Spiritualitas modern adalah non-agama, tapi bertuhan. Dan spiritualitas modern lebih mengedepankan eskatologi kemanusiaan dan Keilahian dalam persepsi apokaliptik melalui science, khususnya fenomena UFO dan tanda-tanda kiamat.

Terkini pun bermunculan motivator-motivator dunia dari berbagai suku bangsa dan agama-agama, yang berpandangan persatuan semua agama dan perdamaian dunia. Spiritual baru tanpa agama, tapi tanpa mengabaikan eksistensi Tuhan Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Esa.

Sesungguhnya, kami, para malaikat senantiasa meliputkan diri menjadi pencerah bagi para motivator tersebut, dan senantiasa menuangkan arahan dan ketentuan Tuhan yang sedang diturunkan-Nya. Dan mereka pun aktif menanggapi suara batin yang mencerahkan melalui channeling atau meditasi yang terfokuskan. Daripadanyalah, kontak komunikasi batin itu bersambung dengan pencerahan Tuhan oleh malaikat.

Komunikasi malaikat yang terbuntu selama ini di kalangan kaum radikal dan fanatik, mendapat jalan untuk mengalirkan pencerahan yang terbuntu itu ke manusia. Sehingga, malaikat merasa nyaman dan lega tatkala dapat mengalirkan pencerahan yang jernih ke kalbu para motivator. Seperti air terjun yang tercurah mengalir ke sungai-sungai yang jernih. Begitulah ide-ide para motivator itu jernih dan menyejukkan dan nyaman didengarkan dan diresapi.

Berbagai tujuan untuk menciptakan wawasan spiritual, yang tak melarut ke dalam doktrin-doktrin spesifik yang kontroversi dan yang menghindari pertikaian agama, telah meluruh dalam upaya para motivator untuk mencegah tuduhan sesat dan menyesatkan atas ajaran mereka. Maka demikian, mereka memilih jalan yang netral dan aman, dan berbasis science dengan norma universal.

Begitulah, pengaruh New Age mendunia melalui tokoh-tokoh motivator dunia. Spiritualisme modern pun berkembang sesuai dengan zaman dan sesuai dengan Ketentuan Tuhan. Demikian, bila Tuhan memberkati.

Hegemoni atas agama-agama mainstream tak lama lagi akan kadaluarsa dan tak bisa bersaing dengan motivator-motivator dunia, yang merasa nyaman mendapati kepastian pernyataan Tuhan, yang sejalan dengan pengabdian mereka untuk dunia. Dan peranan mereka akan tampil berkembang pesat tanpa bisa dihindarkan.

Terutama sekali ketika dunia terorisme sudah mencapai keklimaksannya. Dan ISIS telah tampil menyatakan dirinya sebagai kelompok radikal muslim yang teragresif. Dan itu telah menghentak dunia.

Tapi, Islamic State tak bisa berkedaulatan, mengingat dunia tak bersedia menerima mereka. Dan karena kekejiannya, Islamic State menjadi musuh bersama bangsa-bangsa karena dunia masygul oleh kehadiran ISIS yang menakutkan semua bangsa-bangsa, termasuk negara-negara Islam sendiri.

Demikian, basis perjuangan perdamaian dunia bisa diwujudkan melalui ajaran-ajaran religius yang universal, seperti yang dikembangkan oleh para motivator dunia tersebut. Adapun penganutnya akan semakin nyaman dan mapan dengan ajaran-ajarannya yang netral dan terjamin oleh Tuhan secara langsung.

Perdamaian dunia pun menjadi tujuan semua orang. Dan Penyatuan Semua Agama pun menjadi terlaksana dengan sendirinya.

Gerakan Zaman Baru adalah suatu gerakan spiritual yang merupakan gabungan dari spiritualitas Timur dan Barat, tanpa tendensi, semata-mata ingin menghadirkan keteduhan berspiritual secara logis dan dirasakan nyaman secara batiniah.

Dan bukan hanya sebagai sekedar suatu pencarian, melainkan sebagai kemantapan pilihan iman yang hidup dalam kesejatian rohani dan yang selalu bergairah mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui segala prospek penalaran, terkhusus kegairahan terhadap penalaran atas science menuju Tuhan Yang Maha Besar.

Demikian, Penyatuan Semua Agama me-universal dengan sendirinya tanpa bisa dihindari. Betapa berkah Tuhan untuk keyakinan universal non-agama itu memudahkan pencairan permusuhan agama dan perdamaian dunia. Dari pengamatan terhadap kelompok-kelompok yang berkeyakinan universal, ada kelompok New Age yang berkembang secara signifikan di dunia.

