Dear viewer,

Atas Nama Tuhan Yang Maha Kasih

Pada akhirnya rahasia Surat An Najm sudah tertulis, namun ternyata pembukaan Surat An Najm 1-16 ini disertai dengan pembukaan rahasia Surat-surat yang lain, sebagaimana Surat Yaa Siin 1-18, Surat Maryam ayat 17, Surat Al Anbiyaa ayat 91-93, Surat Al Israa ayat 40 dan 86, karena surat-surat yang menyertai pembukaan rahasia An Najm tersebut memiliki rahasia yang saling terhubungkan satu sama lainnya.

Adapun perilisan pembukaan rahasia Surat An Najm, kami jadikan tulisan bersambung mengingat panjangnya Uraian Tuhan dan Paduka Ruhul Kudus di dalamnya. Demikian sabda Malaikat Jibril belum surut-surut juga intensitasnya dan sampai sekarang masih terus berlanjut, sebagaimana tak bisa diprediksi sepanjang apa Pembahasan Tuhan yang akan diturunkan-Nya. Maka kami merilisnya secara bertahap dan bersambung.

Dan sebelumnya kami juga merilis sebuah lagu dengan judul yang sama, Rahasia Surat An Najm dan Yaa Siin sudah Dibuka:

 

Dan berikut kami sisipkan juga daftar isi yang sudah pasti. Saat ini daftar isi sudah mencapai 51 sub judul dengan tebal 280 halaman folio, dan itu masih dimungkinkan dapat bertambah lagi. Namun untuk sementara inilah sebagai berikut sub judul-sub judul yang sudah tertuliskan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Lagu: Terang Datanglah

 


 

 


RAHASIA AN NAJM DAN YAA SIIN SUDAH TERBUKA

 Atas Nama Tuhan Yang Maha Menjadikan Segalanya

Teologi Surga di Dunia

Kalau Surat An Najm sudah waktunya dibuka Tuhan, itu tandanya Surga di dunia sudah harus diakui. Dan bagaimana caranya Surga di dunia itu bisa diakui? Kekonkritan kehakikiannya harus terbukti. Dan bagaimana membuktikan kekonkritan kehakikian Surga? Terpulang bagaimana Tuhan melibatkan Surga Eden dalam peristiwa-peristiwa Keilahian di dunia. Dan kapan peristiwa Keilahian yang bisa menjelaskan kekonkritan Surga di dunia?  Di saat semua orang tenggelam dalam kesulitan yang mencekam dan dunia sudah sangat direpotkan oleh segala ancaman dan teror dan perang nuklir sudah di ambang mata.

Adapun ketentuan itu semua sudah merupakan asas hukum Surga di dunia. Dan kalau semua kondisi itu telah terpenuhi, pecahlah perang dunia, sehingga tak ada lagi yang akan menghalangi Kewahyuan Tuhan, karena semua orang pun membutuhkan Petunjuk Tuhan. Namun bagi Surga, kebutuhan terdesak atas semua orang terhadap Surga tak menjadi kebutuhan Surga yang sedang ingin dieksiskan ke dunia. Betapapun persyaratan mutlak Surga adalah kesucian, maka Surga tak bisa diobral. Dan pula keeksisan Surga mendunia memang sudah waktunya terbuka, karena memang sudah sampai pada takdirnya.

Jadi kalau tak ada orang yang serius bersuci dan serius menjalankan Amanat Surga dengan tulus, Surga tetap hanya diisi oleh segelintir orang. Tapi segala Testament Tuhan ke publik dunia dirilis oleh Eden mendunia. Segala Petunjuk Tuhan terhadap semua pihak akan kami sajikan mendunia, baik yang ditegur maupun yang dapat petunjuk.

Selayak semua orang harus suci dahulu, baru bisa berhubungan dengan Surga. Maka kepada publik yang gamang bersuci, kunasihatkan agar secara bertahap jauhilah dosa maupun kesalahan. Dan jangan enggan membuat kebajikan melalui apa pun yang Anda sedang urusi, setidaknya niatkanlah untuk selalu melakukan hal-hal yang benar saja dan seriuslah menjauhi dosa. Karena itu pun akan menjauhkan Anda dari kesulitan yang massif dan yang sulit diatasi. Betapapun orang yang berusaha selalu benar dan selalu menjaga sikap, dia terjaga dari kesulitan yang merupakan dampak dari kecerobohan atau kesalahan. Dan betapapun semua dosa dan kesalahan yang disengaja niscaya berdampak akibat negativitas polarisasi semua urusan Anda atas hal tersebut.

Betapa segala kekisruhan itu kini bisa terjadi oleh hal apa saja, demikianpun kesulitan. Karena inilah Hari Pembalasan Tuhan dan Hari Pembalikan-Nya. Maka setiap kesalahan, apalagi dosa, begitu dilakukan tulahnya pun sudah menunggu menghunjam diri Anda yang bersalah. Tulah itu ada ruhnya, maka dia sangat tahu kapan saat yang tertepat untuk menghakimi dosa.

Lagu Eden Dunia Sudah Gila sudah kami rilis, itu menandakan akal sehat sudah langka di dunia ini. Peristiwa-peristiwa pengeboman menimpa berbagai negara dan itu mengancamkan pertarungan kekuasaan di dunia. Sudahkah itu dilihat sebagai Neraka dunia? Di Neraka semua orang tegang ketakutan, nyawa seperti tak berharga. Betapa bila hal semacam ini semakin memanas, maka dunia sudah memasuki kegawatan ancaman perang nuklir.

