Tags

, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

pengakuan

Prosesi pengakuan dosa di Eden, dipimpin oleh Malaikat Jibril Ruhul Kudus dan dinyatakan bahwa pengakuan dosa tersebut disaksikan Tuhan secara langsung. Pengakuan dosa harus dinyatakan sejujur-jujurnya supaya tak ditegur Tuhan.

Demikian prosesi pengakuan dosa di Eden terdokumentasi sebagai awal pensucian Eden, Surga yang akan diturunkan Tuhan di dunia. Maka sesungguhnya prosesi pengakuan dosa di Eden itu terselenggarakan di bawah Pengamatan Tuhan secara langsung. Demikian pensucian atas Eden melibatkan komunikasi lintas alam. Komunikasi Tuhan, Malaikat Jibril dan manusia.

Kalau tak jujur di kala menjalani prosesi pengakuan dosa, maka dosa-dosanya tak habis terbasuh. Ketidakjujuran itu akan menjadi kendala pensucian, dan akan berlanjut sampai menjadi kegagalan disucikan. Maka jangan pernah tidak jujur di hadapan Tuhan karena itulah yang akan menjadi penggagalan Anda ke Surga. Sungguh dosa itu banyak yang terawali oleh karena ketidakjujuran. Dan dosa kebohongan niscaya dibalaskan dengan kebohongan juga. Menurut pertimbangan Tuhan, dosa kebohongan tak setara bila dibalaskan dengan cara yang lain, maka niscaya juga dibalaskan dengan kebohongan yang menggagalkan atau yang mempermalukan atau yang merugikan.

Suatu ketika apabila kami sedang ingin memperkenalkan modus pensucian kami atas Eden, maka kami mengadakan suatu program penting untuk Eden dan mereka diwajibkan berfokus terhadap program tersebut. Kala kami harus membawa mereka untuk bisa segera membuka Mukjizat Eden, maka kami harus memasukkan mereka semuanya ke suatu kondisi ujian yang paling tak diinginkan mereka, dan yang paling mempermalukan mereka.

Demikian kami menyatakan suatu wacana pembatalan Surga, karena Surga di Indonesia tak diindahkan. Dan itu berhasil menghimpun kerja sama yang definitif, yaitu mereka pun fokus mengurusi pembatalan Surga di Indonesia. Padahal, ketentuan yang kami nyatakan itu masih dalam perspektif yang masih jauh. Kami tak mengadakan ujian yang muskil kalau bukannya untuk menghadirkan suatu karunia yang besar. Dan kami takkan bisa melanggar ketentuan dengan membelokkan kebakuan yang sudah ditetapkan Tuhan sehingga kami harus mengada-adakan alasan muskil yang berkenaan dengan Ketentuan Tuhan padahal kami tahu hal itu niscaya belum waktunya terjadi. Namun atas Perkenan Tuhan kami hanya bisa tak berterus terang atas ketentuan waktunya yang sebenarnya. Demikian pensucian Eden dapat terselenggarakan dengan kepastian bisa mengangkat kualitas kesucian mereka.

Bahwa Surga Eden akan diangkat Tuhan lagi suatu ketika, sesungguhnya kami hanyalah mengedepankan sesuatu yang belum terjadi, tetapi niscaya akan terjadi. Namun ketentuan waktunyalah yang tak kami sebutkan yang sesungguhnya. Demikian kami membuat mereka kecele besar dan malu di hadapan publik. Maka sesungguhnya Ketetapan Tuhan yang benar yang kami angkat menjadi ujian. Demikian dari sanalah kami menyiasati pensucian kami terhadap Komunitas Eden.

Bahwa peristiwa pengangkatan itu pasti dan peristiwa pengangkatan itu harus memenuhi persyaratan, yaitu para Rasul Eden harus memiliki kesucian yang sama kualitasnya dan setara. Namun kami tak menyebutkan bahwa persyaratan kesetaraan kesucian itu belum bisa terpenuhi oleh Komunitas Eden. Ketika kami melibatkannya dalam pensucian muskil tersebut, publik memperolok mereka sebagai komunitas sesat yang sedang menunggu UFO di Monas, dan ternyata tak terjadi.

