Tags

, , , , ,

[English Version]

Atas Nama Tuhan Yang Maha Esa

Ketentuan Tuhan yang utama yang sedang kami bawakan adalah penyatuan semua agama dan perdamaian dunia. Dan adapun masalah keagamaan yang paling menegangkan adalah terorisme. Dan adapun teror bom Paris memang bukan pertarungan Islam dan Barat karena banyak umat Islam tak terkait dengan terorisme. Namun, betapapun itu berdampak semakin memperburuk citra Islam. Dan hal itu tak bisa lagi dibasuh kecuali beriman kepada ketentuan baru Tuhan yang sedang kami gaungkan.

paris-griday-13Betapa pun teror bom Paris terpaksa diakui sebagai perbuatan teroris ISIS yang kini sedang unjuk keberanian melawan negara-negara yang proaktif melawan kelompok teroris, khususnya ISIS. Namun, teror ISIS di Paris berdampak langsung kepada nasib pengungsi Muslim ke benua Eropa.

Sungguh umat Islam harus menghargai kesepakatan negara-negara Uni Eropa yang sudah bersedia menampung para pengungsi Muslim. Walaupun mereka dalam kesepakatannya telah memprediksi adanya penyusupan teroris dalam gelombang jutaan pengungsi dari Timur Tengah itu, tapi mereka tetap bersepakat menerima pengungsi dengan baik dan tak mengurangi kecemasannya terhadap oknum teroris yang mungkin menyusup dalam arus gelombang pengungsi yang masuk ke negara mereka. Dan itu harus dihargai sebagai pilihan ketentuan dengan kepastian risiko yang bisa menyusahkan negara dan bangsanya.

Demikian ketika tetap disepakati menjadi suatu kebijakan negara, patut terpujilah bangsa-bangsa itu, maka hal itu patut dihargai sebagai pilihan yang berdilema berat dan berisiko tinggi. Nun, itulah kebijakan yang benar yang melambangkan ideologi bangsa dan negara itu baik dan berharkat. Dan pada kenyataannya dugaan dan kecemasan itu benar adanya. Maka jangan salahkan bilamana kemudian perlindungan atas warga masing-masing negara niscaya lebih penting bagi masing-masing negara.

Demikian negara-negara Uni Eropa berkewajiban menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat Uni Eropa sendiri. Dan hal itu sungguh membuat nasib para pengungsi Suriah menjadi terkatung-katung dan terlunta-lunta di negara-negara yang diharapkan dapat memberikan suaka.

Justru orang-orang yang tak ada pilihan kecuali memilih keluar dari negara asalnya dan hidup sebagai pengungsi yang tak menentu nasibnya, karena mencari keselamatan dan keamanan bagi keluarganya, harus ditengok sebagai orang yang paling malang di dunia. Mereka itu tak hanya membutuhkan tempat berteduh, tempat penampungan untuk kebutuhan mereka terhadap air dan sanitasi, makanan dan bantuan medis, dan bantuan pendidikan dan sosial masyarakat yang tak mengaitkan mereka dengan pertimbangan-pertimbangan politis dan ideologi. Demikian para pengungsi tersebut patut amat dikasihani dan perlu dibantu. Maka sesungguhnya perhatian bantuan hendaklah tertuju kepada mereka, bukannya bantuan dan dukungan itu tertuju kepada jihad teroris.

Keterlibatan dalam emosi pembalasan dendam kesumat, hanya akan menghanguskan Islam sendiri dan takkan menjadikan apa-apa, karena era ini adalah era penghapusan semua agama. Jadi jihad membela agama adalah sia-sia. Sebagaimana fenomena kemelut agama-agama yang semakin memburuk dan berdilema tinggi pun terpampang dengan sendirinya sebagai masalah berat semua bangsa-bangsa dan negara dan semua umat beragama.

Kalau sudah seperti itu, mungkinkah mengelak dari suatu takdir Ketentuan Tuhan bahwa Tuhan sudah memfatwakan penghapusan semua agama dan penyatuan semua agama. Apa yang sulit dengan hal itu, kalau peperangan agama sudah menjenuhkan sekali dan sudah memakan korban tak terhingga?

Dan hanya orang-orang bodoh yang masih bersedia berkutat dalam kancah keterkutukan. Peperangan atas nama agama tak sama dengan berjihad untuk Tuhan. Saat ini berjihad untuk Tuhan adalah perjuangan perdamaian agama dan penyatuan semua agama sebagai keutamaan untuk memperjuangkan perdamaian dunia.