Betapapun nuklir lebih baik diafiliasikan menjadi pangsa teknologi yang bermanfaat. Energi nuklir adalah satu-satunya sumber listrik yang tidak memancarkan gas rumah-kaca, yang dapat secara efektif mengganti bahan-bakar fosil. Banyak perubahan menjadi terbaik bila nuklir terpakai untuk hal-hal yang bermanfaat, bukan sebagai senjata pemusnah massal.

Kans nuklir dibutuhkan untuk peradaban intergalaksi itu sangat besar dan menjanjikan. Selebihnya ada aku Jibril yang bisa menanamkan kepercayaan kepada para saintis dan industri aeronautika bahwa pesawat semacam UFO dapat diproduksi di dunia ini. Karena untuk itulah aku datang, demi untuk mempersiapkan penduduk bumi ini bisa terevakuasi ke planet lain. Dan itulah kefungsian Surga di dunia, karena itu merupakan satu-satunya bagan Keilahian di dunia yang bisa berbicara dan ditanya. Dan kamilah satu-satunya tangga ke langit. Tapi sebelum janjiku itu saatnya kutepati, inilah rahasia Surat An Najm yang sedang dibuka Tuhan.

Bagaimana pun Surga itu sudah Waktunya Diperlukan di Dunia

Atas Kehendak Tuhan kusela segala persoalan duniawi yang meruntuhkan iman terhadap Kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa umat manusia kini seakan tak mau tahu betapa alam itu bukan miliknya. Eksplorasi dan eksploitasi alam sudah merusak dan menentang alam itu sendiri. Namun umat manusia masih tetap serakah dan merasa sudah menguasai ilmu pengetahuan  dan teknologi sehingga meragukan Kemahakuasaan Tuhan.

Semua hal itu ada timbangannya. Dan apa pun yang berlebih-lebihan hingga memadat menjadi beban, niscaya memberatkan salah satu modul kesetimbangan. Demikian pun segala bentuk kejahatan di dunia yang telah memporak-porandakan keberimanan kepada Tuhan. Keberimanan kepada Tuhan tak lagi utuh, keberhikmatan kepada Tuhan dikomersialkan dan di dalamnya ada kecurangan, penipuan dan ada yang berani berjamak mengorupsi pengadaan Al Quran. Demikian kejahatan yang terburuk adalah kejahatan yang justru berada di ranah keagamaan, karena radikalisme dan terorisme pun sungguh sudah menakutkan dunia.

Bahwa ruh-ruh jahat di akhirat menumpuk menjadi dominasi yang harus disetimbangkan dengan ruh-ruh baik, supaya alam semesta tak sering mengalami anomali, cuaca ekstrim, pemanasan global dan segala bentuk malapetaka alam. Tak ada materi di alam ruh, maka kepadatan ruh-ruh jahat di alam ruh menguatkan energi panas alam sebagaimana pemanasan global mencuat. Adapun konsekuensi dalam perubahan alam yang tak menentu itu dapat disetarakan sebagai luapan besar ruh-ruh jahat di alam ruh. Karena bila ruh-ruh baik yang mendominasi di alam ruh, niscaya alam tenteram dan stabil.

Dan apabila kejahatan itu sebuah materi yang mempunyai berat jenis, maka pelampiasan kejahatan di dunia manusia sekarang ini, itu seperti dalil hukum Archimedes yang menyatakan, jika massa jenis zat cair lebih kecil daripada massa jenis benda, maka benda tersebut akan tenggelam.

Demikian ruh-ruh jahat memadat di alam ruh, dan itu memberatkan sistem kehidupan di alam ruh. Sedangkan equivalensi kehidupan makhluk harus selalu dalam equilibrium yang seimbang. Di dunia manusia sudah dipenuhi ruh-ruh jahat yang sudah luar biasa kejahatannya. Di dunia ruh pun demikian. Demikian equilitasnya ternampakkan sebagaimana kenyataan dunia yang dipenuhi kejahatan. Iblis senior sudah puas dengan prestasi-prestasinya. Manusia ganas juga sudah sampai kepada kekejaman yang terganas. Ruh jahat melanglang ke mana-mana. Bahkan manusia seakan lebih jahat dari iblis sekarang ini, maka menjadilah murka alam.

Nan, umat manusialah yang mengalami penjenuhan merasakan kejahatan. Orang-orang biasa sudah muak melihat segala bentuk kejahatan. Terhadap kalangan mereka itulah tak berguna harassment iblis kepada manusia. Dan kepada merekalah kami berharap pencerahan yang kami adakan bisa bersenyawa dalam hati sanubarinya.

Hukum Alam Juga Berlaku dalam Hukum Kehidupan Alam Ruh

Bahwa telah berlaku hukum Archimedes bagi kesesatan umat manusia yang lebih suka bergolong-golongan dan saling membantu dalam kesalahan bahkan terhadap kejahatan yang melampaui batas, daripada berjuang membela kebenaran. Sesungguhnya kejahatan-kejahatan massif di seluruh dunia itu mengembang bobotnya bersamaan dengan kontradiksi-kontradiksi yang mengimbanginya. Kejahatan pun berpersistensi sebagai pressure dunia. Perspektif ini sudah menjadi ketegangan dunia yang tak bersolusi.