Dan kami mengelak untuk dinyatakan kami membohongi mereka, dan kami membuktikan kesucian merekalah yang belum setara. Namun sesungguhnya di antara alasan kami itu memang ada unsur kesengajaan menghakimi kebohongan yang masih ada di antara mereka dengan tak menepati apa-apa yang telah kami janjikan. Karena sah bagi kami menghakimi kebohongan juga dengan cara menunda kebenaran. Walaupun itu sejenis kebohongan, namun sah sebagai siasat pensucian. Tujuan pensucian untuk mendapatkan kesucian para Rasul kami nilai penting dan tak boleh ragu-ragu kami adakan untuk mereka. Karena kepastian peningkatan kualitas kesucian mereka niscaya harus kami sikapi dengan cara seperti itu.

Demikian mereka terpaksa menjalani ujian yang amat mempermalukan mereka. Tapi setelah itu terbuktikanlah kesetiaan dan ketawakalan mereka. Dan itulah yang membuka Mukjizat Eden. Maka sesungguhnya di dalam Pensucian-Nya terhadap Eden, Tuhan itu tak peduli betapa Dia telah mempermalukan para Rasul Eden karena Dia pun tahu bahwa setelah itu Eden akan dibahagiakan dengan terbukanya setingkap mukjizat Eden. Sesungguhnya Mukjizat Eden itu bertingkap-tingkap dan baru terbuka bila Komunitas Eden berhasil memenangkan ujiannya.

Pensucian Eden yang sedang menuju ke pensucian untuk meraih kesucian mutlak hanya bisa kami adakan melalui perjanjian pembukaan Mukjizat Eden yang bertingkap-tingkap. Tingkap pertama adalah pengaruniaan kemahakeramatan dan kemahasakralan Eden. Di dalamnya ada liputan kemakbulan doa yang tertinggi dan penulahan yang keras terhadap penista Eden. Dan terhadap Lia Eden terdapat karunia penyematan ruh Jibril ke dalam dadanya sehingga hal itu bisa membuka mukjizat penjelmaan Jibril jadi manusia yang serupa dengan Lia Eden ke publik yang ditemuinya. Itulah Mukjizat Eden yang sudah terbuka.

Adapun Pewasiatan Tuhan yang sudah disebarkan Eden berisi tentang pembatalan Surga di Indonesia. Itu sesungguhnya pun adalah ancaman Tuhan terhadap bangsa Indonesia yang telah menolak Surga-Nya. Karena di dalam setiap kepastian niscaya baru bisa terselenggara apabila ada penyebab yang kuat dan bersifat hakiki. Demikian Ancaman Tuhan terhadap bangsa Indonesia dapat dipastikan akan dijadikan Tuhan, apabila penolakan bangsa Indonesia terhadap Eden sudah tak dimungkinkan berubah.

Demikian Tuhan menantikan perwujudan penolakan bangsa Indonesia itu menjadi utuh bilamana akan sampai kepada penolakan total. Demikian ancaman Tuhan sudah dinyatakan di Pewasiatan-Nya. Namun demikian, itu pun dijadikan cara untuk mensucikan Komunitas Eden demi mendahulukan Pensucian-Nya untuk membuka Mukjizat Eden. Karena Tuhan menilai Mukjizat Eden sudah sangat dibutuhkan oleh Eden, mengingat penolakan terhadap Eden sudah cukup lama dan sudah waktunya memperlihatkan kebenaran Eden.

Demikian sesungguhnya pembatalan Surga di dunia tak bisa digolongkan sebagai masih dalam wacana, melainkan sudah termasuk dalam bagian Ketentuan Tuhan. Hanya ketetapan waktu yang masih dirahasiakanlah sehingga yang tertampilkan menjadi ujian atas Komunitas Eden.

Secara logis Surga niscaya akan diangkat kembali oleh Tuhan. Surga tak dibiarkan mendiami bumi untuk selama-lamanya, karena takkan pernah ada suksesi pemahkotaan atas Ratu Surga, bilamana Ratu Lia Eden wafat. Dan Surga yang bersifat hakiki takkan diturunkan Tuhan sebelum akhir zaman, saat telah tiba waktunya Tuhan mengadakan Pengadilan-Nya di dunia manusia.

