Kronologis Penyekapan Elfa Diasmara oleh Bapaknya Sendiri Marzani Anwar di Yayasan Hidayah Al Ikhlas, Panti Rehabilitasi Narkoba dan Stress di Jl. Malangbong Tasikmalaya

Atas Nama Tuhan Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Mengetahui

Dengan terpaksa kami membuat pembelaan diri atas tuduhan Marzani Anwar terhadap Eden yang seakan-akan Eden telah merekrut paksa menjadi anggota atas Elfa Diasmara anak kandung Marzani Anwar. Sedangkan Elfa Diasmara sudah sejak tahun 2004 sudah mengaku mengimani ajaran Eden, semenjak dia membaca Risalah-risalah Eden yang dibawa pulang oleh ayahnya Marzani Anwar, namun dia baru datang secara serius menyatakan diri ingin dibaiat pada Mei 2015. Dan karena dia terkesan sangat bersungguh-sungguh dan berpantang mundur, maka Tuhan mengizinkan dia diterima sebagai anggota Eden.

Padahal sesungguhnya kondisi itu tak dimungkinkan, disebabkan karena pensucian Eden atas seluruh anggotanya sudah berlangsung 18 tahun lamanya, yaitu sejak tahun 1999. Dan penyeleksian Tuhan atas anggota Eden sangat ketat, karena dipersyaratkan Mukjizat Eden baru bisa terbuka bila semua anggota Eden tersanggupkan setara kesuciannya pada tingkat kualitas kemurnian kesucian. Untuk itulah tak dimungkinkan Eden menerima anggota baru lagi. Setiap penerimaan anggota baru dimungkinkan tertundanya Mukjizat Eden terbuka, sedangkan Eden sangat menantikan hal itu, mengingat itulah satu-satunya yang bisa membuktikan kebenaran Eden menerima Wahyu Tuhan.

Namun, ketika Elfa Diasmara datang dengan semangat pantang mundur, kami juga bertanya-tanya apakah dengan spirit Elfa Diasmara yang begitu kuat bisa memadai dapat menyetarakan kesucian yang dipersyaratkan Tuhan di Eden? Maka kami tak pernah memberi tanggapan yang memberi harapan kepada Elfa Diasmara, sampai dia menunjukkan keseriusannya yang utuh dan pantang mundur itu kemudian diterima Tuhan, sehingga dia pun kami terima sebagai anggota.

Dan benarlah Elfa Diasmara adalah orang yang teguh iman, berbudi luhur, cerdas, rajin dan sangat ikhlas dalam segala hal. Kemudian Tuhan menjelaskan bahwa identitas ruh Elfa Diasmara adalah Simon Petrus. Dan menurut Tuhan, kesetaraan kesucian oleh Elfa Diasmara menjadi mudah dan dapat segera tercapai karena pahala perjuangannya bersama Yesus sudah sangat banyak, hanya tinggal pensucian yang secukupnya yang harus dipenuhinya. Dan Elfa Diasmara berdoa agar pensuciannya dipadatkan oleh Tuhan, dan dia bersedia menerima seluruh risikonya.

Demikian dia maupun kami semua nyaman bersatu dengannya. Dan itu terjadi sejak tanggal 25 Mei 2015. Dan kemudian tanggal 31 Mei 2015, kami diuji Tuhan melalui penantian Eden mengalami pengangkatan oleh Ruhul Kudus. Namun tak terjadi karena menurut Tuhan, Elfa Diasmara yang baru bergabung belum setara kesuciannya dengan anggota lama. Demikian kami menerima hal itu dengan lapang hati karena karakter Elfa Diasmara yang sangat baik dan segera bersenyawa dengan karakter Eden tanpa kendala apa pun.

Sebagai janji Elfa Diasmara sendiri kepada Tuhan untuk bersedia mengabdi dan mengorbankan segala yang dimilikinya demi untuk Tuhan, perjanjian Elfa Diasmara kepada Tuhan itu dinyatakannya begitu dia datang dan sebelum dia dibaiat oleh Tuhan di Eden. Salah satu dari kami mengingatkan Elfa Diasmara atas perjanjiannya yang cukup berat itu karena semua kami tahu bahwa setiap ucapan yang diucapkan di Eden niscaya harus dipenuhi dan diujikan.