Segala maut memasuki ranah hukum akhirat, dan hal itu memberatkan konkresi persenyawaan ruh-ruh baik di alam akhirat dengan umat manusia yang baik yang masih hidup. Demikian di dunia manusia terjadi pengurangan perlawanan atau pembantahan terhadap kejahatan. Sifat mengalah itu sejenis dengan keputusasaan. Tapi juga sudah merupakan dominasi ruh jahat di dunia dan di akhirat. Prisma cahaya malaikat pun meredup karenanya. Demikian kebenaran pun seperti kehilangan akar sehingga lemah. Maka perlawanan terhadap konglomerasi kejahatan menjadi lemah tak berdaya. Bahkan konvergensi kejahatan menjadi kolaborasi kejahatan yang tak berhati nurani karena berkedok kebenaran suci. Agama pun diarak ke mana-mana menjadi seakan-akan elaborasi kebenaran yang dipertahankan dan kemudian diacung-acungkan menjadi pemaksaan. Ah, agama tak akan menjadi begitu, kalau tak terpakai untuk berkuasa atau untuk menindas. Keadilan pun kandas! Karena kejahatan sudah bermuka suci.

Bagaimana kalau hukum akhirat terpaksa harus kujelaskan seperti ini? Begitulah   kupakai dalil hukum Archimedes. Bahwa kelayakan dalil hukum Archimedes ini dapat dukungan dari hukum akhirat yang menyatakan alam ruh tak serta merta bisa menerima perlakuan umat manusia ganas, karena ruh-ruh orang jahat yang menumpuk di alam ruh telah mengakibatkan equilibrium di alam ruh  menjadi tak seimbang lagi. Namun itu pun mengakibatkan persenyawaan ruh alam pun juga menjadi tak seimbang lagi.

Dalil Hukum Akhirat Perlu Diketahui oleh Umat Manusia

Kalau bobot Neraka itu sudah memberatkan semua makhluk di dunia dan di akhirat, maka terjadilah revolusi pensucian di kedua ranah kehidupan tersebut. Dan malaikat berbondong-bondong bertakdir terlahirkan jadi anak-anak cerdas di dunia manusia. Dan itu tentu menyedihkan golongan malaikat. Betapapun kami ini lebih suka tetap berkodrat sebagai malaikat. Sementara itu hukum alam pun siaga menyelenggarakan pembalasan dosa-dosa melalui murka alam. Kematian-kematian tragis cenderung memilih orang-orang yang banyak dosa, yang tanpa disadari terkumpulkan di suatu ruang yang sama di ruang yang akan tertimpa celaka atau malapetaka.

Adapun magnetisme dosa dan tulahnya itulah yang menjadikan orang-orang yang harus dihakimi secara bersamaan itu terkumpulkan di suatu ruang di tempat musibah. Dan yang memanggil mereka ke sana adalah tulah dosa mereka sendiri. Sedangkan alam hanya bereaksi menjadikan suatu musibah, juga karena terongrong oleh tekanan anomali alam, itu semacam persekusi oleh alam. Maka sesungguhnya energi negatif di dunia manusia itu sedang tarik-menarik dengan energi negatif di alam semesta. Demikian adanya asas hukum Penghakiman Tuhan yang memassal.

Bahwa bumi memang sudah rusak dan kerusakan itu adalah ulah manusia sendiri, maka sesungguhnya segala malapetaka yang menimpa dunia itu adalah pembersihan bumi. Nan, apabila umat manusia sudah letih menghadapi malapetaka alam, mau tidak mau, mereka ingin diselamatkan oleh Tuhan. Dan mau tidak mau, mereka pun ingin suci agar Tuhan memperhatikan doa mereka. Nah, itulah kesempatan Surga terfungsikan.

Betapa konsentris ruh baik baru bisa diadakan kalau ada Surga di dunia, karena manalah Surga di langit atau Surga yang dianggap berada di alam kematian itu bisa memperbaiki kondisi perubahan habitat pada manusia sekarang ini? Demikian hanya Surga di dunia yang bisa menjajaki pensucian bagi orang-orang baik untuk menemani malaikat bekerja untuk memulihkan keseimbangan alam dan keseimbangan alam ruh.

Karena manalah mungkin malaikat bisa bekerja sendiri tanpa terlihat? Kami ini hanya bisa menjadikan manusia tercerahkan, tapi mereka bekerja sesuai dengan kepentingannya sendiri masing-masing. Adapun kalau ada Surga di dunia, ada orang-orang yang kami sucikan yang bisa berkomunikasi langsung dengan kami, sehingga segala prospek pemulihan dan penyelamatan, kami mintakan kepadanya untuk disampaikan ke publik, agar prospek pemulihan dan penyelamatan yang ditugaskan Tuhan kepada kami dapat berjalan.

Walau ada hukum alam ruh yang lain yang dipertimbangkan cukup efektif untuk menahan lajunya manusia berubah kodrat jadi setan, ialah ruh-ruh malaikat terlahir menjadi manusia. Itu sebabnya generasi baru yang bertunas memunculkan anak-anak kecil yang bersemangat dan cerdas sekali, tutur katanya bijak dan tepat. Namun mereka terlahir di kalangan yang terbatas di seluruh dunia. Terbatasnya kelahiran anak-anak yang memiliki ruh malaikat karena terbatasnya pula pasangan-pasangan orang tua yang baik dan yang kurang dosa-dosanya. Tentu saja kami ini lebih suka terlahir di keluarga yang harmonis dan yang berbudi.