Saling menyalahkan antara pihak teroris dengan negara-negara yang memerangi teroris tak mungkin dapat diselesaikan dan didamaikan. Karena dendam kesumat masing-masing sudah merupakan dendam untuk saling memusnahkan. Kalau sudah seperti itu, ancaman perang nuklir bisa terjadi kapan saja.

Syria2Dan seandainya Amerika dan sekutunya menanggapi teror bom Paris itu dengan penyerangan besar-besaran ke ISIS, wilayah teluk menjadi medan perang Kurusetra, perang yang mendatangkan kiamat. Pembumihangusan ISIS dapat dipahami, melainkan duka nestapa segenap umat Islam juga perlu dipikirkan.

Kami tak diizinkan berpihak pada salah satu pihak, maka kami perlu mengedepankan pendirian kami ini untuk memulai mengadakan sosialisasi Ketentuan-ketentuan Tuhan atas terorisme. Bahwa Tuhan amat mengutuk terorisme. Dan Tuhan kini sedang menghakimi umat Islam. Muslim radikal dianggap Tuhan adalah umat yang suka berbuat keji sedangkan umat Muslim secara umum gampang melampiaskan kemarahan bila berkenaan dengan masalah keyakinan sehingga suka menzalimi umat lain.

Perkembangan kesalahan itulah yang kini semakin memburuk sehingga penampilan ISIS sekarang ini bagaikan keparahan dari kebiasaan umat Islam mengegokan agamanya. Arogansi umat Islam atas agamanya tumbuh subur di kalangan teroris. Selayak segala kesalahan niscaya mengalir ke muaranya seperti aliran sungai yang bermuara ke danau. Dan itu adalah hukum alam. Maka apresiasikanlah keterangan kami ini sebagai Respon Tuhan yang sedang kami sampaikan.

Bahwa dalam hal ini Tuhan menilai umat Islam hendaklah introspeksi diri melalui perubahan sikap negara-negara barat yang tadinya bersedia menampung para pengungsi Muslim. Bahwa perubahan sikap itu berpengaruh menentukan nasib umat Muslim dunia. Bahwa dengan mengacu pada pengalaman Perancis tersebut, maka negara-negara di dunia terikut waspada terhadap kemungkinan serangan ISIS atas negara mereka.

Adapun ISIS setelah peristiwa teror di Paris, semakin jumawa dan semakin berani mengumbar ancaman. ISIS memperingatkan bahwa negara-negara yang mengambil bagian dalam serangan udara terhadap Suriah akan mengalami nasib yang sama seperti Perancis. ISIS bahkan mengancam akan menyerang Washington.

Presiden Perancis Francois Hollande mengajak keterlibatan negara-negara Uni Eropa, Amerika, Russia dan negara-negara G20 untuk memerangi ISIS. Perang melawan ISIS akan dirasakan sebagai kewajiban semua bangsa-bangsa yang beradab.

Umbaran ancaman oleh ISIS kalau ditanggapi dengan persepakatan pembumihangusan ISIS di muka bumi, itu tak ubahnya ancaman pemusnahan Islam, walau hal itu takkan pernah diakui. Tapi bagaimana melepaskan ISIS dari Islam, atau umat Islam dari ISIS? Itu seperti membelah ketupat.

Tindakan semena-mena ISIS itu takkan menghasilkan kemenangan dan kedaulatan, melainkan kehancuran yang semestinya. Selayak kearoganan dan kesemena-menaan itu tak mungkin dibiarkan Tuhan. Kami ini adalah Suara Tuhan, maka percayalah kalau kami sudah menyatakan Ketetapan Tuhan bahwa kemenangan ISIS tak mungkin tercapai. Ancaman-ancaman ISIS yang pongah akan berimbas ke umat Islam.

Dan itu tentu menyudutkan umat Islam di seluruh dunia. Dan kekacauan pun tak bisa dielakkan ketika umat Islam dunia bersatu menyatakan solidaritas mereka terhadap nasib umat Muslim yang terlunta-lunta di negara-negara lain yang menolak pengungsi Muslim.

Simpati terhadap nasib pengungsi memberi dampak solidaritas Muslim di dunia untuk mengimbangi perlakuan negara-negara yang menolak pengungsi-pengungsi Muslim, dan yang mengalami intimidasi-intimidasi dari warga yang tak menginginkan negaranya menampung pengungsi Muslim yang dicurigai, dan yang hanya akan mengakibatkan aksi teror yang dimungkinkan dialami mereka. Dan mereka tak menginginkan hal itu.

