Puisi berkata-kata tentang kebenaran dan kejujuran “The Sincere Poems”. Terbata-bata kami mengatasnamakan Tuhan dan Malaikat Jibril dalam menyatakan apa saja, karena kami tak dipercaya dan ditolak. Tapi inilah puisi “The Sincere Poems” yang mewakili isi hati kami.

Mana Mungkin Kebenaran Datang Tiba-tiba

Biru di sisiku, matahari di atasku, mawar melambai
Tak bertanya tentang bagaimana kabar petang
yang sendu selalu dan berurai air mata
karena tak ada lagi kebenaran
yang bisa menjanjikan keasliannya

Dari langit aku melihat kekacauan di antah berantah
seperti bumiku yang bermuram durja
karena sloka kedurhakaan tak juga mau berhenti

Berhati mulia tiba-tiba, mana mungkin?
Kalau semuanya menyanyikan neraka
Inferno yang gemulai menantang langit
tak seperti orang yang membaca puisi untuk bunga mawar
yang sedang berduka karena sendirian
Mana mungkin kebenaran itu datang tiba-tiba?


Dosa Sudah Menyundul Langit

Kuungkit bunga mawar dari vas biru
Kuletakkan bunga matahari di atas piring biru
Lalu ke mana akan kuletakkan kebenaran?
Kalau semuanya itu sudah jadi biru, hati sendu
Biru langitku, tak biru hatiku
karena ada kebenaran hakiki di hatiku
Tak jadi kemenangan purba untuk manusia modern

Semua kebenaran yang sudah biru
menggapai langit yang memerah
karena gincu mistik yang merona terpanggang api neraka
Dosa sudah menyundul langit

Kalau aku jadi dia,
aku tak mau terpanggang oleh dusta dan fitnah
yang menyulut neraka untuk melawan Surga

Berapa banyak Surga di langit tak ada yang sampai kemari
Lalu aku menyimak bagaimana Surga itu bisa sampai kemari
Rupanya kebenaran lugu yang membawanya kemari
Tentu dia tak cantik rupawan, tak juga tampan
Nan lugu dan tak tahu apa-apa


Yang Ditolak dan Yang tidak Dibenarkan

Bunga mawar merah di hati, bunga matahari di atas sana
Bulan berwarna biru tak bertanya, mengapa warnanya jadi biru
Padahal aku yang bertanya,
mengapa aku tak ditanya ke mana kebenaran itu pergi
Lalu kulihat warna biru menggulung mengitari matahari
yang menggapai bunga mawar
Itu tandanya ada simfoni air mata kebenaran
yang tak jelas kenapa dia berwarna biru.
Karena aku juga tak melihat jelas
ke mana kebenaran itu harus kubawa
Demikian sahara kebenaran yang berjauhan dengan oase
Layu bungaku tak disiram,
seperti kebenaran hakiki yang dibiarkan bercerita sendiri
tanpa dibaca karena ditolak dan tidak dibenarkan


Di Selendang Cahaya Dia Datang

Salahkah bila bintang berjalan di selendang cahaya
dan bunga Brassica disiram cahaya?
Kalau tak tahu di mana ujung cahaya
dan di mana jatuhnya bintang,
turutilah bunga Brassica ke mana dia pergi.
Dia ada, karena cahaya membiasakan aku melihat dia
di alam yang bercahaya
Di sisiku ada cahaya yang berbinar
menjelaskan kepadaku tentang segala hal.