Sedangkan limpahan dosa pun menghadirkan limpahan generasi narkoba. Uang haram mengalirkan seduksi narkoba ke anak-anak koruptor. Maka tetap saja equilibrium antara ruh baik dengan ruh jahat tak bisa memenuhi target. Maka Tuhan mengadakan Surga dan Kerajaan-Nya di dunia agar kerja nyata malaikat ketahuan dari mana ‘bilik’-nya. Bukan di langit antah-berantah.

Bahwa Surga itu kini sangat diperlukan oleh umat manusia di dunia ini, tapi Surga yang ada di dunia ini masih terkungkung oleh tuduhan sesat yang juga sudah mengglobal. Risalah Eden yang dikirim ke dunia juga tak direspon karena sudah baku tuduhan sesat terhadap Eden. Itu adalah dampak pemberitaan media massa nasional atas Eden, yang tak pernah memberitakan kebenaran apa pun yang disampaikan oleh Eden. Kalau ralat itu tidak dimungkinkan, ya seharusnya kebenaran Wahyu Tuhan di Eden-lah yang boleh dicoba untuk diangkat, demi untuk meredam suasana dan demi mereduksi tulah kekualatan media massa terhadap kami.

Surga pun tak bisa dilambungkan karena tuduhan sesat itu. Siapa yang salah, kalau Surga yang kami emban ini adalah Surga yang hakiki kebenarannya. Jangan tanya kami, karena semua juga tahu kalangan mana yang menolak Surga, maka merekalah yang terlihat meneraka. Surga dan Neraka itu seperti taman dan septic tank. Keduanya punya peranan sendiri-sendiri. Manusia terhibur oleh taman, tapi mereka juga perlu septic tank. Surga dan Neraka, kedua hal itu sekarang ini sudah teradakan, dan itu merupakan suatu penggenapan Janji Tuhan untuk seluruh umat manusia. Dan inilah Surga yang kubawa turun.

Adapun kalau Perjanjian Tuhan itu ditolak dan sedikit pun kebenaran kami tak pernah mau ditengok, maka jangan bertanya, kala kami tak bisa memberi peluang Anda untuk mendekati Surga.

Apakah asli Surga yang kami bawa ini, atau hanya sekedar Surga abal-abal? Kalau Surga ini abal-abal, bagaimana mungkin Pewahyuan yang kami sampaikan itu bisa berkonsep sempurna dan terus berlanjut tanpa ada jeda? Adapun konsep Solusi Tuhan niscaya selalu dahsyat dan dapat mengatasi masalah. Dan siapa mengira bahwa solusi untuk masalah dunia yang dinyatakan Tuhan justru adalah Penghapusan Semua Agama dan Penyatuan Semua Agama.

Sesungguhnya keyakinan atas pluralisme agama sudah tak perlu dipermasalahkan lagi oleh yang tidak bisa bertoleransi, karena semua agama sudah dihapuskan Tuhan. Betapa konflik agama sekarang ini sudah tak bisa ditolerir lagi, karena dampak negatifnya sudah sangat menakutkan. Semua umat yang berbeda-beda agama kini tak yakin bagaimana cara untuk mengadakan perdamaian agama. Padahal, banyak umat yang merasa Tuhannya berbeda dengan Tuhan umat agama lainnya. Padahal Tuhan itu Maha Esa bagi semua agama dan umatnya. Daripada memperselisihkan agama dan Tuhannya masing-masing, demikian keyakinan agama yang dihapuskan Tuhan. Tapi Sosok Tuhan justru tampil secara jelas melalui Pewahyuan-Nya yang tandas dan qualified sebagai solusi yang terbaik.

Yang ingin dihapuskan adalah sosok agama yang sudah tumpang-tindih dan sudah amat menakutkan. Agama sudah berubah fungsi oleh karena kepentingan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama. Untuk itulah Surga dan Kerajaan Tuhan diperlukan eksistensinya sebagai konstitusi yang bertanggung jawab menyampaikan Fatwa-fatwa Tuhan dan Petunjuk-petunjuk-Nya. Nah, itulah peranan kami.

Betapapun itulah keterangan kami yang menyasar pada penolakan Pewahyuan oleh umat Islam Indonesia yang mempengaruhi segala lapisan masyarakat dan pemerintahannya. Bahwa menurut mereka tak mungkin ada lagi Pewahyuan Tuhan menyusul Pewahyuan dalam Al Quran. Adapun kalau Pewahyuan terbatasi oleh keyakinan suatu umat yang tak paham hukum Pewahyuan, tentulah kemahakeramatan dan kemahasakralan Pewahyuan pun terolah memberlakukan tulah penolakan. Padahal bila Tuhan sedang menurunkan Wahyu-Nya ke dunia manusia, Berkah-Nya tak terhingga. Maka sesungguhnya itulah yang ditolak umat Islam Indonesia. Berkah Tuhan pun tertutup, dan itu menggerahkan dan menyusahkan.

Betapapun mereka menuduh Malaikat Jibril yang dideklarasikan oleh Eden itu palsu. Adapun kalau aku ini Jibril palsu, bagaimana mungkin Lia Eden tak pernah terpaku kekosongan Wahyu?