Dan tidak hanya itu, 13 jenis sumpah sakral Komunitas Eden, yang semuanya adalah sumpah yang berat sekali, yang selama ini kami ucapkan secara bertahap sesuai dengan kondisi keadaan yang kami lalui dan sumpah-sumpah itu bertenggang waktu selama 15 tahun,
namun Elfa Diasmara tanpa memberi tahu kami lebih dahulu, dia sudah mengucapkan semua sumpah kami itu, kecuali sumpah untuk melepaskan pekerjaan karena dia masih diperkenankan Tuhan untuk bekerja, dan dia bersedia mematuhinya secara mutlak dan berani menerima risikonya. Adapun kami semua sangat tahu kemahasakralan setiap sumpah di Eden. Maka kami memberi tahu kepadanya agar berhati-hati dalam menjaga sumpah-sumpah yang sudah dirapelnya itu.

Hal ini perlu kami nyatakan terbuka agar fitnah-fitnah Marzani Anwar yang menyatakan Eden merekrut paksa Elfa Diasmara adalah tidak benar. Dan kami bersaksi Elfa Diasmara tak pernah tunduk terhadap segala intimidasi Marzani Anwar dan segenap keluarganya sebelum dan sesudah dia bersumpah. Adapun Marzani Anwar senantiasa mempublikasikan bahwa Elfa Diasmara menelantarkan istri dan anak-anaknya, padahal dia tetap menafkahi istrinya dan tetap mencicil mobil untuk istrinya. Dan niscaya Tuhan tak memperkenankan kami menerima pemberian Elfa Diasmara bila itu adalah hak anak dan istrinya. Demikian Elfa Diasmara setelah menginap di Eden untuk menjalani prosesi pensucian, dia pun pulang ke rumahnya di Jl. Otista.

Namun, didapatinya rumahnya sudah digembok dan semua kunci pintu sudah diganti. Maka dia tak ada jalan untuk memasuki rumah mertuanya yang selama ini ditempatinya bersama istrinya. Maka dia pulang ke Eden dan kami terima. Dia pun sempat ke Yogya menemui istrinya, tetapi di sana dia tidak diterima oleh mertua maupun istrinya dan anak-anaknya. Terlampir bukti-bukti otentik atas hal itu. Demikian istrinya pun meminta cerai dan tak bersedia dinafkahi oleh Elfa Diasmara lagi. Padahal, pilihan keyakinan Elfa Diasmara ke Eden itu dan kemudian terpaksa menginap di Eden, itu belum lama berlangsung ketika Marzani Anwar selalu mempublikasikan di media massa bahwa Elfa Diasmara telah menelantarkan anak istrinya.

Tuduhan penelantaran anak sudah dilancarkan oleh Marzani Anwar dan keluarganya ke Eden sejak 5 Juni 2015 dan melaporkan Eden ke Polda Metro Jaya, berarti hanya 8 hari setelah Elfa Diasmara memilih berkeyakinan Eden dan dibaiat oleh Tuhan di Eden pada 29 Mei 2015. Adapun tuduhan penelantaran terhadap anak istri baru bisa dinyatakan bila seseorang meninggalkan keluarganya cukup lama dan tanpa pesan. Dan itu berbeda dengan Elfa Diasmara yang masih berusaha pulang dan tetap memberi nafkah yang kemudian ditolak. Setelah itu Elfa Diasmara semakin teguh ingin menetap di Eden dan itu diizinkan oleh Tuhan.

Kami, Komunitas Eden, tak mungkin bisa menerima seseorang dan pertambahan anggota yang bisa menetap di Eden kecuali atas seizin Tuhan. Itu perlu diketahui karena tuduhan perekrutan paksa dan penelantaran anak dan istri, dan itu adalah fitnah semata.