Adapun spiritualitas New Age mempunyai penganut cukup signifikan di dunia. Secara umum, gerakan ini sudah didasari dengan idealisme Penyatuan Semua Agama, merupakan gabungan dari spiritualitas timur dan barat serta tradisi-tradisi metafisika, yang mengemukakan suatu filsafat yang berpusatkan kepada manusia. Bertujuan menciptakan suatu spiritualitas lintas agama tanpa melibatkan dogma-dogma yang mengikat, dan menggabungkan ilmu pengetahuan (futuristik) dengan spiritualitas dan mengacu kepada universalisme.

New Age muncul sebagai akibat manusia merasa stagnan terhadap agama-agama. Saatnya manusia mengalami penjenuhan dan merasa agama tidak lagi mampu mengatasi kesulitan / tekanan hidup, kekerasan, penindasan dan peperangan.

New Age beragam, ada yang merupakan sinkretisme dan ada yang sekulerisme, melainkan semua golongan New Age menjauhkan diri dari pertentangan karena justru eksistensi mereka itu disebabkan kejenuhan terhadap kekerasan dan pertentangan. Tetap fokus meyakini eksistensi Tuhan dalam pandangan idealisme pantheisme, bahwa semua adalah Tuhan, dan Tuhan adalah semua.

Adapun filosofi pantheisme New Age tergabungkan dengan modernitas futuristic science yang tidak dan tak mengenal konsep dosa, Surga, neraka, setan, malaikat, nabi, dan orang-orang suci, tetapi mengenal kosmologi positif dan negatif dalam energi manusia. New Age dalam menjauhi dogma-dogma agama sehingga ingin melepas diri dari segala hal-hal yang bisa bersinggungan dengan kaum fanatik agama, maka New Age tidak mengenal konsep nabi dan imam, tetapi lebih mengenal konsep master dan guru spiritual yang menekankan bimbingannya pada self-consciousness untuk menemukan kesejatian diri dan energi positif dalam diri setiap manusia.

Demikian hubungan dengan Tuhan melalui meditasi (channeling), apa pun yang diimani oleh kelompok New Age itu telah melekat universalisme Penyatuan Semua Agama. Dan itu adalah poin utama bagi pembaruan spiritualitas yang sedang kukemukakan demi untuk perdamaian dunia.

Maka, golongan New Age layak kuajak mengenal Surga dan peranan malaikat di Surga. Dan layak tak mengenyampingkan eksistensi iblis di dunia manusia, walaupun istilah itu tak nyaman untuk diakui, mengingat modernitas spiritual New Age sepertinya tak mau terganggu oleh istilah-istilah kuno yang kurang logis. Sehingga, mereka lebih suka menggunakan istilah aspek negatif yang ada dalam diri manusia karena adanya ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan energi kosmis di dalam diri manusia. Dan itu tak diakui sebagai adanya iblis yang berpribadi.

Apapun istilah mereka terhadap pandangan yang saling berkontradiktif dalam diri manusia, sulit dilepaskan dari kontribusi makhluk ruh karena hati sanubari manusia bisa berdialog dengan ruh kebaikan maupun ruh kejahatan. Adapun kalau manusia dapat merasakan adanya dialog batin di dalam dirinya, tentunya itu adalah tak merupakan suara hatinya belaka. Karena kalau suara hati yang buruk ingin diatasi, maka dia harus mengangkat suara hatinya yang baik, dan kemudian hal itu diangkat ke alam pemikiran yang baik, sehingga menjadi ketentuan sikap baik yang menolak suara hati yang buruk.

Pikiran baik tak serta-merta bisa melunakkan suara hati dari pikiran buruk, jikalau godaan kenikmatan lebih menggoda atau tekanan suatu keterdesakan. Bila manusia ingin mendalami energi positif dalam dirinya melalui tirakat meditasi, sehingga dapat menguatkan kepercayaan diri dapat menaklukkan energi negatif, maka sesungguhnya dia sudah memenangkan suara hati nuraninya.

Pertimbangan baik dari suara hati nurani apabila diperturutkan, maka akan jelas suara hati nurani itu mengarahkan ke jalan yang benar dan baik. Jika itu terus menerus diperturutkan, maka suara hati nurani itu pun dapat dirasakan aktif memberi ide-ide baik yang lainnya lagi, kalau hal itu semakin diperturutkan, manusia lazim mengatakan mendapat karunia petunjuk Tuhan. Daripadanya, pikiran buruk dan akal buruk menjadi lemah dengan sendirinya.