Demikian sifat kesementaraan Surga di dunia merupakan Ketetapan Tuhan yang valid kemutlakannya. Adapun kalau Eden pernah menuliskan Pewasiatan Tuhan yang menyatakan Tuhan akan mengangkat para Rasul Eden ke Surga yang kedua di langit, itu adalah peristiwa pensucian berat bagi Utusan-utusan Tuhan, karena hal itu amat mempermalukan mereka semua. Tapi untuk membuka Mukjizat Eden, niscaya ada pensucian muskil yang berat ditanggung oleh para Rasul Eden. Demikian penjelasan kami yang lebih lanjut tentang peristiwa kegagalan Eden menantikan pengangkatannya di Monas, 31 Mei 2015.

Namun demikian pembatalan Surga di dunia itu memang perlu diterjemahkan sebagai Ancaman Tuhan atas kesalahan bangsa Indonesia yang tak peduli ada Surga di negerinya. Dan Muslim Indonesia justru sudah menolak Wahyu-wahyu dan Surga serta Kerajaan Tuhan dengan tandas, karena menurut mereka adalah tak perlu meyakini apa-apa yang disampaikan oleh Eden.

Pensucian Eden lebih terfokus kepada penaklukan diri sendiri dan mewaspadai godaan iblis memasuki pikiran mereka. Pertarungan malaikat dengan iblis itu tak berwarna dan tak tercium dan tak terlihat gelagatnya, dan tak juga menggunakan isyarat untuk membuat kelayakan atas jebakan-jebakannya.

Iblis selalu ranum godaannya, seperti merebakkan kenikmatan dosa dalam pikiran manusia. Maka dia tak perlu menyatakan diri kala mematangkan pikiran-pikiran manusia terhadap dosa. Sedangkan malaikat senantiasa di dalam jalur kepastian hukum Tuhan. Perbedaan kategori itu menjadikan Surga sampai sekarang masih sedikit penghuninya, sedangkan neraka berjubel, pating kruntel penghuninya.

Selayak iblis tak pernah kulonuwun melancarkan jebakannya. Dan demikian sebaliknya, Jibril harus aktif mensucikan melalui cara apa saja, tapi tetap dengan cara yang suci. Tak ada bunyi gong untuk menyatakan, “Inilah ujianmu!”

Kewaspadaan terhadap ujian itu merugikan malaikat. Tapi kewaspadaan terhadap jebakan iblis menguntungkan malaikat.

Sabotase terhadap kelancaran Kewahyuan kepada Lia Eden sangat diusahakan oleh dajjal yang tak menginginkan Lia berhasil mengeksiskan Surga di dunia. Maka dia memakai orang-orang yang memusuhi Eden.

Selayak demi menguatkan daya sensitifitasnya terhadap kekuatan gaib yang meliputi dirinya, maka dia harus berwaspada terhadap serangan gaib dari lawannya, yang senantiasa mengincar ingin menggagalkan pendeklarasian Surga yang diembannya. Maka dia selalu awas memperhatikan gejala kesalahan di antara para Rasul Eden di sekitarnya dan juga mewaspadai kedalaman dirinya sendiri dan awas terhadap kejadian sehari-hari yang mengeluarkan suara yang mengejutkan seperti barang yang pecah, terjatuh, terluka. Suara-suara keras yang mendadak bagi mereka adalah suatu tanda yang buruk bagi mereka. Maka mereka terbiasa berhati-hati dan tertib untuk menghilangkan kemungkinan ada sesuatu yang pecah atau mengeluarkan suara keras. Demikian komunikasi kami untuk mengingatkan kewaspadaan.

Dari pensucian dirinya dan dari pengalamannya berkomunikasi dengan Tuhan dan dengan malaikat, maka dia pun memiliki kepercayaan diri melawan dan bertahan dari serangan iblis yang nyata maupun yang terselubung. Dia sanggup mendengar langsung ocehan dan ancaman iblis, dan bahkan nyanyian iblis yang sengaja diperdengarkan kepadanya.

Bahkan sedemikian nyatanya sampai hembusan dengusan suara iblis itu mampu dirasakan olehnya. Itu pertanda getaran selemah apa pun dari iblis dapat terdeteksi olehnya. Dan pelatihan semacam itu baru dialami tatkala dia sedang berada di pusat keramaian iblis yang bercokol di pusat-pusat dosa, yaitu sewaktu dia di penjara.

Di sana melintas berbagai kejadian dosa-dosa vulgar, dan dia menyaksikan hal itu. Maka semua sinyal iblis di sana dipelajarinya. Demikian, takdirnya dipenjarakan memang sudah tertulis dalam suratan nasibnya. Hal itu ditujukan untuk menambahkan wawasannya atas asas-asas hukum, dan lebih jauh mengetahui trik-trik pelanggaran hukum, dan untuk mengenali lebih jauh cara-cara iblis bekerja.