Legalitas pembombardiran terhadap tempat-tempat yang dikuasai ISIS, selayak perang Palestina-Israel dan perang di Suriah dan Yaman yang tak berkententuan kapan bisa berakhir, semua itu merupakan tanda-tanda kebinasaan dan dianggap sebagai genosida terhadap Muslim. Dan itulah yang akan menguatkan solidaritas Muslim di dunia.

2C56B05300000578-3239625-Hungary_has_announced_plans_to_build_a_giant_fence_along_the_Cro-a-32_1442592522211Demikian kebijakan negara yang tetap ingin memberi suaka bagi para pengungsi Suriah harus diapresiasi, akan tetapi para pengungsi itu diperlakukan oleh warganya sebagai orang-orang yang selalu dicurigai dan tak disukai sehingga umat Muslim di sana sering mengalami intimidasi dan cercaan dan dikriminalisasikan. Padahal fenomena pengusiran dan penolakan oleh sebagian negara itu tak bisa dihindari. Selayak semua negara mana pun tentu ingin melindungi negara dan bangsanya dari sasaran teroris yang tak pandang bulu.

Dan ada hal lain yang juga memicu memanasnya suhu politik antara Islam dan Barat bahwa peristiwa-peristiwa terorisme di berbagai belahan dunia memaksa hubungan antara kawasan Eropa dan Timur Tengah menjadi buruk.

Perang Kurusetra di wilayah teluk diwarnai peperangan teroris ISIS dengan Amerika dan sekutunya Perancis yang sedang marah-marah dan negara-negara blok Barat lainnya. Di sisi lain adalah perang Palestina versus Israel. Dan ada perang di Suriah yang dibantu sekutunya Iran dan Russia, serta perang Saudi Arabia dengan sekutunya Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Kuwait, Yordania, Maroko, dan Sudan terhadap Syiah Al Houthi di Yaman.

Semua hal itu merupakan belasungkawa umat Islam di dunia. Selayak umat Islam-lah yang paling tertekan diperlakukan sebagai umat yang menyusahkan dunia. Bom bunuh diri demi keyakinan itu tak mungkin diapresiasi, demikian jihad yang mengorbankan nyawa sendiri itu sedikitpun tak terpuji sebagai jihad suci, melainkan kekejian terhadap kemanusiaan.

Perkembangan sekarang ini memastikan kutukan Tuhan terhadap umat Islam. Dari suhu politik dunia yang memanas yang tertuju kepada penanganan terhadap terorisme, mau tak mau, itu sulit dilepaskan dari Islam karena para teroris itu berjihad atas nama agama Islam. Seberapapun Islam itu mau dilepaskan dari citra buruk terorisme, namun slogan-slogan teroris itu adalah slogan-slogan ideologi Islam. Betapapun hal itu tak memungkinkan bagi umat Islam untuk melepaskan diri dari dampak Islamphobia yang melanda negara-negara non-Muslim.

maxresdefaultAdapun keadaan yang memanas sekarang ini akan sampai kepada genosida terhadap teroris dan itu terkait dengan perubahan nasib umat Islam di dunia, karena umat Islam selalu dicurigai dan dianggap sebagai umat yang berbahaya dan menakutkan. Intimidasi-intimidasi dan anarkisme terhadap umat Islam di negara-negara non-Muslim adalah pembalikan atas sikap umat Muslim selama ini terhadap umat non-Muslim dan kaum minoritas. Dan itu adalah hukum pembalikan dari Tuhan.

Dan itu harus dipahami melalui introspeksi diri dan mendengarkan secara dalam suara hati nurani masing-masing bahwa apakah Tuhan akan membiarkan umat Islam yang berlaku sewenang-wenang terhadap kaum minoritas itu tak akan dihakimi? Dan adakah Tuhan tak kuasa mengadakan pembalikan-Nya? Selayak pembaharuan peradaban itu harus melalui kemaksimalan pembusukan, dan kemaksimalan pembusukan terhadap agama yang sudah dihapuskan Tuhan justru terangkat melalui terorisme, dan itu melalui ISIS.

Oleh karena itu, terimalah ajakan Tuhan untuk menetralkan keyakinan sebagaimana umat Muslim yang dididik Tuhan di Eden. Dan sebagaimana relevansi penetralan keyakinan dan akidah reinkarnasi Nabi Muhammad yang menjadi salah satu Rasul Eden sebaiknya dipanuti dan jangan dianggap kesesatan, melainkan sebagai Pertolongan Tuhan terhadap Muhammad yang tak bersalah atas apa-apa yang dilakukan umat Islam radikal pada saat ini.

