyaman makan kepiting sendiri. Kalaupun mau dibagi takkan bisa cukup terbagi rata. Maka YM Arifin dan YM Rachman pun kembali memborong kepiting-kepiting yang dijual di sana. Maka jadilah kami berpesta gulai kepiting.

Menyadari bahwa bisa membeli kepiting dan kami semua bergembira pesta gulai kepiting, itu adalah Karunia Tuhan yang khusus untukku, demikian kami sangat bersyukur kepada Tuhan. Karena kepiting besar itu hanya berharga Rp 50.000 per kilo, padahal sesungguhnya kepiting besar seperti itu mahal harganya.

Menurut Ietje, anaknya Anti juga baru membeli kepiting besar seperti itu tapi harganya Rp 250.000 seekor. Kepiting yang kami beli sungguh sangat murah dibandingkan yang dibeli Anti, masih ditambah lagi dengan dua ekor kepiting besar sebagai hadiah oleh penjualnya. Kalau dihitung sesuai dengan harga yang dibeli Anti berarti, dua ekor yang dihadiahkan itu berarti seharga Rp 500.000. Gini hari, bertemu penjual kepiting yang baik hati seperti itu, juga langka! Iya, kan?

Adapun kami hari itu dibelikan 14 ekor oleh Pak Arifin Jauhari. Sebagaimana penjualnya baik hati, dua ekor kepiting besar ditambahkan sebagai hadiah untuk kami. Mungkin karena kepitingnya sudah kami borong, sisanya diikhlaskan untuk kami juga. Terima kasih pak penjual kepiting yang baik hati.

Tapi yang kami renungkan itu adalah sesungguhnya dana kami itu tak leluasa lagi. Jadi kalau untuk memborong kepiting yang harganya mahal bagi kami, sayang duitnya. Tapi kemarinnya Pak Arifin dapat uang cicilan proyeknya, maka ada sedikit uang lebih. Sementara kepiting Papua itu tak pernah ada dijual di dekat rumah kami. Sepertinya Tuhan yang mendatangkan dia berjualan di dekat rumah kami. Dan jumlah kepiting itu pas jumlahnya untuk kami jadikan pesta kepiting. Uang terjangkau, kepitingnya pun cukup dan seakan dijual di teras kami saja, saking dekatnya. Itu tandanya Tuhan iba melihat aku merindukan kepiting besar sampai-sampai berupaya mencari ke Sidoarjo, dan ternyata tak kesampaian. Demikian Tuhan menggantikannya dengan cara seperti itu.

Demikian karunia itu tak terpikirkan sama sekali. Dan ketika Tuhan memberikannya, maka tak terhingga rasa bahagia itu. Aku hanya bisa menjabarkan bahwa ketika kita mempunyai keinginan dan ketika Tuhan ingin mengabulkannya, dan begitulah caranya. Berkah Allah tak bisa kita raih bila menurut keinginan kita saja, tapi Tuhan-lah yang mencurahkannya bila Dia berkenan.

Walaupun hanya sekedar gulai kepiting, tapi kalau direnungkan hikmahnya, maka kita dapat merasakan betapa bahagianya merasakan berbagai hikmah dalam satu peristiwa saja.

Kucoba untuk menjabarkannya: kalau saja uang tak ada, tapi kepiting ada, tentu tak bisa membeli kepiting. Kalau uang ada, kepiting tak ada, juga tak bisa menikmati kepiting. Kalau uang ada, kepiting juga ada, tapi tak tahu di mana harus membeli kepiting besar seperti yang di Sidoarjo yang kurindukan itu, juga angan-angan itu takkan terkabulkan.

Setahu saya, kepiting besar yang segar dan yang padat isinya jarang dijual di pasar-pasar Jakarta. Okelah, aku kini memang jarang ke pasar, tapi aku tahu bahwa mencari kepiting besar yang seperti di kios-kios oleh-oleh Sidoarjo, sulit didapati di Jakarta. Karena itu, bisa mendapatkan kepiting besar yang masih segar dan yang padat isinya dan didapati hanya tak jauh dari rumah kami sendiri dan harganya murah sekali, maka itu adalah kesempatan yang cukup langka. Demikian kukatakan itu Karunia Tuhan.

Bayangkan hari itu, uang pas ada, kepiting pun pas ada, dijual di dekat rumah pula. Itulah yang dinamakan karunia berkah yang sangat membahagiakan karena sedang sangat dirindukan. “The gift is sophisticated when it comes right on time.”

Inilah gambar-gambar pesta kepiting kami:

pesta kepiting