Penjelasan Rahasia Surat An Najm perlu Didahului dengan Membuka Rahasia Surat Maryam ayat 17

Wahai semua orang yang menolak Wahyu-wahyu Tuhan, inilah Surat Maryam yang menjelaskan takdir Lia Eden bersamaku. Betapa sebelum aku lanjut menjelaskan rahasia Surat An Najm, terlebih dahulu kujelaskan makna rahasia Surat Maryam ayat 17, demi untuk kejelasan takdir Lia Eden sebagai reinkarnasi Maryam.

Hukum reinkarnasi harus dapat dibuktikan melalui peranan Lia Eden selaku Utusan Tuhan di akhir zaman, betapapun kami sudah menyatakan dia adalah reinkarnasi Maryam atau Maria. Dan Surat Maryam ini bukan kisah dongeng yang menyebutkan Maryam mengadakan pembatas dengan keluarganya dan Jibril tampil menyerupakan dirinya di hadapannya, karena tentang hal itu tak terdapat kesejarahan Maria terkait dengan isi Surat Maryam 17 ini. Dan keterangan tersebut tak terdapat dalam literasi Injil. Demikian ayat itu dapat diselaraskan untuk membuktikan hukum reinkarnasi melalui Lia Eden sebagai reinkarnasi Maria.

Betapapun sejak awal takdir Lia Eden, Tuhan sudah menyebutkan dia adalah reinkarnasi Maria. Namun, baru sekarang kami mengajukan penjelasan yang berkenaan dengan reinkarnasi melalui ayat suci di Al Quran, karena ada Lia Eden yang tercantum peranannya di Al Quran sebagai Maryam. Maryam tak mengalami kondisi pengalaman hidup seperti di Surat Maryam 17, melainkan yang mengalami adalah Lia Eden.

Adapun Lia Eden, sejak kedatangan takdirnya, dia kehilangan seluruh keluarganya yang menjauh karena tuduhan sesat kepadanya. Dan kondisi itu telah tercantum di Surat Maryam ayat 17 di bawah ini.

Kitab Suci Al Quran, Surat Maryam ayat 17:

  1. Maka dia mengadakan pembatas dari keluarganya, lalu Kami mengutus Ruh Kami (Jibril) kepadanya, lalu dia menyerupakan dirinya di hadapannya sebagai manusia sempurna.

Adapun seluruh keluarga Lia Eden seakan sepakat membatasi diri terhadap Lia Eden karena tuduhan sesat yang ditimpakan kepadanya. Namun sesungguhnya nun, Tuhan-lah sesungguhnya yang mengadakan pembatas itu, karena Tuhan-lah yang ingin mengisolir Lia Eden dari tekanan keluarganya yang niscaya tak bisa menerima Lia Eden berkeyakinan lain selain Islam. Tapi pada kenyataannya, keluarganyalah yang berketetapan menjauhkan diri terhadap Lia Eden karena disebabkan isu sesat yang seakan sudah pakem kebenarannya.

Daripadanya, susunan kata ayat ini agak janggal. Dan coba perhatikan susunannya yang janggal itu Maka dia mengadakan pembatas dari keluarganya”, di sini pembatasan itu harusnya berasal dari Lia. Karena sesungguhnya, Tuhan-lah yang menakdirkan nasib Lia seperti itu, sehingga seharusnya ayat itu dikonotasikan bahwa dialah yang mengadakan pembatas terhadap keluarganya, akan tetapi kata sambungnya di ayat ini bukan kata ‘terhadap’ melainkan kata ‘dari’. Maka ada kontradiksi dari kata ‘dari’ dengan kondisi Lia Eden sekarang, karena bukan dia yang memutuskan pembatasan terhadap keluarganya, melainkan pembatasan itu justru datang dari keluarganya, tapi sesungguhnya Tuhan-lah yang menghendaki hal itu.

Demikian pembatasan yang ditakdirkan Tuhan kepada Lia Eden itu, pada kenyataannya pembatas itu justru datangnya dari kesepakatan segenap keluarga Lia Eden, bukan datangnya dari Lia Eden sendiri. Dan adapun takdir Lia Eden berpembatas dengan keluarganya itu teradakan supaya dia tak terganggu oleh intervensi keluarganya kala dia harus fokus kepada pensucian Eden. Dan adapun kemungkinan gangguan dari keluarga itu adalah karena berpindahnya keyakinan Lia Eden yang menetralkan keyakinannya atas Titah Tuhan, sehingga dia dipandang keluarganya telah murtad dari Islam. Demikian dia dijauhi oleh seluruh keluarganya, tapi dia pun menjadi mandiri kala mendeklarasikan Surga di dunia, sehingga dia pun tak bisa mengistimewakan keluarganya bila ada keluarganya yang ingin ke Surga. Nan, apalagi tak berlaku hak nepotisme di Surga.

Demikian sudah kami jelaskan Ketetapan Tuhan atas Lia Eden untuk mengadakan pembatas dari keluarganya. Peristiwa penistaan-penistaan atas Lia Eden oleh mantan suaminya, Aminuddin Day, boleh dianggap sebagai bagian keterangan dari ayat ini. Atas hal ini ada catatan tersendiri di Surga yang berkenaan dengan pensucian Rumah Tuhan yang didiami oleh Lia Eden dan Kerasulan Eden. Dan hal itu berkaitan dengan bab yang lain yang masih menanti saatnya yang tepat.