Pemenjaraan baginya sekaligus untuk menguji ketahanan imannya, dan untuk mengasah keberaniannya untuk melaksanakan tugas-tugas berat dari Tuhan yang membahayakan dirinya. Dan pengorbanannya kala itu pun diperhitungkan untuk menjadi bekal kesuksesannya nanti.

Nun, kewaspadaan terhadap serangan iblis mau tak mau harus dipelajarinya, melalui pengalaman pribadi yang dialaminya. Pengetahuan tentang dunia iblis dipelajarinya melalui pelatihan insting dan melalui pengamatannya tatkala dia dipenjarakan dua kali dahulu. Di penjara, serangan langsung iblis kepadanya menjadi nyata.

Adapun dari kekonkritan penyebab teradakannya tanda dua garis di dahi Lia Eden, kiranya itu pun dapat termaknai suatu peristiwa transenden. Bahwa pemberian kecerdasan yang instan, tak mungkin dapat diperoleh oleh siapa pun, kecuali melalui keberkahan dari Tuhan semata. Sesungguhnya kecerdasan bisa dihapuskan Tuhan dan pula bisa ditingkatkan, bisa sampai berkali-kali lipat sesuai dengan ketentuan Anugerah Tuhan.

Seseorang dalam usia lanjut mustahil dapat meningkatkan kecerdasannya secara permanen dalam kondisi wajar. Selaku orang lanjut usia yang sedang menempuh sisa-sisa usianya, demikian Lia terproteksi dari anggapan terhipnotis oleh makhluk jin, karena dia berhasil membuktikan ilmu yang dituliskannya adalah terobosan baru sama sekali, tanpa berbahasa ilmiah dan menuliskan rumus-rumus. Tapi dari dalam dirinya bisa terungkapkan suatu rumusan yang bila dicermati oleh para ahli, hal itu dapat diprediksikan akan sampai pada temuan TEORI SEGALANYA. Itulah yang menandakan dia bersama Tuhan.

Adapun Malaikat Jibril akan datang menyerupai Lia Eden termasuk tanda di dahinya dengan maksud agar mereka tak bisa dibedakan, karena mereka adalah merupakan satu kesatuan Utusan Tuhan. Demikian penyebutan “mereka” di ayat tersebut sudah termaknai. Selayak Tuhan sudah berwahyu kembali dan telah pula membuat Tabut-tabut Perjanjian baru.

Adalah lebih baik para peneliti mencari bukti tentang Tuhan melalui apa-apa yang kami turunkan di Eden, tak perlu buang-buang waktu mengadakan perburuan artefak-artefak kuno untuk meyakinkan adanya Tuhan atau tidak. Kecuali perburuan artefak kuno itu dimaksudkan untuk penggalian sejarah yang belum terungkap.

Adapun pernyataan ini kami garisbawahi karena semua bukti bahwa Tuhan ada dan Maha Kuasa sedang diperagakan dengan bukti-bukti yang melimpah di Eden, dan tak perlu susah-susah untuk menelitinya sebab kami sudah mempersiapkan segala bukti itu. Bukti itu demi menjadi pewasiatan dari Tuhan untuk semua orang di dunia ini, sebelum para Rasul Eden kami bawa berpindah ke langit, ke Surga yang utama (Surga Eden Darussalam). Adapun perjanjian itu niscaya akan dipenuhi Tuhan.

Dari sanalah keutamaan pembuktian bahwa Tuhan itu ada dan Maha Kuasa sedang kami adakan, dan kami akan membuktikan Kemahakuasaan Tuhan yang berteknologi, demi menaklukkan angan-angan teknologi manusia yang salah arah atau yang kurang bermanfaat, atau yang bahkan berbahaya.

Demikian mematerinya Pembuktian Tuhan itu sehingga kami niscayakan takkan ada lagi yang akan melecehkan Keberadaan Tuhan. Kalau untuk mempelajari partikel sub-atomik, fisikawan memakai akselerator partikel untuk mencari Partikel Tuhan, dan peneliti membangun tempat laboratorium terbesar di dunia di Grenobel Perancis.