Adapun reinkarnasi Muhammad terselamatkan di Surga, tapi umatnya menjadi terkutuk. Umat Muslim harus menyadari Sikap Tuhan terhadap reinkarnasi Muhammad dan Komunitas Eden itu adalah upaya Tuhan menyelamatkan Ajaran Islam dan nabi umat Islam sebelum keadaan umat Islam memburuk seperti sekarang ini.

Jauh-jauh hari Tuhan sudah menitahkan reinkarnasi Muhammad yaitu Abdul Rachman itu menetralkan keyakinannya. Dan jauh-jauh hari Komunitas Eden semuanya menetralkan keyakinannya. Dan apakah mereka sesat dan kehilangan Tuhannya? Nyatanya Wahyu-wahyu Tuhan tetap dirilis oleh Eden dan nyatanya mereka semua sejahtera dalam Pengayoman Tuhan, walau mereka tetap mengalami pengintimidasian dan mereka tetap  masih dinyatakan sebagai kelompok sektarian yang sesat.

Nun, Mukjizat Eden sudah terbuka dan itu difungsikan Tuhan untuk menciptakan perdamaian di dunia dan tak berpihak kepada salah satu pihak kecuali kebenaran yang bisa diikrarkan dari semua pihak. Dan di dalam kenetralan Eden, ada Kemahaadilan Tuhan yang kami junjung dan yang kami emban untuk diadaptasikan dalam sikap kenetralan Eden dan Ruhul Kudus.

Maka cobalah meneliti dan menyimak Wahyu-wahyu Tuhan di Eden, apakah ada kesesatan dan adakah kami berpihak kepada salah satu pihak? Kebenaran-lah yang selamanya kami bela dan kami perjuangkan. Dan hanya Tuhan-lah yang mengetahui kebenaran murni pada kebenaran lokal atau kebenaran atas nama negara maupun kebenaran politis di antara semua negara dan semua umat beragama.

Dan kami meniti dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaan di antara semua dilematik kebenaran lokal, nasional dan internasional. Dan niscaya Ruhul Kudus takkan salah membela, karena pembelaan Ruhul Kudus adalah instruksi Tuhan terhadap kami. Dan Tuhan-lah Yang Maha Tahu kebenaran siapa yang wajib kami bela, demikian Petunjuk-petunjuk Tuhan kami sampaikan kepada publik dunia.

Bersama ini kami Ruhul Kudus sebagai pemimpin para malaikat di bumi ini, juga menyatakan para malaikat sedang berkonsolidasi untuk mengadakan pencerahan bagi umat Islam moderat yang tak berkepentingan dengan terorisme dan yang ingin diselamatkan Tuhan. Demikian dengan ini kami sampaikan Wahyu Tuhan untuk umat Islam sebagai berikut:

 

Wahyu Tuhan untuk Umat Islam

Atas Nama Tuhan Yang Maha Kuasa Menghakimi
Dan Atas Nama Pengabdian Kami atas Ajaran Islam Sebagai Ajaran dari Tuhan

 

Bahwa Aku murka terhadap umat Islam, itu harus terbuka Kunyatakan supaya umat Islam paham atas keadaan keterkutukannya dan paham kalau tak ada jalan lain bagi umat Islam yang ingin melepaskan diri dari kutukan-Ku kecuali dengan menetralkan keyakinannya, sebagaimana jalan itu sudah ditempuh oleh segenap Komunitas Eden yang sudah menetralkan keyakinannya.

Nan, Komunitas Eden tak meninggalkan Islam karena ingin netral dan mereka pun bukanlah tipologi orang-orang yang sesat dan murtad terhadap Islam. Islam adalah ajaran yang Kuturunkan melalui Wahyu-wahyu-Ku kepada Muhammad. Maka mereka mengimani Kitab Suci Al Quran sebagaimana mereka juga mengimani Kitab-kitab Suci yang lain. Bukankah itu sudah merupakan perjanjian yang Kuadakan dalam Kitab Suci Al Quran? Dan bacalah Surat Al Baqarah ayat 285:

Rasul telah beriman kepada Wahyu yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdo`a): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.

Demikian pada hari ini upaya islah antara semua umat beragama sedang Kami adakan. Dan kepada umat Muslim cobalah menelaah ayat ini sebagai Penyikapan-Ku atas Komunitas Eden. Dan dalam segenap Wahyu-wahyu-Ku yang teradakan di Eden, adakah itu tak sesuai dengan isi ayat Al Baqarah ayat 285 ini? Maka niscayakanlah ajaran Eden itu tidak sesat.