Kalau akal buruk / jahat diperturutkan saja karena seseorang mempunyai kepentingan atau keinginan yang mendesak, itu memang bisa diartikan sebagai aspek negatif pada diri seseorang, karena adanya persimpangan jalan dalam pemikiran atau ketidakseimbangan energi kosmis di dalam diri manusia. Jadi, manusia dianggap dapat menilai dirinya sendiri karena kelogisan batiniahnya sendiri.

Bilamana ingin menghindari analoginya dengan godaan setan, maka manusia akan senantiasa mudah mengarahkan dirinya menjadi manusia baik dan kudus, karena tak menanggapi ada faktor di luar dirinya yang bisa mempengaruhinya.

Kalau semua orang pada dasarnya adalah baik dan pilihan-pilihan pribadi manusia yang berbeda-beda itu dikategorikan sebagai emansipasi, atau sekedar pilihan selera, maka bagaimana dengan kejahatan gembong narkoba atau kekejian yang dilakukan teroris Islamic State? Berapa banyak manusia semacam itu? Apakah mereka tak punya hati nurani yang mengingatkan? Atau, mengapa mereka bisa sekeji itu, kalau manusia itu pada dasarnya baik semuanya.

Dan cukuplah manusia hanyalah mengusahakan agar melakukan penyeimbangan diri sesuai dengan keseimbangan kosmis. Celakanya, manusia yang mandiri dengan logika supranatural science, mereka tak mengelola rasa antipati sebagai gejala godaan setan, karena mereka tak percaya adanya setan. Padahal, setan adalah makhluk ruh, makhluk negatifitas, salah satu kekuatan penyeimbang kosmis yang membentuk kedua-duanya yaitu energi positif dan energi negatif.

Seluruh reaksi interaksi yang menggulirkan kehidupan di alam semesta makro-kosmos dan mikro-kosmis, niscaya berasal dari penggabungan dari energi positif dengan energi negatif, karena kedua-duanya terikat dalam hukum alam yang positif maupun yang negatif.

Tatkala hukum alam yang positif sedang berlaku, unsur-unsur alam positif bereaksi searah, dan baru bereaksi mengikat tatkala mendapati unsur-unsur alam negatif yang memasuki jalur pergerakannya. Demikian, unsur-unsur positif dominan melakukan perubahan atau pengembangan di alam. Demikianpun sebaliknya, unsur-unsur negatif bila menjadi dominan perubahan ataupun perkembangan yang menguat, tentu merupakan perubahan yang negatif.

Adapun habitat unsur-unsur alam, niscaya terbagi dua. Dapat Kami umpamakan sebagai, yang satu adalah tanaman buah yang lezat, demikian unsur alam positif, dan yang lainnya adalah tanaman parasit, benalu sebagai wujud unsur negatif. Demikian, perumpamaan dua sisi yang bertolak belakang pada unsur-unsur alam, niscaya sama-sama ada, dan eksistensinya harus mau diakui, walaupun semua orang ingin hanya mau mengakui yang positif saja dan menghindari sebutan setan. Karena demikian berhasrat, bumi ini tentram dan damai tanpa ada kekerasan dan peperangan.

Tak salah, orang yang tak menginginkan adanya eksistensi setan, dosa, neraka. Dan itu bahkan adalah suatu gerakan murni dari satu sisi pandangan hidup, yang mencari pencerahan, dan tak bersedia bersentuhan dengan kuasa gelap.

Gerakan New Age pun akan mewujudkan gerakan anti kekerasan yang bisa memperantarai ajaran Eden yang universal dan juga anti kekerasan. Selayak, Tuhan sedang menggaungkan Penghapusan Semua Agama dan Penyatuan Semua Agama. Kitab Suci Eden dihadirkan untuk menyongsong spiritualitas modern yang universal, berketuhanan Yang Maha Esa secara mutlak, dan yang bervisi futuristik mewujudkan peradaban suci di bumi yang baru, dan memasuki peradaban intergalaktik.

Siapapun yang terangkat telah memilih universalisasi keyakinan, dan menjauhi stigma keagamaan itu, akan sampai pada ketentuan Tuhan atas Penyatuan Semua Agama tanpa perbedaan. Karena untuk itu, Tuhan menurunkan Surga-Nya dan Kitab suci-Nya yang berisi solusi-solusi penting untuk dunia, yang sangat diharapkan oleh semua orang yang sedang resah mencari ketentraman dan kedamaian. Ajaran Eden, Ajaran Tuhan yang modern, yang logis, dan ajaran yang universal.