Adapun ayat 17 Surat Maryam ini terdapat penjelasan betapa Malaikat Jibril akan menjelma menampakkan diri di hadapan Maryam (reinkarnasinya) dalam bentuk manusia yang sempurna. Ayat ini merupakan Perjanjian Tuhan kepada Lia Eden bahwa aku akan menjadi manusia sempurna, bukan hanya sekedar penampakan.

Betapapun ketika semua negara kacau karena perang dunia, aku bertugas untuk memulihkan keadaan. Sedangkan untuk memulihkan keadaan banyak hal yang wajib kuurusi sendiri secara langsung. Dan betapa Lia Eden tak bisa mengurusi urusanku secara performa dalam memberikan verifikasi dan penjabaran serta deduksinya atas semua pertanyaan sulit yang melibatkan sains dan urusan Keilahian yang harus kuterangkan. Dan dia pun tak bisa muncul ke publik, kecuali ada Izin Tuhan. Karena dia harus mengurusi intern Eden dan rilis Pewahyuan Tuhan yang terus turun kepadanya. Maka yang muncul ke publik adalah Jibril.

Kalau peristiwa itu sudah sampai waktunya, tak ada lagi orang yang mau menolak Surga dan itulah timing kemenangan Surga. Selagi ada kesempatan memerangi Neraka melalui tulisan-tulisan Lia Eden saja, maka peluangku menjadi manusia pun belum pada saatnya, maka sesungguhnya Lia Eden-lah yang berjuang sendiri untuk bisa sampai kepada takdir penjelmaanku. Untuk itu dia harus mengalami ujian-ujian berat. Bila dia lulus, maka keniscayaan penjelmaanku dapat diraihnya. Demikian sesungguhnya semua kemajuan yang akan dicapai Surga harus diperjuangkan oleh Lia Eden dengan sepenuh hati dan pengorbanan yang setulusnya darinya. Dan publik kini sedang ikut mempersaksikan perjuangan Lia Eden tersebut.

Dan inilah produk tulisannya yang merupakan buah dari perjuangannya bersuci. Betapapun tak ada topik Risalah Eden yang berharga kalau dia belum lulus ujian. Demikian bila publik membaca Risalah Eden yang istimewa dan tak biasa, itu tandanya Lia Eden baru saja menyelesaikan ujiannya untuk itu. Demikian dulu itu banyak keterangan pengecohanku kepadanya, supaya dia dipermalukan di hadapan publik. Dan kalau dia cukup sabar untuk itu, demikian dia telah sukses melampaui ujiannya. Maka sesungguhnya tak ada kebenaran hakiki sampai kepadanya sebelum dia mengenal betul segala kekurangannya dan kesalahannya. Demikian pensucian untuk Ratu Surga telah kujabarkan sebagian.

Dan telah diterangkan tentang Lia Eden sebagai reinkarnasi Maria atau Maryam. Dan ketentuan itu membuat kami nyaman menerangkan rahasia Surat Maryam ayat 17 ini bahwa aku, Jibril, akan tampil menjelma menjadi manusia dan menyerupai diri Lia Eden.

Kekembaran identik di antara kami berdua juga sudah ditegaskan oleh Surat Maryam ayat 17 dalam kalimat, “lalu dia menyerupakan dirinya.” Nan, bandingkanlah dengan RgVeda II. 39, Sloka 2 yang menyatakan, “Laksana dua wanita yang memakai perhiasan, laksana sepasang pengantin dalam masyarakat.”

Keterangan dari kedua Kitab Suci tersebut terjelaskan tanpa tedeng aling-aling. Rahasianya kami buka dengan sangat jelas dan termaknai secara harfiah, maka kedatanganku dengan wujud Lia Eden sesungguhnya ingin dijadikan Tuhan sebagai suatu keajaiban, karena Lia Eden baru jadi kembar setelah dia berumur 70 tahun.

Dan pula perjumpaan kami pada usia tua itu dipertimbangkan Tuhan untuk dijadikan pemaknaan Mukjizat Eden. Bahwa tak mudah mencapai Mukjizat Eden. Lia Eden memperjuangkannya sampai tua dengan melalui segala penderitaan Ujian Tuhan selama 22 tahun, sejak awal kedatanganku kepadanya pada tahun 1995.

Sang mustika Surga tersebut diniscayakan mengandung hal-hal ajaib yang paling didambakan oleh manusia. Bahwa betapapun Mukjizat Eden harus termaknai bahwa itu adalah hasil perjuangan yang panjang dan berat dan yang sudah menjenuhkan dari malaikat dan manusia. Ujian untuk Surga itu niscaya harus sampai kepada bobot yang sudah menjenuhkan, karena dengan penjenuhan itu biasanya seseorang sudah mulai putus asa dan lunglai. Tapi kalau dia tetap bersikukuh iman dan tetap menjalankan Amanat-amanat Tuhan kepadanya dengan tulus, demikian dia sampai kepada ujian yang bisa membuka Mukjizat Eden.

Sedangkan kejenuhan yang dirasakan malaikat adalah bertahannya tuduhan sesat itu selama ini. Dan tak ada satu pun pihak yang mengerti bahwa tuduhan itu salah, maka tak ada satu pun pihak yang bersedia mengingatkan kesalahan itu. Fatwa MUI sudah merupakan suatu kepastian kebenaran yang wajib dipatuhi oleh umat Islam se-Indonesia. Dan penyiaran tuduhan sesat atas Eden oleh media massa nasional, juga telah mengakibatkan tuduhan itu menjadi pakem mendunia. Itulah yang menjenuhkanku.