Selanjutnya, telah terjadi penjemputan paksa atas Elfa Diasmara dari Eden pada 5 September 2015 oleh Marzani Anwar dengan seluruh keluarganya. Adapun rombongan sebanyak empat mobil penuh itu dicurigai oleh Ketua RT 05 dan Ketua RW 08 Kelurahan Bungur sehingga mereka melarang keluarga Marzani Anwar mendatangi Eden. Dan Ketua RT 05 Pak Rudy Yahya dan Ketua RW 08 Ibu Nur bersepakat merekalah yang datang ke Eden untuk meminta Elfa Diasmara bertemu keluarganya di kantor RW. Dan atas persepakatan mereka sendiri mereka menghubungi Bimaspol dan Polsek Senen untuk menyaksikan pertemuan Elfa Diasmara dengan keluarganya. Demikian saksi penjemputan paksa itu cukup banyak dari pamong setempat.

Namun, setelah berbincang-bincang dan Elfa Diasmara tetap bersikukuh memilih Eden, kemudian Marzani Anwar meminta izin kepada Ketua RT dan Ketua RW mengajak Elfa Diasmara makan bersama keluarganya. Namun tanpa diduga oleh semuanya, Elfa Diasmara digiring paksa masuk ke mobil dan kemudian mobil itu pun segera berlari kencang. Dan semua yang menyaksikan menjadi terkejut melihat pengambilan paksa tersebut.

Sedangkan Elfa Diasmara yang tidak menyadari akan terjadi hal tersebut, dia baru selesai sarapan dan tak membawa apa-apa kecuali handphone, sedangkan dia sudah bersumpah takkan menerima apa pun selain yang hak dan yang halal menurut Perhitungan Tuhan. Dan menurut Perhitungan Tuhan, hanya pemberian di antara sesama Eden-lah yang halal bagi anggota Eden. Hal ini perlu kami kemukakan karena setelah itu Elfa Diasmara sangat menderita di dalam penyekapan karena dia terpaksa berpuasa selama tiga hari sehingga dia hampir pingsan, baru kemudian dia mempunyai pemikiran untuk menjadi pelayan kebersihan di Yayasan Al Ikhlas, tempat dia disekap oleh ayahnya. Dengan demikian gaji untuknya itulah yang halal baginya untuk menerima makanan yang diberikan oleh Yayasan Al Ikhlas.

Demikian ternyata Elfa Diasmara dibawa oleh keluarganya ke Yayasan Al Ikhlas dan Elfa disekap di sana sejak dia dibawa paksa oleh ayahnya sampai sekarang. Suatu saat pada 8 September Elfa Diasmara berhasil meminjam handphone temannya di sana, sesama orang yang dititipkan keluarganya, dan dia berhasil memberi tahu alamat tempat dia disekap. Dan 20 November 2015 Elfa mengirim email. Email Elfa tertera dalam lampiran.

Dan Eden menyampaikan keberadaan Elfa Diasmara ke LBH Jakarta. Adapun itu karena sebelum Elfa Diasmara dilarikan bapaknya ke Tasikmalaya, dia pun sudah mengalami keteraniayaan oleh keluarganya yang mengadu kepada perusahaan PT XL Axiata Tbk, tempat Elfa Diasmara bekerja sebagai analyst design. Dan keluarganya berhasil menghasut general manager Fery Firman untuk memecat Elfa Diasmara dari perusahaan itu dengan alasan perpindahan iman dan menelantarkan istri dan anak-anaknya.

Demikian Elfa Diasmara dipaksa oleh HRD PT XL Axiata Tbk untuk menuliskan pernyataan pengunduran diri dan Elfa Diasmara dipaksa untuk menyatakan alasan pengunduran diri sesuai dengan tuntunan HRD. Adapun Elfa Diasmara menghadapi hal yang tiba-tiba semacam itu, dia ingin meminta petunjuk ke Eden, tapi tak diperkenankan. Tapi Elfa Diasmara bersikeras menelepon Eden dan diperkenankan setelah mau menuliskan alasan pengunduran dirinya. Demikian surat pengunduran diri sempat dituliskan oleh Elfa Diasmara di bawah paksaan. Tertera catatan kronologis pemecatan Elfa Diasmara yang diminta diadakan oleh LBH Jakarta saat dia merasa diperlakukan tidak adil oleh PT XL Axiata Tbk.

