Kejadian itu terjadi di Rutan Pondok Bambu. Suatu malam, aku terjaga dari tidurku oleh karena ada dengusan seram iblis di kupingku. Aku bergidik, tapi sekejap aku ingin tahu lebih pasti apa yang sedang menghinggapi diriku. Maka aku tetap menutup mata untuk mendengarkannya lebih cermat.
Aku tak bisa mengerti apa yang diucapkannya, tapi dengusan suaranya itu terasa hembusannya masuk ke dalam kupingku. Hiii… Jangan pernah aku merasakan hal seperti itu lagi. Setelah aku tahu pasti bahwa itu adalah suara iblis, aku pun bangun. Dan aku tahu aku kembali diuji nyali berhadapan dengan iblis lagi oleh Tuhan. Pelajaran Tuhan memang selalu nyata seperti itu dan tanpa tedeng aling-aling.
Untung di penjara aku tak tidur sendirian. Kulihat teman-temanku sekamar masih menonton televisi, dan kulihat jam kurang lebih jam satu malam. Aku tak habis pikir, bagaimana mungkin aku bisa mendengar suara iblis? Tapi kemudian aku sadar, aku ini sudah dimasukkan Tuhan separuh kakiku di alam gaib. Jadi aku harus berani menghadapi kenyataan itu. That’s the Hell’s territory. Thus, I had to face that fact. Really I was in Hell at that moment!
Saat yang lain, aku juga mendengar suara musik iblis dan nyanyian iblis yang nadanya sama sekali sumbang dan tidak nyaman di dengar. Nadanya aneh seperti suara musik ritual setan. Dan di dalam setengah sadar kudengarkan sampai akhirnya aku sadar, ketika tersadar suara musik setan itu tetap ada, tapi aku sengaja tidak melek supaya aku tidak kehilangan momen. Aku mencoba untuk mengetahui dari mana arah suara itu. Dan kemudian aku baru membuka mata. Tapi begitu melek, tak ada lagi suara itu. Suara itu hilang seketika aku bangun.
Sedemikian nyatanya suara itu sehingga aku bertanya kepada teman-temanku sekamar yang masih belum tidur. “Eh, kalian mendengar suara aneh nggak tadi?”
Lalu mereka bilang, ”Suara di televisi kali, suaranya kayak apa, Bunda?”
Lalu aku menirukan suara itu, lalu mereka berkata, ”Dari tadi tidak ada, kita cuma menonton televisi.”
Demikian aku sudah beberapa kali mengalami suasana horornya penjara. Dan Jibril mengatakan padaku: ”Kau harus tahu sosok iblis. Dan itu baru dapat kau pelajari di penjara ini. Bahwa tempat di mana banyak dosa, di situ iblis bersarang, dan jenis mereka adalah yang amat profesional. Demikian mereka itu iblis-iblis sakti yang tak berbasa-basi.”
Konon, kamarku itu lagi-lagi kamar yang angker. Banyak bener cerita horor tentang kamar itu. Tapi yang ingin kusampaikan adalah bahwa di penjara memang banyak ruang angker. Karena memang sudah merupakan habitatnya. Penjara adalah markas iblis. Para pendosa itu niscaya bersinergi dengan iblis.