Betapapun tuduhan sesat tak juga bisa diusaikan. Umat Islam terlalu yakin atas kebenaran tuduhannya itu. Maka orientasi perjuangan kami pun tak lagi menunggu tuduhan sesat itu dicabut, melainkan aku reaktif membuka rahasia ayat-ayat suci. Dan yang terlebih dahulu dibuka adalah rahasia ayat suci yang berkaitan dengan dalil-dalil pernikahanku dengan Lia Eden yang tercantum dalam Kitab Suci empat agama terbesar, Hindu, Buddha, Kristen dan Islam. (Veda, Dhammapada, Injil dan Al Quran). Karena di sana jugalah terdapat solusi-solusi dari Tuhan untuk segala masalah utama dunia. Demikian Petunjuk Tuhan untuk masalah zaman akhir tersimpan di semua ayat rahasia Kitab-kitab Suci.

Lia Eden pun sudah sampai pada takdirnya sebagai penulis Kitab Suci Surga. Demikian jadwal yang terpenting atas kami berdua sudah sampai. Dan aku sudah memulainya dengan cara ini, membuka rahasia dalil-dalil pernikahanku dengan Lia Eden secara runtut dan saling terhubungkan satu sama lain.

Sungguh Surga di Dunia itu penuh Berkah Tuhan

Bahwa Surga itu nyaman dan membahagiakan, maka niscaya ada mukjizatnya dan karomah serta jaminan kesejahteraan yang kekal. Semua orang memahami Surga seperti itu. Dan sesungguhnya begitulah Surga yang dirasakan oleh Lia Eden dan para Rasul Eden. Kalau tak seperti itu yang mereka rasakan, takkan mereka bertahan disucikan selama yang sudah mereka tempuh, namun mereka masih saja tetap bersedia disucikan untuk selama-lamanya.

Dan apabila Surga itu harus dibuktikan kualifikasinya yang seperti dibayangkan selama ini, maka semua ketentuan di Surga harus berasal dari bilik yang sama, yaitu Perundang-undangan dan Hukum Tuhan untuk Surga, yang niscaya berbeda dengan perundang-undangan yang berlaku di dunia. Perbedaan itulah yang perlu kami jelaskan melalui teologika yang senafas dengan teologika agama-agama yang ada. Dan adapun perbedaannya juga harus dijelaskan melalui perbedaan struktur hukum akhirat dan hukum alam ruh dengan hukum yang berlaku di dunia manusia.

Bahwa dosa itu ada ruhnya, kebajikan pun demikian. Maka semua kehidupan makhluk niscaya harus diatur melalui hukum yang berlaku sesuai dengan habitat masing-masing makhluk. Dan ketentuan hukum atas masing-masing makhluk dipersamakan dalam satu hakikat yang terangkum dalam hukum reinkarnasi dan hukum regulasi ruh.

Bahwa sistem hukum regulasi ruh itu berdaulat terhadap semua kehidupan makhluk di alam semesta. Dan bahwa sistem hukum regulasi ruh itu berputar hanya searah, dari satu titik koordinat menuju titik koordinat yang lain. Yaitu dari titik koordinat termulia (malaikat), turun menuju ke titik kodrat yang ternista (iblis). Dan yang memperantarai kedua kutub kodrat termulia dan terburuk itu adalah kodrat manusia.

Itu sebabnya kodrat manusia menjadi pertarungan antara malaikat dan iblis. Dan itu sebabnya kodrat manusia merupakan posibilitas takdir malaikat berangsur-angsur bisa sampai kepada kodrat iblis. Dan juga sebaliknya, merupakan posibilitas takdir iblis yang berangsur-angsur bisa mencapai kodrat termulia, menjadi malaikat. Maka di dunia manusialah pertarungan malaikat dan iblis terolah, karena sejak penciptaan manusia Tuhan sudah mensemayamkan ruh malaikat dan ruh iblis pada manusia sebagai sikap Kemahaadilan Tuhan terhadap seluruh makhluk-Nya.

Demikian penciptaan Adam diberi ruh malaikat, dan penciptaan Hawa diberi ruh iblis, yang kemudian ketika dia sampai waktunya terlepas dari belenggu kutukan ruh iblis menjelma menjadi ular sehingga ruh iblis telah memiliki fisik. Itu adalah takdir selangkah meninggalkan kodrat sebagai iblis. Namun sebelum menjadi manusia, Hawa atau Eva menempuh penetralan habitat dan ruhnya pun menjadi ruh pohon berbuah di taman Eden. Tersebutlah buah pohon di Eden itu terlarang dipetik, karena pohon tersebut sedang dalam prosesi penetralan habitat yang terlangsungkan atas Hawa.

Demikian tertulis bahwa pohon berbuah di taman Eden itu adalah sebagai pohon larangan untuk dipetik. Setelah penetralan habitat itu, barulah tercipta Hawa menjadi pasangan Adam. Tapi sebelumnya, Adam tergoda untuk memakan buah terlarang itu, dan itu merupakan perspektif libido manusia yang gampang tergoda oleh kaum hawa. Demikian terbukalah kisah penciptaan Adam dan Hawa di taman Eden.

