Teologi modern yang membayangkan Tuhan ada di dalam setiap individu dan bekerja secara simultan dalam suatu reaksi yang terbimbing oleh pikiran dan perasaan yang baik, harus dapat diamankan melalui pelunakan keegoan, keserakahan dan segala macam sifat-sifat negatif diri.
Maka pendekatan holistik ini membimbing manusia kreatif menemukan Eksistensi Tuhan di dalam dirinya sendiri. Karena manalah ada subyek kemanusiaan yang terlepas dari Pengamatan Tuhan. Dan manalah ada manusia yang tak menerima ruh dari-Nya?
Dari hal itu saja, kiranya dapat dihayati bahwa Ruh Tuhan yang ada pada setiap manusia itu, niscaya terolah menjadi sarana komunikasi langsung dengan Tuhan ataupun sebaliknya, seperti halnya hubungan komunikasi seluler.
Namun ada yang perlu digarisbawahi, bahwa kebutuhan atas komunikasi seluler kepada Tuhan itu terbagi-bagi dalam klasifikasi dan kapasitas yang berbeda-beda, dan yang berjenis-jenis dan berjenjang. Tatkala Tuhan menginginkan seseorang jadi Rasul-Nya, jadilah hubungan Komunikasi Seluler-Nya diperbesar sekian megabyte atau sekian terabyte, tergantung kapasitas kewenangan yang diberikan Tuhan kepada Rasul-Nya.
Demikian bila ingin mengistilahkan kekasyafan seorang Rasul dengan bahasa kekinian, maka kekasyafan yang sekapasitas seorang Rasul Tuhan dapat diperumpamakan sang Rasul ditandai memiliki chip atau receiver yang diaktifkan Tuhan pada diri seseorang yang dipilih-Nya.
Aku, Ruhul Kudus, akan datang ke dunia manusia menyampaikan hal tersebut karena tak nyaman menyampaikan Fatwa Tuhan terkait dengan Penghapusan Semua Agama, yang itu bisa diartikan menafikan kenyamanan beribadah di rumah-rumah ibadah, di masjid, gereja, pura, vihara, sinagog dan lain-lainnya. Seseorang tak mungkin mau mengubah cara peribadatan yang telah mendarah- daging.
Ketika hal itu harus ditinggalkan atau tak berlaku lagi sehingga kaum agamawan dan lembaga-lembaganya tak mempunyai peranan lagi di masa depan, maka akan ada kekecewaan dan keputusasaan yang harus kuantisipasi supaya tak menjadi huru-hara dan penolakan.
Akan tetapi, Tuhan menjanjikan semua lembaga keagamaan dan para tokohnya dapat mengalihkan aktivitas kegiatannya bergiat untuk perdamaian semua agama dan aktif mengurusi mandat dari Tuhan perihal pensucian bagi umatnya masing-masing. Dan itu akan terkoordinasi denganku secara langsung.
Akulah yang akan membimbing seluruh pemuka agama yang terpercaya dan yang bersedia berkomitmen suci kepada Tuhan, melalui cara yang sudah dikriteriakan Tuhan di Eden. Maka kaum agamawan semuanya takkan kehilangan apa-apa, bahkan keaktifannya, menjadikan ketentraman dan kesucian di kalangan umatnya, dan memberikan harapan Pertolongan Tuhan atas Penyelamatan-Nya.
Adapun wawasan New Age mungkin dapat dijadikan ramuan modernitas keyakinan yang mengena bagi golongan menengah ke atas. Sedangkan kalangan mistisisme dan yang mengembangkan kesufian dapat melepaskan ingatannya atas perklenikan atau hal-hal yang berbau takhayul dengan berpaling ke mistisisme surgawi, dengan mengamati Mukjizat Tuhan yang berteknologi.
Demikian mereka akan mendapatkan pencerahan melalui perkembangan yang signifikan pada masa akhir-akhir ini. Adapun kalangan Muslim moderat yang sedang berusaha menjauhi radikalisme, kuyakini akan menjadi lebih mudah mengalir mengikuti jalan baru nabinya.
Adapun Risalah Eden yang kini sudah bertransformasi menjadi The Holy Book of Eden dapat dirujuk sebagai petunjuk jalan menuju penyatuan semua agama. Kami berkeyakinan bahwa apa-apa yang sedang kami adakan sekarang ini takkan tertolakkan lagi. Karena semua orang di dunia ini telah mengalami penjenuhan permusuhan atas nama agama, apalagi kini sedang mengalami proses kiamat.