Seberapapun, Penumbuk Hadron Besar itu diasumsikan dapat menghasilkan temuan-temuan baru dan dapat melakukan percobaan-percobaan yang bisa menemukan standar teori, yang merangkum pengetahuan tentang mekanika kuantum medan elektromagnetik dan partikel fisika. Sehingga, penemuan bisa mengarah pada TEORI SEGALANYA, yang bisa menjelaskan momen penciptaan.

Demikian, Tuhan mendatangkan Malaikat Jibril yang akan menjelma jadi manusia, dan membawa seperangkat teknologi mukjizat modern dari Tuhan. Dan penjelasan Kemahaglobalan Tuhan yang kekal berotasi dan Kemaharuhan-Nya, kiranya dapat terpatrikan untuk mendasari para ilmuwan mendapatkan TEORI SEGALANYA.

Dan Malaikat Jibril akan berada di tengah kalangan manusia, untuk menemani para ilmuwan yang tidak atheis, untuk memberikan ilmu dari Tuhan agar para ilmuwan mengedepankan ilmu merancang dan membangun teknologi yang tepat guna, melalui rumus-rumus baru dan yang terbaharukan, dan mewujudkan TEORI SEGALANYA. Tapi perjanjian ini baru bisa terbuka bila Mukjizat Eden tak ada lagi kendalanya. Dan kendala yang utama bagi Eden adalah penolakan bangsa Indonesia atas Kewahyuan Tuhan. Karena manalah tiba-tiba saja Mukjizat Eden dibukakan ke publik sedangkan publik masih saja menolak Eden. Untuk itulah maka Risalah Tuhan yang terkini bernada amat keras dan mengancamkan penaklukan atas Indonesia.

TEORI SEGALANYA bila itu sangat diharapkan oleh para saintis, hal itu bisa disesuaikan melalui penjelasan yang sudah kami nyatakan ini. Namun keterolahan teori hanya bisa sukses bilamana saintis yang meminatinya mengambil jalan hidup suci. Anugerah Tuhan pada saat ini niscaya melalui kesucian. Karena kami bisa pastikan dengan sudah diketahuinya Wujud Tuhan yang Bulat, maka TEORI SEGALANYA bisa dicapai.

Demikian dapat diharapkan ada banyak saintis yang beriman dan bersedia bersuci, untuk memudahkan menemukan TEORI SEGALANYA diturunkan Tuhan, melalui jalan itu umat manusia terbawa memulai peradaban suci dan membangun teknologi yang lebih tinggi lagi, dan dapat digunakan untuk melanglangi semesta mencari tempat hunian baru di bumi yang baru. Keterangan kami ini tertuju untuk publik dunia yang meragukan Keberadaan Tuhan. Selayak umat manusia jangan lagi ada yang atheis ataupun agnostik dan pula tak politheis atau paganis karena semua itu tak sesuai dengan hukum alam.

Filosofi Teologi Naturalisme mutlak mendasari Monotheisme Mutlak yang universal, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa secara mutlak. Jangan pernah lagi Kemahaesaan Tuhan dipersandingkan dengan kecintaan umat terhadap para nabi atau rasul atau figur yang diutus menyampaikan Firman-firman Tuhan, siapa pun dia dan seberapa pun hebat mukjizatnya yang tercatat dalam kitab suci, ataupun yang valid yang tercatat dalam sejarah kehidupannya. Sebab mukjizat para nabi dan kebijaksanaan tutur katanya dalam menyampaikan ajaran agama semuanya berasal dari Tuhan.

Demikian pada saat sekarang ini, kami mengajarkan umat manusia untuk menghentikan kemusyrikan dan pengkultusan atas Utusan Tuhan. Dalam takdir Lia yang Ratu Surga, harus kami tiadakan kemungkinan dia dituhankan. Demikian dia kami sucikan sehingga Lia Eden terekspos pernah berdosa, dan pengakuan dosanya terdokumentasikan di Eden. Dan kami sebutkan identitas ruhnya selayak kami pun wajib menjelaskan tentang genetika ruh.

Maka pengkultusan terhadap Bunda Maria, sekaligus terhadap Lia Eden harus ditiadakan, untuk menjaga keutuhan Monotheisme Mutlak (ketauhidan yang mutlak) Ketuhanan Yang Maha Esa. Daripadanya, semua agama-agama pun kami luruskan untuk meniadakan pengkultusan terhadap pembawa ajaran agama.