Adapun reinkarnasi Muhammad yaitu Abdul Rachman telah Kutetapkan sebagai Imam Mahdi, yang tak mau diakui oleh umat Muslim Indonesia karena tak memiliki karakter yang kharismatik sebagaimana ulama-ulama besar Timur Tengah. Tapi mana yang mau dipilih umat Islam, Abdul Rachman yang sederhana tapi suci dan yang Kuberkati, atau imam besar ISIS Abu Bakr Al Baghdadi? Perbandingkanlah itu dan berpikirlah!

Bahwa umat Islam sedang terkutuk, jangan salahkan siapa-siapa karena perilaku umat Islam sendirilah yang mengakibatkannya terkutuk. Dan Kami menyatakan hal itu agar umat Islam mau berkonsolidasi dan introspeksi diri untuk menghadapi azab Islamphobia dari bangsa-bangsa non-muslim yang sedang bergejolak memerangi teroris. Dan perlakuan bangsa-bangsa non-Muslim yang akan memburuk terhadap umat Islam tak bisa dihindari.

Umat Islam akan selalu dicurigai dan diintimidasi di mana-mana dan terusir. Sudahkah itu dibayangkan sebagai kebencian yang mengglobal, dan apabila Kami sudah memberitahukan hal itu, maka antisipasilah hal itu dengan merunduk dan jauhi kepongahan. Dan jangan lagi gampang mencerca dan memusuhi.

Tapi Aku menyatakan bahwa itu sebagai konsekuensi hukum pembalikan. Ruh kesalahan umat Islam bereinkarnasi membalik menimpa umat Islam sendiri. Segala kesalahan yang dahulu dilakukan oleh umat Islam terhadap umat lain dan kaum minoritas, demikian saat ini sedang terolah membalik. Pahamilah itu sebagai pasal hukum pembalikan-Ku yang niscaya sesuai dengan wujud kesalahan umat Islam sendiri.

Dan akuilah kesalahan umat Islam Indonesia yang sudah lama menolak Wahyu yang Kuturunkan di negeri ini dan Rasul-Ku dikriminalisasikan. Dan akuilah bahwa tak ada yang menyesalkan hal itu sampai hari ini. Adapun hal itulah yang telah memantik keterkutukan atas umat Islam.

Tentu, hal tersebut juga saling memiliki keterhubungan dengan kesalahan umat Islam yang menonjol sekarang ini, ialah terorisme dan konflik agama dan konflik mazhab dan sektarian di antara sesama umat Islam. Demikian kalau semua kesalahan umat Islam itu tatkala sedang berbalik, maka tulah dosa-dosa itu pun berlabuh di kalangan umat Islam sendiri.

Peristiwa-peristiwa terorisme mendatang akan lebih parah karena masing-masing saling mengadakan pembalasan dendam antara teroris dan negara-negara blok Barat. Teroris ISIS dan yang lainnya akan semakin garang dan ganas saja. Dunia pun dipenuhi ancaman perang. Keparahan dosa-dosa umat Islam radikal sedang mengalami Penghakiman Tuhan. Sesungguhnya itulah yang sedang terjadi.

Nun, Indonesia sebagai bangsa yang merupakan Muslim terbesar jumlahnya di dunia di antara bangsa-bangsa yang beragama Islam, niscaya tak bisa menghindar dari horor terorisme yang menghantui karena umat Islam radikal di Indonesia niscaya ingin berpartisipasi menguatkan terorisme teluk yang dibombardir oleh blok Barat dan sekutunya.

Bilamana umat Islam Indonesia paham atas keterkutukan umat Islam, maka mereka takkan menyombongkan keislamannya lagi dan tahu memposisikan diri mereka untuk menjauhi wilayah teroris dan menghindari aksi pembalasan dendam antara teroris terhadap Barat dan sekutunya, dan sebaliknya.

Sebaiknya umat Islam semuanya yang di luar wilayah peperangan teroris hendaklah menyatu memperjuangkan perdamaian dunia dan menyatu dalam Berkah Allah. Sebagaimana keberkahan dari-Ku  hanya melalui Ketentuan Fatwa-Ku, yaitu penetralan keyakinan dan penyatuan semua agama. Camkanlah itu sebagai satu-satunya jalan keluar yang Kuberkati mukjizat dan pengayoman.

Demikian telah kami sampaikan Wahyu Tuhan untuk umat Islam. Sekian, terima kasih atas perhatian Anda dan semua pihak. Salam damai. Salam dari Surga.

Jakarta, 17 November 2015

Malaikat Jibril