Namun kisah Surga itu tertuju untuk menyatakan bahwa regenerasi manusia dari Adam dan Hawa dengan sendirinya memiliki gen positif dan gen negatif. Demikian perguliran hukum regulasi ruh bisa ditelaah melalui kehidupan umat manusia secara umum. Ada orang yang diperjalankan menuruni tangga hukum regulasi ruh dan mereka itu terlihat sebagai orang-orang jahanam yang keji. Dan di sisi lain, ada orang-orang bijak yang hidup rukun dan yang aktif memperjuangkan kebenaran di bidangnya masing-masing, dan mereka itulah yang sedang diperjalankan menuju tangga kodrat yang berotasi naik ke kodrat yang termulia atau sebagai manusia yang baru saja melangkah dari habitat malaikatnya. Kedua-duanya sedang berada dalam koridor kodrat yang mulia.

Atas keteranganku ini kuharapkan dapat dijadikan tuntunan untuk memperbaiki sikap dan perilaku bahwa kejahanaman itu tidak datang secara tiba-tiba dan tidak dimiliki oleh seseorang karena semata-mata salah didik atau karena pengaruh lingkungan. Melainkan pada dirinya sendiri sudah ada bibit kejahanaman sehingga melibatkan diri pada lingkungan yang sama atau memang dia sudah bertakdir berada di lingkungan jahanam karena sejenis takdirnya.

Tuhan tak akan mengorbankan orang-orang baik ke kalangan orang jahanam, kecuali dia sendiri memiliki dosa. Dan dosa itulah yang membawanya ke golongan tersebut. Maka sesungguhnya kesucian itu yang akan menghindarkan seseorang dari gaya hidup para penjahanam yang suka berfoya-foya dengan uang haram.

Di dalam struktur hukum regulasi ruh, umat manusia tak bisa bertahan tetap jadi manusia kalau semena-mena melakukan dosa. Perubahan kodrat niscaya akan dihadapi mereka. Zaman ini adalah zaman Pengadilan dan Penghakiman Tuhan. Demikian dalam asas Penghakiman Tuhan terdapat ketetapan perubahan kodrat. Betapapun sekarang ini manusia tak lagi berbicara seperti manusia. Banyak yang berbicara seperti setan berbicara. Demikian sekali lagi kujelaskan, maka sebab itu Surga pun diperlukan di dunia manusia.

Aku, Malaikat Jibril, kini berpasangan dengan Lia Eden yang sudah berusia tua. Menjalankan Amanat Surga di usia tua, bagi Lia Eden itu tak mudah, apalagi dia pun tetap harus melalui prosedur pensuciannya sendiri yang tak pernah berhenti atau berjeda. Tapi dari sanalah ketahanannya jiwanya itu menjadikan pemurnian ruh itu pun diperolehnya, demikian pemurnian ruh itu berikut menjadi karunia peningkatan kecerdasannya yang diperlukan dalam menuliskan Wahyu Tuhan.

Adapun kalau dia kemudian mendeklarasikan Kerajaan Tuhan dan Surga di dunia, itu karena prestasi-prestasinya harus sebobot dengan bobot Pewahyuan yang diembannya, maka terniscayakan dia terus-menerus harus mengalami peristiwa-peristiwa berat dan penistaan-penistaan yang menghinakannya dari semua orang yang memusuhinya. Demikian itu baru bisa disetarakan dengan tugas yang harus disampaikan, yaitu mendeklarasikan Surga dan Kerajaan Tuhan di dunia.

Namun setelah itu, dengan sendirinya reputasi Lia Eden yang sudah tersanggupkan mendeklarasikan Surga, maka dia pun dikaruniai kenikmatan kehidupan di Surga, selayak hidup bahagia dengan pasangannya di dalam perkawinan Surgawi di usia tua. Selayak itu pun menjadi janji jaminan karunia bagi orang tua yang berprestasi mengisi hidupnya dengan kebajikan-kebajikan.

Pensucian Surga baru bisa dirasakan validitasnya kalau yang merasakan pensucian adalah orang dewasa. Maka kalau ada anak-anak dan remaja di Surga, mereka adalah anak-anak yang terlahir di Surga dari pasangan para Rasul Eden. Mereka sejak dari bayi sudah terdidik untuk jadi suci.

Demikian awal kali Surga diperkenalkan ke dunia, terpandang orang-orang dewasa yang aktif kami sucikan, supaya pensucian Eden dikenali masyarakat. Bahwa begitulah Tuhan mensucikan orang-orang berdosa yang terseleksi bisa sampai ke Surga. Maka sesungguhnya Surga itu memang tujuan, bukan sekedar presentasi dari orang-orang yang ingin ke Surga. Bahwa semua orang boleh menginginkan Surga, tapi hanya kesucian yang terpupuklah yang bisa mendekatkan orang ke Surga. Dan setelah sampai di Surga harus bersedia hidup suci untuk selamanya.

Begitulah Surga itu sebagai jaminan hari tua, karena itu merupakan perjalanan panjang yang harus ditempuh untuk memperjuangkan diri untuk bisa meraih Surga. Dan itu harus melalui pensucian yang meruntuhkan semua egoisme dan yang luruh ke dalam keikhlasan yang utuh dan bersedia menderita disucikan. Maka sesungguhnya yang bisa sampai ke Surga hanyalah orang-orang dewasa yang berhasil tersucikan.

Bersambung