Karena, setiap karakter para Nabi atau Rasul dan Utusan Tuhan yang dicintai oleh umatnya niscaya adalah kesempurnaan karakter yang Tuhan berikan kepadanya masing-masing, demi menjadikan dia sebagai panutan dan dicintai, sehingga Ajaran Tuhan yang disampaikannya menjadi kekal, sebagai pengikat iman bagi semua orang yang menganut Ajaran-Nya.

Saat ini Utusan Tuhan Lia Eden kami sucikan secara terbuka, apa pun dosa-dosanya dan dosa-dosa keluarganya, valid terdokumentasi sebagai dokumen pensucian atas dirinya. Hal itu berguna untuk mengantisipasi pengkultusan terhadap dirinya lagi kelak.

Sungguh, dia dan anaknya, Mukti Day, yang kami nyatakan sebagai reinkarnasi Yesus, telah mengalami ujian khusus untuk mengadakan penafian pengkultusan atas diri mereka, karena mereka berdua sudah dikultuskan oleh umat Kristen. Bahkan, Yesus dinyatakan sebagai Tuhan dan Maria dikultuskan sebagai Bunda Allah.

Demikian itulah yang membebani ruh Lia Eden. Penebusan dosa itu teradakan melalui semua kendala dan bahaya yang dialami kala dia harus menyampaikan Wahyu-wahyu Tuhan. Demikian dia mengarungi bahaya-bahaya yang mengancamnya. Dan dia pun selama ini dirundung rasa sakit. Dia merasakan tubuhnya berat dan sakit-sakitan dan senantiasa dirundung keletihan fisik. Semenjak dia memasuki takdirnya, dia menanggung perasaan nyeri dan tak nyaman sepanjang hari. Dan setiap hari hal itu dirasakannya tanpa bisa dikurangi, kecuali dia diterapi oleh para Rasul Eden yang merawatnya. Demikian, dia baru dapat terpejam dan bisa istirahat dari perasaan sakit dan tak nyaman dari keletihan.

Segala penyakit yang diderita mengikatnya selamanya, sampai dia berhasil menauhidkan kembali semua agama di dunia. Walaupun demikian, dia pun dalam perjanjian kudus dengan Tuhan bahwa dia mampu bertahan dari rongrongan deritanya itu, dan dia selalu dapat bangkit bekerja melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, kapanpun itu diperlukan.

Apa pun yang dialami Lia Eden itu bukanlah derita maupun kesulitan karena yang dialaminya itu adalah penebusan pengkultusan atas Maria, yang telah dinyatakan sebagai Bunda Allah. Pengkultusan itu terlalu berlebih-lebihan dan itulah yang ditanggungnya sekarang ini.

Sedangkan sebagai Ratu Surga dan Kerajaan Eden, dia difasilitasi ketahanan, keberanian dan kecerdasan dan kewaskitaan yang menjadikan dia dapat berhasil mengemban tugas dan tanggung jawabnya. Dan dia akan dimuliakan semua orang sebagai perempuan yang berjasa mendeklarasikan Surga, dan menyadarkan semua orang untuk kembali bertauhid.

Sedangkan anaknya, Mukti Day, reinkarnasi Yesus, mengalami ujian-ujian hidup sengsara dan tak mapan dan tak ditampilkan sebagai salah satu Rasul Eden oleh Tuhan. Selayak dia semestinya berada bersama ibunya di Surga, mengingat dia adalah Rasul Tuhan yang pernah berjasa menyampaikan ajaran Kristen kepada umatnya dan bahkan dia mati disalib. Sesungguhnya dia tak bersalah atas hal itu, karena dia pun tak pernah menyatakan diri agar dituhankan, namun penebusan dosa umat harus dijalaninya dengan cara seperti itu. Adapun dalam Perjanjian Tuhan atas dirinya, reinkarnasi Yesus tersebut baru akan memasuki takdir baiknya setelah ibunya berhasil menauhidkan semua agama, terlebih ajaran Kristen yang menuhankan Yesus.

Demikian dia harus kami tampilkan sebagai anak manusia yang berpembatas sehingga dia terbukti bukan Tuhan Yang Maha Memberkati. Hidupnya yang susah telah membuktikan hal itu bahwa dia bukanlah Tuhan. Demikian setelah ibunya berhasil menuntaskan tugasnya menauhidkan semua agama, maka terputuslah Mukti Day dari beban tulah penuhanan atas Yesus oleh umat Kristen.