Jangan Takut Menjadi Nista karena Kebenaran

Di sini aku berbisik
Menjadi langit yang berteriak
Di tanah basah yang penuh lumpur
Bersama cahaya yang berbisik
Menyatakan kesalahanku yang bersuara keras
Daripada aku basah oleh lumpur

Tak ada lagi yang perlu kukatakan
ketika langit mengatakan
jangan pernah takut menjadi nista karena kebenaran


Cahaya Malaikat yang Malang

Tuh, bukan ada yang menjadi tiada
Tapi bonggol kebenaran takkan menjadi rusak
oleh angin puyuh dan puting beliung
fitnah dan pemutarbalikan fakta

Kalau tak ada kebenaran yang asli
jangan pilih kebenaran yang akan dibuang ke tempat sampah
Ketenteraman tak menjadi cahaya
kalau tak ada yang mau melihat kebenaran yang bercahaya
Karena banyaknya bintang yang jatuh dari langit
seperti itu malaikat berguguran dari langit
karena mereka sulit mencari bakti
di keriuhan kebenaran yang tunggang langgang
Duh, cahaya yang malang, tak tahu ke mana harus pergi


How’s Possible For The Truth To Come So Suddenly

Blue stilled beside me, the sun hung above me, the rose swayed
Never once ask news about the dusk
That never-endingly forlorn and streaming in tears
For there nay longer exist truthfulness
That couldst promise clarity

From the sky I gaze upon the riot in the middle of nowhere
Just like mine own wistful earth
For the perfidious verses too are never ending

Noble-hearted so suddenly, how possibly so?
If everyone are choiring hell
Swaying supple inferno defying the sky
Unlike that of a man reading a poem to a red rose
Drowning in dolour for being lonely
How is it possible for the truth to come oh so suddenly?


Sins have Pierced The Sky

I tipped a red rose from a blue vase
I placed a sunflower on a blue plate
Thus where shall I place the truth?
If blue are what all of those have become, heart crestfallen
Blue was mine own sky, yet blue was not mine own heart
for liveth, divine truth inside my heart
Becomes not ancient victory for modern human

Truth that have all turned blue
Reach the reddening sky
For the flushed mystical allure is burnt by the hellish flame
Sins have pierced the sky

If I am to be him,
I would want not to be burnt by defamation and calumny
that ignite hell to oppugn heaven

How many heavens residing in the sky failed to descend down here?
Then I heed as to how heaven could descend down here
For it seems the unadorned truth that brings it here
Sure, it is not dainty pretty, nor it is handsome
Unadorned and clueless


The Rejected and The Unjustified

Inside the heart red was the rose,
Way up there was the sunflower
Blue-coloured moon never questioned, as to why blue was its colour
Whereas it is I who asked,
why am I not being questioned about where did the truth flee
Then I saw the coiling colour of blue surrounding the sun,
That reaching for the red rose
Such, indicating the existence of a symphony of truthful tears,
that blindly wonder as to why it became blue
For I too, unclearly see
as to where I shall lead the truth
Thus was the desert of truth far parted from an oasis
Wilted was mine own flowers left unwatered
Just like a divine truth left to tell it’s own story
without being read, left rejected and unjustified


In A Shawl of Light He comes

Wrong would it be, if a star walks along a shawl of light
and the flower of Brassica shimmered by light?
If thou know not where the end of light
and where the star would’ve fallen,
thus follow the flower of Brassica to where it shall go.
Exist it does, for the light get me used to see Him
In a realm filled with light
There, beside me, a light shines bright
Telling me about everything.


Fear Not Being A Disgrace Because of Truthfulness

Here I whispered
Becoming that of a screaming sky
On mud-filled wet land
Along with the whispering light
Stating a fault of mine with a loud voice
Rather than that I, being wet by the mud

Nothing left for me to be said
When the sky said,
Never fear being a disgrace because of truthfulness


Lorn Light of an Angel

There, It is not something that exist that ceased
But the core of truth would never be broken
by whirlwinds and tornados
Defamation and the twist and turns of facts
If there exists not the truth in it’s purest form
Don’t choose the truth that would soon be thrown away into midden
Tranquility won’t become that of a light
If none would see the truth that shines
For countless stars that fall from the sky,
like so are the angels falling from the sky
Because difficult indeed for them to find staunch
in the midst of headlong clamorous truth
Oh, lorn light, knowing not where thou shalt go

 


Puisi dan Bunga-bunga Bersiul