Demikian sejak dari awal, keterlibatan LBH Jakarta atas masalah-masalah Elfa Diasmara ditangani oleh Matthew Michel. Dan berikut ketika Elfa Diasmara disekap di yayasan Al Ikhlas, LBH Bandung, Gungun, pun ikut menanganinya. Bahwa penyekapan atas Elfa Diasmara oleh ayahnya sendiri bukanlah fenomena kasus orang hilang. Justru Marzani Anwarlah yang bertanggung jawab atas penyekapan Elfa Diasmara. Dan penelantaran Elfa Diasmara anaknya sendiri dan istri dan anak Elfa yang tak bisa lagi dinafkahi oleh Elfa Diasmara yang sudah kehilangan pekerjaan dan yang sudah disekap sejak 5 September 2015 sampai sekarang.

Adapun LBH Jakarta dan Bandung sudah mengupayakan pembebasan Elfa Diasmara dari penyekapannya sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 8 September 2015 dan 25 November 2015.

Adapun kami telah berpesan kepada LBH, bahwa Eden terlarang terlibat dalam konflik dan kekerasan. Maka ketika pengelola yayasan itu tak bersedia mempertemukan LBH Jakarta dan LBH Bandung dan utusan Eden dengan Elfa Diasmara, dan bersikap bersedia menerima risiko apa pun walau sudah disebutkan oleh LBH bahwa perbuatan itu telah melanggar hukum, karena Elfa Diasmara bukanlah pecandu narkoba, dan bukan juga orang yang stress dan sakit jiwa. Karena orang-orang yang direhabilitasi di sana adalah orang-orang pecandu narkoba, stress dan sakit jiwa.

Maka sesungguhnya Eden mempunyai saksi banyak karena pada saat keberangkatan rombongan yang akan membebaskan Elfa Diasmara, pada saat yang sama Eden menerima tamu Kapolres Jakarta Pusat dengan rombongan dan Kapolsek Senen dan rombongan yang menyatakan kedatangannya untuk bershilaturahmi ke Eden dan untuk menanyakan keadaan Eden. Dan rombongan Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolsek Senen melihat rombongan Eden berangkat ke Tasikmalaya dengan tujuan yang sudah kami sebutkan, yaitu untuk membebaskan Elfa Diasmara.

Maka jelas pernyataan Wakasat Reskrim Polres Jakarta Pusat Kompol Yohanes itu salah karena mengatakan dia sudah mengecek ke Eden dan Eden menjawab tidak mengenal Elfa Diasmara. Entah untuk apa jawaban itu, karena kami sesungguhnya sudah melaporkan secara resmi penyekapan Elfa Diasmara secara tertulis dan lisan kepada Kapolres Jakarta Pusat Hendro Pandowo, M.Si pada tanggal 1 Desember 2015 dan kepada Kapolsek Senen Kasmono SH.

Maka dengan ini kami membantah bahwa ada perekrutan paksa terhadap Elfa Diasmara dan ada penelantaran istri dan anak oleh Elfa Diasmara. Dan kami memprotes kala interview atas Marzani Anwar oleh Fifi Aleyda Yahya di MetroTV hari ini 11 January 2016 dalam program Selamat Pagi Indonesia dengan judul Fenomena Orang Hilang. Bahwa Elfa Diasmara tidak hilang, melainkan disekap oleh ayahnya sendiri Marzani Anwar yang berbohong di depan publik dalam wawancara dengan MetroTV.

Demikian kami sampaikan kronologis nasib Elfa Diasmara di tangan ayahnya sendiri Marzani Anwar dan seluruh keluarganya.

Terlampir seluruh bukti-bukti dan catatan kronologis nasib Elfa Diasmara terkait dengan penganiayaan atas dirinya oleh ayah dan keluarganya sendiri.